Prahara Salah Urus

KITA prihatin! Kita sedih melihat kenyataan 50 atlet dari 10 cabang olahraga meninggalkan Hotel Yuta Manado, Kamis petang 5 Juli 2012. Mereka telah menghuni hotel tersebut hampir tiga bulan guna  menjalani pemusatan latihan daerah (pelatda) sebagai persiapan untuk  membela kehormatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)  di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau, September nanti.

Jujur mesti kita katakan, meski ini terasa pahit, bahwa peristiwa tersebut mencermikan betapa kita tidak memperlakukan putera-puteri terbaik Sulut di bidang olahraga dengan sepatutnya. Pengurus sepuluh cabang olahraga yang lolos terpaksa memerintahkan para atlet meninggalkan Yuta sebagai ekspresi ketidakpuasan atas berlarut-larutnya pencairan dana PON. 

Dampak ketiadaan dana sudah lama dirasakan atlet dan ofisial. Hampir tiga bulan di Pelatda, para atlet belum menerima uang saku. Sarana latihan mereka pun  seadanya, bahkan menggunakan peralatan bekas. Manajemen Hotel Yuta sempat mengunci pintu kamar hotel karena kecewa pembayaran hotel masih tertunggak.
Keputusan para atlet meninggalkan Hotel Yuta pada 5 Juli 2012 jelas menebarkan kegalauan. Persiapan kontingen Sulawesi Utara menuju PON XVIII Riau bisa berantakan kalau benang kusut itu tidak segera terurai. Secara psikologis para atlet dan pelatih sungguh terbebani oleh situasi ketidakpastian ini.

Masyarakat Sulut sudah tahu akar masalahnya. Persiapan atlet PON 2012  terbentur dana yang terbatas karena lemahnya perencanaan. Dalam APBD 2012 dana hanya dianggarkan Rp 10 miliar dari kebutuhan ideal Rp 20 miliar. Hingga bulan Juli 2012 atau dua bulan sebelum perhelatan  akbar olahraga nasional itu Pemerintah Provinsi dan DPRD Sulawesi Utara masih "ribut" siapa yang harus disalahkan atas kekurangan dana tersebut.

Meski dana kurang, KONI Sulut tetap mempersiapkan atlet. Pelatda terpusat digulirkan sejak April lalu. Para atlet dikumpulkan di Hotel Yuta sebagai rumah bersama guna memudahkan koordinasi serta konsentrasi latihan. Itupun  hanya untuk beberapa cabang olahraga.  Karena dana kurang, KONI pun terpaksa berutang sambil berharap pemerintah provinsi dan DPRD segera menata anggaran dalam APBD Perubahan 2012. Eh ternyata belum kelar juga. Mengapa lama nian?

Kadang sulit dipercaya prahara salah urus  ini kok terjadi di Sulawesi Utara, salah satu provinsi gudang atlet nasional. Sulut selama bertahun-tahun memberi kontribusi yang signifikan bagi kebanggaan Merah Putih. Prestasi atlet daerah ini menjadi indikator nasional seperti di cabang  brigde, terjun payung,  bulutangkis, tinju, bolavoli dan lainnya. Kadang sulit dipercaya perencanaan di bidang olahraga masih menjadi masalah besar di daerah sepopuler Sulut, tempat penyelenggaraan banyak event berskala nasional dan internasional. Daerah dimana para pejabat publiknya begitu rajin bepergiaan untuk studi banding, baik di dalam maupun ke luar negeri.

Pesan kita sederhana saja. Kalau mau melahirkan anak bangsa dengan karakter yang tangguh agar mampu bersaing di masa depan, uruslah olahraga dengan kesungguhan hati. Jangan cuma piawai menenun politik praktis dengan sasaran jangka pendek. Akhiri sudah prahara salah urus ini! *

Sumber: Tribun Manado 7 Juli 2012 hal 10
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes