Kekalahan yang Layak

Catatan Sepakbola Dion DB Putra

BOLA
selalu akrab dengan tawa dan tangis. Orang bisa tertawa girang karena pemain idolanya mencetak gol tapi sesaat kemudian bisa menangis sejadi-jadinya setelah menyadari betapa kemenangan itu pupus dalam hitungan detik.

Begitulah yang melanda Jerman 2012. Padahal Der Panzer punya rekor tanding tak terkalahkan pasca menyerah 0-1 atas Spanyol di semifinal Piala Dunia 2010. Mereka menang sepuluh laga pada babak kualifikasi Piala Eropa 2012 dan berturut-turut memenangi 15 laga resmi yang merupakan rekor baru dunia.

Publik Jerman memuji pelatih  Joachim "Jogi" Loew. Pesona si Jogi makin memukau selama penyisihan Euro 2012. Jerman satu-satunya tim yang meraih poin sempurna di sesi grup juga menang telak 4-2 atas Yunani di perempatfinal. Tapi kegemilangan itu   pupus di tangan Italia, Kamis 28 Juni 2012.

"Ke mana sentuhan emasmu, Jogi?" tulis koran ternama Jerman, Bild edisi  29 Juni 2012 di halaman utama. Ratapan itu seolah mewakili tangis  Philip Lahm dkk di kamar ganti Die Panzer  seusai kandas dari Italia di semifinal Euro 2012. "Kamar ganti kami penuh air mata. Tak ada suara sedikit pun. Senyap," ucap Loew kepada Bild. "Kami sangat kecewa dengan kekalahan ini. Tim telah bermain baik sepanjang turnamen dan saya belum pernah melihat hal sekritis ini. Semuanya akan belajar dari kekalahan ini," tambah Loew.

Striker legendaris Jerman yang lama menjadi bintang di Serie A Italia, Oliver Bierhoff  pun mengungkapkan lara batinnya. "Kami sangat terpukul dengan kekalahan malam ini," kata Bierhoff yang mendampingi Jogi sebagai asisten pelatih. Bild juga menulis suara hati 82 juta rakyat Jerman. "Kami gagal meraih juara lagi. Terakhir kami meraih trofi tahun 1996 (juara Eropa). Itu enam belas tahun lalu ketika Berti Vogts menjadi pelatih tim nasional."

Kegalauan hati sesungguhnya sudah melanda kubu Jerman saat melihat hasil babak laga perempatfinal. Italia di luar prediksi banyak pengamat sanggup mengalahkan Inggris 4-2 lewat adu penalti setelah duel 120 menit berakhir imbang 0-0 dalam pertandingan, Minggu 24 Juni 2012. Kegalauan antara lain dicetuskan Kapten  Jerman, Philipp Lahm yang berharap Inggris mampu mengalahkan Italia pada laga perempatfinal. Dia mengaku lebih senang jika skuad The Three Lions yang jadi lawan Der Panzer di semifinal. "Saya lebih memilih Inggris  karena itu akan jadi laga semifinal klasik," tutur Lahm.

Lahm Jerman lebih memilih Inggris karena Jerman memang punya rekor head to head   yang lebih baik jika berjumpa Inggris ketimbang bertemu Italia. Jerman sudah 28 kali bertemu Inggris di berbagai ajang termasuk laga persahabatan. Hasilnya cukup berimbang. Inggris menang 12 kali sementara Jerman 11 kali. Namun, catatan terakhir lebih menguntungkan Jerman. Di Piala Dunia 2010 Jerman  menggilas Inggris 4-1 di babak 16 besar, meski ada kontroversi ketika gol Frank Lampard tidak disahkan wasit.

Sementara menghadapi Italia, rekor skuad Die Mannschaaft amatlah buruk. Dari 30 pertemuan mereka (sebelum semifinal Euro 2012) Jerman hanya menang 7 kali, kalah 14 kali, sisanya seri. Jerman tidak pernah menang atas Italia s elama 17 tahun terakhir. Jerman bertemu Italia 7 kali di turnamen resmi dan tidak pernah menang. Termasuk kekalahan 3-4 di perpanjangan waktu semifinal Piala Dunia 1970 Meksiko, kalah 1-3 di final Piala Dunia 1982, dan kalah 0-2 di semifinal Piala Dunia 2006. Dalam pertandingan persahabatan Februari 2012 di Dortmund, Der Panzer pun hanya bermain imbang 1-1, meski sempat unggul 1-0.

Nah, trauma sejarah  itu kuat menghantui timnas Jerman.  Lahm sendiri merasakan sakit hati yang luar biasa saat dikalahkan  Italia pada semifinal Piala Dunia 2006. Saat itu, Jerman yang berstatus sebagai tuan rumah harus memberikan tiket final kepada  Squadara Azzura karena kalah 2-0 di masa extra time  setelah bermain 0-0 di waktu normal. Italia akhirnya keluar sebagai juara dengan menyisihkan Perancis di final lewat adu penalti. Bagi Jerman, Italia merupakan momok di lapangan hijau! Entah sampai kapan?

                        ***
IKHWAL kehancuran Jerman di semifinal Euro 2012, pemain legendaris Jerman Frans Beckenbauer memberikan cacatan berikut.

Di Jerman, warga sempat berkhayal seputar keberhasilan tim nasional mereka menjuarai Piala Eropa. Kekecewaan akhirnya memuncak setelah kekalahan yang layak, 1-2, dari rival lama dan lebih kuat, Italia, yang tak pernah dilibas Jerman di turnamen utama.

Setelah mengakhiri kejuaraan pada 2008 sebagai runner-up dan mencapai semifinal Piala Dunia 2010, semua orang di Jerman menginginkan trofi ini. Mereka juga berusaha tidak terlalu cemas pada data statistik, setelah beberapa laga brilian tim Jerman yang membuat mereka terkesan, yang ditunjukkan dalam berbagai kesempatan.

Meski demikian, Anda hanya bisa mengalahkan Italia jika Anda mengkreasi tekanan dengan memainkan permainan cepat. Jerman gagal melakukan itu pada babak pertama melawan Italia.Memang ada beberapa konsep dan teori yang tak berjalan benar. Sama dengan saat Bayern Muenchen tampil di final Liga Champions melawan Chelsea.

Italia telah mengejutkan kami, tim Jerman, sekali lagi. Terutama jika mencermati persiapan mereka menuju Piala Eropa 2012 yang dibayang-bayangi investigasi kasus pengaturan pertandingan komplet dengan pemberlakuan sanksi dan penahanan.

Namun, pada laga pertamanya, Italia membuat Anda terkesiap dan memaksa orang-orang menoleh kepadanya. Mereka bermain seri 1-1 dengan Spanyol, pada laga yang dianggap sebagai yang terbaik di penyisihan grup. Semua orang pun respek kepada Italia. Mencapai final tak pernah terpikirkan terkait keberadaan mereka sebagai tim yang dirundung masalah sebelum kejuaraan dimulai.

Pelatih Italia Cesare Prandelli juga banyak dipuji terkait kepercayaannya kepada striker berusia 21 tahun yang susah ditangani, Mario Balotelli. Penyerang Manchester City itu membayar kepercayaan sang pelatih dengan dua gol hebat ke gawang Jerman pada semifinal, satu dengan sundulan, satunya lagi dengan sepakan kencang yang sulit diikuti mata.

Kini Spanyol dan Italia akan bertemu lagi, kali ini di final. Saya percaya bahwa, meski Italia tampak tangguh, Spanyol akan mempertahankan gelar juara. Italia harus menutup banyak sisi lapangan saat melawan mereka. Sungguh hebat bagaimana Andrea Pirlo berkembang menjadi pengatur permainan, dibantu sejumlah gelandang, seperti Riccardo Montolivo. Seperti saya katakan, saya memilih Spanyol sebagai tim favorit. Akan tetapi, jika Italia bermain seperti ketika mereka menahan Spanyol 1-1 di babak grup,  Azzurri berpeluang besar untuk menjadi juara Eropa kali ini.


Lalu siapa yang akan keluar sebagai juara Eropa 2012? Tak ada yang tahu sampai final di Kiev berakhir 1 Juli 2012 atau 2 Juli 2012 dinihari waktu Indonesia. Siapa pun yang kalah, agaknya tepat kata-kata Sang Kaisar, Franz Beckenbauer: Itu sebuah kekalahan yang layak! Yang menang pun memang layak meraihnya.  Itulah sepakbola. Ada tangis, ada tawa.Ada kalah dan menang.

Selalu ada yang pertama dalam buku sejarah bola. Boleh jadi Spanyol akan menulis namanya dengan tinta emas sebagai negara pertama yang mampu mempertahankan Piala Eropa yang mereka rebut empat tahun sebelumnya. Itu rekor baru yang hampir saja diraih Jerman tahun 1976.  Boleh jadi juga sejarah itu belum menjadi milik La Furia Roja karena Italia lagi-lagi yang memupus impian besar mereka.*

Kairagi, Minggu 1 Juli 2012, sembilan jam sebelum kick-off final Euro 2012 antara Spanyol vs Italia di Kiev, Ukraina.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes