40 Meter Kubik Sampah Kotori Teluk Manado

ilustrasi
KOTORNYA perairan teluk Manado oleh sampah beberapa waktu terakhir ini ditanggapi Wali Kota Manado Vicky Lumentut. "Sampah banyak di laut, wajarlah karena hujan deras beberapa waktu terakhir," ujarnya kepada Tribun Manado, Senin (7/1/2013).

Menurut Vicky, kondisi seperti ini bukan hanya dialami Manado tetapi juga daerah lain yang berada di pesisir pantai. "Hujan deras turun, sampah kiriman melalui sungai dan wilayah laut lain masuk ke teluk Manado. Sama juga dialami daerah-daerah lain," jelasnya. Kesadaran warga yang masih rendah untuk tidak membuang sampah ke sungai diakui Vicky menjadi penyebabnya.

"Pemasangan jaring penahan sampah di sungai sebenarnya bukanlah solusi, tetapi menumbuhkan kesadaran warga termasuk semua pihak untuk tidak membuang sampah di sungai itulah pekerjaan besar yang terus diupayakan pemerintah kota Manado hingga saat ini," tutur Walikota.

Meskipun demikian, dirinya memastikan pemko Manado tidak membiarkan kondisi ini berlanjut terus-menerus. "Kami tentu saja terus berupaya dengan segala cara untuk atasi masalah ini," ujarnya. Terkait keluhan menurunnya minat turis mancanegara lakukan penyelaman di Bunaken dan Teluk Manado, Vicky Lumentut menyatakan hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.

"Kalau dikatakan jumlah turis menurun karena perairan Bunaken kotor oleh sampah itu tidak benar semuanya. Tetapi menurut saya kondisi ini mungkin lebih dipengaruhi krisis ekonomi Eropa yang kemudian ikut berimbas pada menurunnya jumlah turis  yang berlibur ke Indonesia termasuk Manado," tandasnya.

40 Meter Kubik per Hari

Sebanyak 40 meter kubik sampah berbagai jenis mengalir dan mengotori perairan teluk Manado setiap hari. "Sebanyak 40 meter kubik ini baru sumbangan sampah khusus Manado saja belum ditambah suplai sampah dari daerah lain yang mengalir melalui sungai yang bermuara di Teluk Manado," ujar Kepala Dinas Kebersihan Kota Manado, Julises Oehlers,  Senin (7/1/2013).

Menurut Julises, masalah sampah yang kian mengotori laut apalagi saat musim hujan beberapa waktu terakhir ini jadi keprihatinan bagi pemerintah kota Manado.
"Kesadaran warga tidak membuang sampah di sungai masih sangat rendah," tuturnya. Diakui Julises, Pemko Manado terus berupaya menekan jumlah sampah yang masuk ke Teluk Manado hingga  perairan Bunaken.

"Kami sudah pasang tujuh jaring penahan sampah di daerah aliaran sungai Tondano, tetapi dengan kondisi hujan deras seperti ini terpaksa kami buka lagi karena akan rusak terbawa arus sungai," tuturnya.

Menurutnya, anggaran Rp 15 juta dari APBD Kota Manado hanya mampu adakan jaring penahan sampah biasa yang terbuat dari bahan tidak kuat."Akhirnya saat hujan deras dan arus sungai meningkat jaringnya ikut hanyut terbawa," ujarnya.
Untuk itu, menurut Julises, Pemko Manado berencana membangun jaring penahan sampah permanen yang akan dipasang di semua sungai yang bermuara di Teluk Manado.

"Jaring penahan sampah permanen ini dilengkapi sistem hidrolik sehingga mampu mengangkat sampah yang tertahan untuk kemudian diangkut," jelasnya.
Menurut Julises saat ini pemko Manado sudah ajukan permohonan bantuan dana ke pusat untuk pengadaan alat jaring penahan sampah permanen ini. "Estimasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 3 miliar," jelasnya.(ika)

Sumber: Tribun Manado edisi cetak 8 Januari 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes