Oliva Sadi |
Oliva Sadi kini masih bersinar. Dia menjadi atlet NTT pertama yang lolos ke PON XIX tahun 2016 yang akan digelar di Bandung, Provinsi Jawa Barat. Oliva Sadi lolos setelah berhasil membukukan catatan waktu terbaik untuk melewati limit minimal PON XIX dalam Kejurnas Jateng Open 2015 di Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam lomba nomor lari 10.000 meter putri, Kamis (21/5/2015), atlet asal Kabupaten Manggarai Timur tersebut mencatat waktu 37.31.19. Oliva Sadi lebih cepat dari limit waktu minimal PON XIX 2015, yakni dua menit. Di nomor lari 10.000 meter putri, selain Oliva Sadi, atlet lain yang lolos ke PON 2016, yakni Septiana Dita dari Jawa Tengah dengan catatan waktu 38.32.36.
"Terima kasih Tuhan atas raihan yang saya peroleh hari ini. Tiket PON sudah ada di tangan. Sekarang tugas saya adalah berlatih lebih keras agar mempertajam catatan waktu yang ada agar bisa meraih medali di PON nanti," kata Oliva. Begitulah Oliva Sadi. Tak pernah mengekspresikan perasaannya secara berlebihan. Dia tahu diri bahwa cabang olahraga yang digelutinya itu terukur. Hasilnya tidak pakai perasaan subyektif. Anda juara karena Anda yang terbaik!
Lolosnya Oliva Sadi sesungguhnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Sekadar ajang PON sudah biasa baginya. Dia mengawali raihan medali bagi NTT di PON XV tahun 2000 di Surabaya, Jawa Timur dengan merebut perak nomor lari 5.000 meter. Empat tahun kemudian, di Palembang, Sumatera Selatan, Oliva Sadi mencatat prestasi spektakuler dengan merebut dua medali emas dan satu perak. Sempat pindah memperkuat Provinsi Kalimantan Timur di PON XVII 2008, Oliva kembali membela NTT di PON XVIII 2015 di Pekanbaru-Riau dengan merebut medali perak nomor lari 1.500 meter putri.
Kita bangga atas prestasi Oliva Sadi tetapi akan lebih berbangga lagi bila pada hari-hari ke depan segera melihat atlet yunior NTT yang bakal menjadi penerus Oliva Sadi. Jujur mesti kita katakan bahwa puncak prestasi Oliva Sadi dan atlet seangkatannya akan segera berakhir. Faktor usia sulit dilawan.
Sejauh ini kita belum melihat atlet usia muda yang kelak akan menjadi legendaris seperti para pendahulunya Oliva Sadi, Wempy Foenay Mace Siahainenia atau Welmince Sonbay. Kita yakin Pengprov PASI NTT yang dinahkodai Esthon Foenay menyadari kebutuhan tersebut dan mereka tiada henti bekerja melakukan pembinaan terbaik untuk melahirkan atlet berprestasi. Dari sisi potensi, NTT merupakan gudang atlet atletik Indonesia. Tinggal bagaimana kita merajut pola pembinaan yang sistematis dan berkesinambungan. Kita berharap atlet penerus Oliva Sadi akan hadir tidak lama lagi. Semoga.*
Sumber: Pos Kupang 23 Mei 2015 halaman 4