Di Lapas Anak Tomohon Kami Belajar Memaafkan

Napi Lapas Anak Tomohon di Tribun 28-9-2013
  "Jangan kau biarkan senyumanmu tenggelam. Di dalam hempasan lautan duka. Kau lihat layar terkembang menuju laut lepas. Kau dan aku pasti akan terbebas. Jangan kau takut terhalang karang-karang yang hitam. Semua pasti akan terlewati. Kau dan aku bersama mengarungi lautan samudra cinta."
Lirik lagu lawas berjudul Samudera Cinta itu seolah mengambarkan semangat hidup 22 narapidana (napi) anak dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tomohon, Sulawesi Utara. Mereka tampil gagah dan kompak ketika membawakan lagu ini bersama diiringi petikan gitar saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Tribun Manado, Sabtu (28/9/2013) pagi. 

Kunjungan ke Tribun Manado merupakan rangkaian acara rekreasi yang dijalani penghuni Lapas Anak Tomohon. Acara rekreasi mereka yang dipimpin langsung Kepala Lapas Tomohon Danang Yudawan berlangsung di Pantai Malalayang Manado.

Semangat belajar yang memberi inspirasi diungkapkan Andrew, satu di antara napi anak. Andrew mengatakan, dia sempat berpikir masa depannya suram ketika harus berada di balik jeruji besi. "Tapi saya bersyukur Lapas Tomohon memberi kesempatan saya tetap belajar. Saya bisa lulus sekolah dan akan melanjutkan kuliah," ungkapnya di depan teman-temannya dan jajaran redaksi Tribun Manado.

Menurut Andrew yang meraih ranking III di SMA Kosgoro Tomohon, bukan hal mudah untuk memunculkan kepercayaan diri dari kejatuhan yang dialaminya ketika masih remaja. Namun, ia sangat bersyukur di Lapas Anak Tomohon ia malah  lebih konsentrasi belajar. "Saya belajar di kamar dan di setiap ada kesempatan. Saya dan teman-teman mendapatkan pendidikan yang baik selama di Lapas dan saya yakin jika kita bisa memanfaatkan dengan baik maka masa depan itu ada," kata remaja asal Modayag Kotamobagu ini.

Andrew pun mengaku khilaf atas apa yang pernah dibuatnya. "Di Lapas kami belajar untuk mengampuni, memaafkan dan melupakan (masa lalu) untuk bisa menjalani hidup lebih bahagia," kata remaja  berkulit putih ini. Masa hukuman tinggal dua tahun lagi dan Andrew berencana melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi. "Saya ingin jadi pengusaha supaya bisa jadi orang sukses dan membantu keluarga saya," katanya saat diwawancarai Tribun Manado.


Ada juga Frisko, napi anak lainnya yang merasa bangga dan seakan tak percaya mendapatkan kepercayaan menjadi pengibar bendera Merah Putri pada peringatan HUT Kemerdekaan RI tanggal  17 Agustus 2013 di Lapas Tomohon. Kebanggaan itu tak terlukiskan dengan kata-kata karena merupakan pengalaman yang takkan terlupakan seumur hidup. "Senang bisa mendapatkan kepercayaan ini," kata remaja bertubuh tinggi ini.

Bagi Frisko kepercayaan yang diberikan pengelola Lapas kepadanya merupakan suntikan semangat  yang luar biasa. Ia pun bersyukur bisa berkunjung ke Kantor Tribun Manado karena selama ini dia sering membaca koran ini dan penasaran bagaimana cara kerjanya. "Ternyata kantor ini wah," kata Frisko yang disambut aplaus rekan-rekannya.

Danang Yudawan menuturkan kunjungan ini sebagai wujud silaturahmi dan memenuhi keinginan anak-anak napi yang ingin mengetahui cara kerja media.

"Media rekan kita,  jadi anak-anak sengaja kami bawa ke sini untuk menambah wawasan tentang media," kata Danang. Anak-anak napi sempat  melihat-lihat perangkat kerja redaksi serta mesin untuk mencetak koran. Kehadiran mereka disambut Pemimpin Redaksi Tribun Manado Ribut Rahardjo, Manager Produksi Dion DB Putra dan Koordinator Liputan Charles Komaling.

Saat berekreasi di Pantai Malalayang, ke-22 anak napi beserta orangtua duduk di bawah pohon yang rindang. Ada yang memetik gitar sambil menyanyikan lagu. Ada yang bermanja-manja dengan orangtuanya. Mereka terlihat sangat senang dengan kegiatan rekreasi yang diselenggarakan Lapas Tomohon. (dit/fer)

Danang Yakin  tak Ada yang Kabur

SABTU
(28/9/2013) pagi menjelang siang. Jarum jam menunjuk pukul 10.30 Wita. Halaman parkir markas Tribun Manado di Jalan AA Maramis Kairagi mendadak ramai.

Seorang pria berkacamata mengenakan baju batik mendatangi Pemimpin Redaksi Tribun Manado, Ribut Raharjo di lobi. Dia adalah Kepala Lapas Anak Tomohon, Danang Yudawan.

"Saya membawa anak-anak binaan mau berenang di Pantai Malalayang. Sebelum ke sana, saya bawa mampir ke Tribun," kata Danang yang disambut hangat Ribut Raharjo.

Awak redaksi Tribun Manado yang pagi itu berada di kantor pun ramai-ramai menyambut tamu istimewa itu. Ruang rapat di lantai dua pun penuh sesak. Kursi harus ditambah meski Danang mengatakan anak-anak sudah terbiasa berdiri.

Danang mengaku bangga dengan anak-anak binaan yang menjelma menjadi anak- anak yang baik dan bersemangat untuk menatap masa depan. Meski tinggal di penjara, mereka banyak belajar demi menyongsong hidup yang lebih baik.

Dibawanya anak-anak keluar penjara, Danang mengaku hanya ingin memberi penghargaan kepada anak-anak binaan karena kesuksesannya menjadi pasukan pengibar bendara pada upacara HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus lalu.

Danang merasa tak khawatir anak-anak akan kabur karena mereka sudah seperti keluarga. "Saya pesan kepada anak-anak untuk kompak, tidak jalan sendiri-sendiri. Saya sampaikan ke anak-anak saya hanya ingin berbuat baik sehingga anak-anak juga harus bersikap baik, jangan sampai kabur," katanya.

Danang pun melihat, anak-anak juga menyambut baik dan bersikap baik. Mereka tak ada yang berulah karena menghargai seluruh pegawai lapas. "Mereka juga bisa menikmati keleluasaan yang kami berikan sehari ini," katanya.

Namun demikian, Danang menyadari ada risiko jika anak kabur. Itu sudah dia perhitungkan. "Saya ikhlas melakukan ini semua. Kalau ada yang kabur, saya juga siap dipecat. Mungkin saya akan ngojek saja. Tapi anak-anak baik, mereka tahu keinginan baik saya," katanya. (rbt)

Sumber: Tribun Manado edisi Minggu 29 September 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes