Tanah Longsor di Tinoor, Tomohon |
Namun, jumlah korban kemungkinan besar bertambah lagi karena diperkirakan 20 orang masih tertimbun tanah longsor di kawasan Tambulinas III Lingkungan V Tinoor, Kota Tomohon. Akses jalan Manado-Tomohon juga masih terputus di Tinoor. Gara-gara longsoran itu, jumlah kendaraan yang terjebak di Tinoor sebanyak 125 kendaraan roda empat dan 40 kendaraan roda dua
Kemungkinan 20 orang tertimbuh tanah longsor di Tinoor itu diungkapkan Komandan Kodim 1302 Minahasa. Letkol Teguh Harry Susanto SE yang memimpin evakuasi kepada Tribun Manado, Kamis (16/1). "Besok (hari ini) kami akan melanjutkan evakuasi di kilometer 16 Tomohon. Di situ diduga ada masyarakat yang berteduh di rumah-rumah lalu kemudian ikut terseret banjir. Diperkirakan ada 20 orang di situ," ujarnya.
Di lokasi longsoran tersebut tiga warga ditemukan tewas pada Rabu (15/1) siang. Ketiga korban tewas yakni Alex Karinda dan cucunya Jeremia Pantouw warga Tinoor, dan Rony Sion Moguni (55), warga Kakaskasen III Lingkungan IV.
Ketiganya meninggal di dua lokasi longsoran berbeda tapi berdekatan di Tinoor. Alex Karinda dan cucunya meninggal di Tambulinas, Tinoor III Lingkungan V.
Rony, meninggal di dalam mobil Inova yang dikemudikannya saat membawa dr Olwien Oroh dan anak-anaknya. Menurut saksi mata, saat tanah longsor menerjang Tinoor puluhan orang yang sedang berteduh di dalam rumah terseret material longsoran termasuk 8 unit sepeda motor dan 8 mobil. Kolonel Harry Susanto mengatakan, selain terus berusaha melakukan evakuasi korban longsor di Tinoor, pihaknya melakukan normalisasi jalan untuk membuka akses jalan Tomohon- Manado yang terputus sejak dua hari lalu. "Kami dan pihak terkait lainnya masih berusaha membuka titik longsor di Tomohon. Namun hingga saat ini akses ke sana masih tertutup," jelasnya.
Dalam evakuasi Kamis kemarin, juga hadir di lokasi Wali Kota Tomohon Jimmy Eman, Sekretaris Kota Arnold Poli dan Kapolres AKBP Ratna Setiawati. Seorang korban berhasil ditemukan yakni Edo Hermansyah. Putra dari dr Fandy Hermansyah ini ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa lagi. Jenazah Edo ditemukan sekitar pukul 11.30 Wita di lokasi mobil yang terseret sekitar 300 meter dari jalan ke dalam tebing curam. Jenazah Edo langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bethesda Tomohon untuk dimandikan. "Ya, Edo yang did alam," ujar John
Tampaty, kerabat dekat korban saat keluar dari ruang pemulasaran RS Bethesda.
Jenazah Edo dibersihkan ayahnya dr Fandy Hermansyah dan kakaknya Farno Hermansyah yang selamat dari musibah naas tersebut. Kendati sangat berduka, namun keduanya terlihat tegar. Tak ada banyak kata yang terucap, hanya pandangan yang dilemparkan kepada Edo yang telah terbujur kaku.
Korban hilang yang belum ditemukan yakni, dr Olwien Oroh yang juga ibunda Edo, dan satu lagi istri Alm Fecky yang diduga ikut terseret longsoran. "Dua korban yang sudah dilaporkan hilang dan jelas identitasnya belum ditemukan, yakni dr Olwin dan satu lagi istri alm Fecky. Jadi, besok (hari ini) proses pencarian dan evakuasi berlanjut. Selain keduanya ada juga puluhan warga lainnya yang diduga tertimbun longgsoran di Tambulinas," kata Arnold Poli.
5 Warga Minahasa Tewas
Di Kabupaten Minahasa, korban tewas akibat banjir dan tanah longsor hingga Kamis (16/1) sebanyak lima orang. Mereka adalah Serly (40), warga Tateli 3, Kecamatan Mandolang, Adrince Kanoneng (52), warga Tateli 3, Yeni Welan (34) korban tanah longsor, warga Desa Kembes, Kecamatan Tombulu, Buang Lengkong (34) korban longsor, warga Kecamatan Tombulu dan Nico Runtuwene (56), korban longsor, warga Kecamatan Tombulu.
Tanah tanah longsor di wilayah Tombulu melumpuhkan akses jalan antara Desa Kembes dan Desa Rumengkor. SMK Negeri 1 Tombulu di ujung Desa Rumengkor juga kena dampak. Terpantau tanah longsor kala itu menutupi sekolah, tertinggal atap yang terlihat. Di sekolah tersebut mengakibatkan lima korban luka.
Bupati Minahasa, Drs Jantje Wowiling Sajow, Kamis (16/1), menurunkan dua exavator dan satu loder untuk membuka akses jalan Tondano, Rumengkor dan Kembes. Dibantu masyarakat, sejak pagi sekitar pukul 09.00 Wita normalisasi sudah dimulai. Bupati yang tiba di lokasi sejak pukul 11.00 Wita, menunggu dan mengawal pekerjaan jalan, bersama Kadis PU, Kaban BPBD dan masyarakat setempat. Hujan deras tidak menghalangi pekerjaan tersebut, bahkan semua tim yang diturunkan baru keluar sekitar pukul 17.00 Wita.
Di Kota Manado, berdasarkan data Kodim 1309 Manado korban meninggal akibat banjir yakniVentje Tatulu (52), Warga Ranotana, Fieber Sony Lowing (50),Warga Ranotana,Muhammad Husein (45), Warga Banjer dan Otmil Tumoka (43), warga Sindulang. Sementara menurut data kepolian selain keempat korban tersebut di atas, empat warga lainnya yang meninggal di wilayah Polresta Manado sampai Kamis (16/1) yaitu Ice Makanoning (60), warga Desa Sea Induk, Mama Arah (60), warga Tateli, Yenny Welah (37) dan Nicko Runtuwene (59), keduanya warga Kembes. (war/fin/kev/dma/fer/alp/ika/kel/erv)
Data Korban Tewas 1. Yu Mingkid (50), warga Desa Sawangan Jaga 3, Minahasa Utara.
2. Ventje Tatulu (52) Korban Banjir Warga Ranotana Manado
3. Fieber Sony Lowing (50) Korban Banjir Warga Ranotana Manado
4. Muhammad Husein (45) Warga Banjer Manado
5. Otmil Tumoka (43) warga Sindulang I Tuminting Manado
6. Soni Lowing (52), warga Ranotana Weru Manado
7. Serly (40), Warga Tateli 3 Mandolang Minahasa
8. Adrince Kanoneng (52), warga Tateli 3 Mandolang Minahasa
9. Yeni Welan (34), warga Kembes Tombulu Minahasa
10. Buang Lengkong (34), warga Tombulu Minahasa
11. Nico Runtuwene (56), warga Tombulu Minahasa
12. Fecky Karinda, warga Tinoor Tomohon
13. Jeremia Pantouw, warga Tinoor Tomohon
14. Rony Sion Moguni (55) warga Kakaskasen Tomohon
15. Edo Firmansyah, Tomohon
16. Ice Makanoning (60), warga Desa Sea Induk
17. Mama Arah (60), warga Tateli
Sumber: Kodim, Polresta Manado, Pemkab Minut
Sumber: Tribun Manado 17 Januari 2014 hal 1