Tetty Paruntu Doyan Kentang Modoinding

Lahan hortikultura di Modoinding Sulawesi Utara (istimewa)
SIAPA tidak mengenal Modoinding? Dataran tinggi yang cocok untuk tanaman hortikultura tersebut merupakan satu di antara kawasan pertanian primadona di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Aneka jenis sayuran dari Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan seperti kentang, wortel dan kol tidak hanya memenuhi kebutuhan warga Sulut tapi juga disuplai hingga ke luar daerah.
Kentang, wortel dan kol dari Modoinding memenuhi permintaan hampir dari berbagai kota utama di Pulau Sulawesi mulai dari Manado, Gorontalo, Palu, hingga Makassar Sulawesi Selatan.

"Kebanyakan hasil pertanian dari Modoinding sini  juga dibawa ke  Ambon, Ternate,  Papua, Ambon hingga Kalimantan," kata Camat Modoinding Hansje Monintja kepada Tribun Manado, Minggu (9/6/2013). Menurut camat, suplai sayuran dari Modoinding ke daerah-daerah tersebut rutin setiap bulan. Sesekali petani di sana pun memenuhi permintaan dari Pulau Jawa.  "Ya sesekali ada dari Jawa, tapi mereka sendiri yang datang jemput," ujarnya.

Pernyatan camat dibenarkan salah seorang distributor sayur di Modoinding, Ferry Manimpurung. "Biasa saya kirim  ke Ternate dan Tobelo tiga sampai empat kali seminggu, juga ke Maluku Utara," jelas Ferry yang juga mengusahakan lahan pertanian sendiri. di Modoinding. Ferry pun rutin menyuplai permintaan kentang, wortel dan kol dari Sorong, Papua. "Kalau ke Sorong itu itu biasanya dua minggu sekali, jumlah pengiriman tergantung permintaan," ujar Ferry yang menggeluti bisnis ini sejak 15 tahun lalu. Ferry yang sudah memiliki pelanggan tetap baik di wilayah Sulawesi maupun dari luar pulau melayani permintaan bervariasi.

"Kadang satu kali kirim bisa tiga truk, namun bisa juga hanya tiga mobil kecil. Semua tergantung pesanan dari sana," katanya. Soal keuntungan, dia menjawab diplomatis, "Hasilnya  cukup lumayan."

Bupati Minsel Tetty Paruntu
Kentang Super John
Pantauan Tribun Manado, Modoinding yang terdiri dari perbukitan dengan suhu yang adem itu sangat cocok untuk tanaman hortikultura. Kebanyakan yang ditanam petani di sana adalah kentang, wortel dan kol. Ada juga jenis tanaman lain yang ditanam seperti bawang, tomat, lombok dan sawi.

Untuk kentang, petani Modoinding memilih jenis Super John yang merupakan bibit unggul. "Jenis Super John, kandungan airnya tinggi serta beratnya bisa mencapai satu liter lebih jika bagus," jelas Hengky, salah seorang petani. Selain itu, lanjut dia, kentang Super John awet dalam waktu lama."Cuma itu, biaya perawatannya cukup mahal sehingga memerlukan modal banyak kalau mau tanam kentang," sebutnya..
Berbeda dengan tanaman wortel yang tidak butuh perawatan yang rumit. "Kalau wortel, tinggal tanam dan perhatikan kebersihan lahan," kata dia.

Aneka sayuran Modoinding  dikenal memiliki rasa yang khas sehingga sangat digemari konsumen. Beberapa pejabat daerah di Sulut doyan sayuran dari daerah tersebut. Contohnya Bupati Minsel Tetty Paruntu. "Ibu bupati suka panen sendiri kentang di kebun," kata Ferry. "Juga baru-baru saya atur sayur untuk pak Djouhari Kansil (Wakil Gubernur  Sulut) bawa pulang saat berkunjung ke Modoinding," tambahnya.

Kepada Tribun Manado,  Bupati Tetty Paruntu mengatakan daerah Modoinding  akan dikembangkan sebagai lokasi wisata holtikultura."Ya bisa saja pengunjung datang ke sana, mereka mau panen sendiri untuk dibawa pulang dan nanti mereka bayar ke pemilik lahan," ujar Tetty Paruntu beberapa waktu lalu. Ia menambahkan, daerah pertanian  Modoinding perlu dikembangkan dengan sentuhan modernisasi. (amg)


Keuntungan Ferry Rp 50 Juta


POTENSI pertanian di Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) memang  cukup menjanjikan bagi kesejahteran petani.  Tanah yang subur serta iklim yang cocok membuat daerah ini menjadi  surga hortikultura di Sulut. Hampir seluruh wilayah Modoinding  digunakan untuk lahan pertanian. Dari kawasan seluas  dari 6.640 hektare (ha), yang digunakan untuk pertanian 6.080 ha.
Komoditas yang dominan ditanam dibudidayakan petani di wilayah tersebut adalah kentang, wortel, kol, batang bawang, tomat dan lombok. Namun yang paling dominan di sini adalah kentang, wortel dan kol.

Potensi pertanian tersebut  dimanfaatkan dengan baik oleh warga untuk meningkatkan taraf hidup. Kebanyakan mereka tergolong petani yang sukses. "Saya bertani sudah 20 tahunan. Saya tanam dari dulu secara bergantian yaitu kentang, wortel dan kol," jelas Ferry Manimpurung, petani sukses Modoinding. Awalnya dirinya hanya mengolah 1/3 ha kebun dan menanaminya dengan batang bawang dan kentang."Karena 15 tahun yang lalu baru itu yang ada nilai jualnya," ujar dia.

Ia menjelaskan, untuk jenis kantang yang ditanam adalah jenis Super John. "Memang itu kentang unggulan, besar dan berisi," jelas dia. Menurutnya di Modoinding tanaman unggulan adalah kentang.

Seiring perjalanan waktu Ferry kini sudah memiliki lahan usaha seluas 3 ha. Diceritakannya, delapan tahun lalu saat pertama kali menanam kentang, dia mendapatkan hasil memuaskan yaitu 1.000 bantal pada lahan sekitar 3 ha. "Itu saya tanam dalam waktu dua bulan sudah panen," jelasnya. Satu bantal bisa mencapai 48 kilogram. Ia menambahkan, dari 3 komoditi utama tersebut, biasanya per ha tanaman kol bisa meraih keuntungan antara Rp 50-55 juta. "Itu tergantung perawatan dan harga pasaran," jelasnya. Dijelaskannya untuk tanaman kol, petani Modoinding gunakan bibit Green II.

Untuk wortel, kata Ferry,  keuntungan sekali panen dari lahan 1 ha bisa mencapai Rp 21 juta."Kalau perawatan bagus bisa 3.000 bantal per ha, tapi kalau minim itu hanya Rp 12 juta. "Sebenarnya wortel juga tidak susah dirawat," katanya. Tanaman kentang minimal setiap panen dalam 1 ha bisa menghasilkan 80 bantal."Satu bantal itu harganya sekitar Rp 150 ribu," tuturnya.

Diakuinya, tanaman kol begitu panen harus segera dijual. Jika tidak akan cepat rusak. Begitu pula dengan wortel, akan menjadi keras jika terlalu lama tak digunakan."Beda dengan kentang yang bisa bertahan lama, juga masa panennya bisa ditunda," kata Ferry. Dari hasil bertani,  Ferry kini sudah memiliki rumah sendiri, bahkan sanggup membeli tiga unit kendaraan roda dua dan empat. "Syukur bisa sekolahkan anak sampai kuliah, makanya saya berani bilang, bahwa bertani di Modoinding sangat menjanjikan," jelasnya.

Kesuksesan serupa dialami Hengky Sakul yang bertani di Modoinding selama 30 tahun. Henky menyewa tanah 1/3 ha milik warga Modoinding. "Saya warga Dumoga, namun sudah menikah dengan orang Modoinding," katanya. Menurutnya, Modoinding merupakan tempat yang sangat cocok untuk bertani. "Yang  penting ada kemauan pasti bisa berhasil di Modoinding sini," kata Hengky.

Saat ini dia menanam bawang dan kentang."Tapi kadang kalau memungkinkan dengan wortel juga, tapi kebanyakan kentang," tuturnya. Dari hasil bertani, sekali panen Hengky  bisa menghasilkan uang sekitar Rp 14 juta. "Ya potong biaya perawatan, yang lumayan cukup tinggi juga, pupuknya terutama," tuturnya. Ia menambahkan, hasil panennya biasa diborong distributor langsung di kebun.
"Biasanya pemborong wortel langsung bayar di kebun, tapi kalau kentang kami harus panen dan bersihkan dulu dan kadang untuk naik atau tidaknya harga, ditentukan oleh pemborong," kata Hengky yang  sudah membeli rumah tinggal sendiri. "Lumayan sudah beli rumah, satu anak sekarang sementara kuliah dan yang satu sudah berhasil menjadi polisi. Satu anak sudah menikah. Mereka dapat sepeda motor masing-masing, itu semua dari hasil bertani," jelasnya semringah.

Jerry Maya pun tak ketinggalan meraih sukses. "Saya sudah 10 tahun bertani dan hasilnya lumayan," kata Jerry yang menanam  kentang, kol, bawang batang, wortel dan sawi. Lokasi pertanian Modoinding  yang dekat dengan jalan raya mempermudah akses petani memasarkan hasil pertanian mereka. (amg)

Sumber: Tribun Manado edisi cetak 10 Juni 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes