ilustrasi |
Kepada Tribun Manado, Selasa (4/6/2013), Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Manado Sony Rompas mengatakan, idealnya setiap jarak 500 meter tersedia satu unit hydrant sehingga petugas pemadam tidak kesulitan pasokan air saat memadamkan api.
Saat ini, kata Rompas, dengan dukungan 11 hydrant saja di Kota Manado, stafnya sangat kesulitan karena harus mengambil air dalam jarak yang jauh dari lokasi kebakaran. Idealnya, hydrant atau terminal air itu ada di banyak titik dalam kota.
"Semua daerah di kota ini membutuhkan hydrant,"ujarnya.
Petugas pemadam kebakaran, kata dia, akan sangat terbantu jika di sekitar lokasi kebakaran ada sumber air yang cukup. "Waktu kebakaran kapal, kami tinggal mengambil air laut dan itu tak pernah habis. Telaga juga membantu tetapi bisa airnya bisa langsung disedot habis,"tuturnya.
Dalam waktu dekat, kata Rompas, pihaknya akan menambah tiga unit hidrant lagi. Walau demikian jumlah tersebut diakuinya itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Manado. Selain hydrant terbatas, kendala yang mendera petugas pemadam kebakaran adalah jalan yang sempit sehingga mereka tidka leluasa bergerak.
"Yang paling sulit misalnya di Kombos. Jalannya sempit dan sulit pula jika harus naik ke atas bukit,"katanya. Menurut Rompas, perlu dipikirkan kendaraan yang bisa melalui jalan-jalan yang sempit di tengah pemukiman warga Manado. "Bisa saja sepeda motor yang memuat beberapa tabung air," ujarnya.
Dinas Pemadam Kebakaran Manado kini memiliki 11 unit mobil pemadam kekabaran. "Baiknya ada pos pembantu di 11 kecamatan di Kota Manado. Untuk mobil, kami memang memiliki sebelas mobil tapi tiga di antaranya rusak,"ujarnya.
Kemacetan lalu lintas di Kota Manado, kata Rompas, merupakan faktor lain yang menghambat kerja petugas pemadam. Mereka biasanya langsung bergerak ke lokasi kebakaran setelah mendapat informasi dari warga, tetapi kemacetan membuat mobil terlambat tiba lokasi kebakaran. "Kadang juga tidak ada laporan. Bahkan ada masyarakat yang coba padamkan api sendiri. Ketika api sudah besar mereka baru memanggil pemadam. Kami sudah terbiasa dengan hal itu,"katanya.
Rompas mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk Balakar (Barisan Penanggulangan Kebakaran) di setiap kelurahan. "Mereka akan diberi pelatihan untuk memberikan pertolongan pertama ketika terjadi kebakaran,"ujarnya.
George, satu di antara petugas pemadam kebakaran mengakui pihaknya kesulitan akses jalan ke lokasi kebakaran. Kadang mereka kesulitan menembus medan karena kerumunan masyarakat di lokasi kebakaran. "Ada juga telepon palsu dari masyarakat. Mereka berkata ada kebakaran tapi ternyata tidak ada,"ujarnya.
Dewan Setuju
Dihubungi secara terpisah, Selasa (4/6/2013), Anggota Komisi A DPRD Kota Manado Markho Tampi dan Ferdinand Lambey prinsipnya sependapat dengan Rompas untuk menambah hydrant di Kota Manado. Kedua wakil rakyat ini pun memandang perlu untuk adanya tambahan armada mobil serta personel pemadam kebakaran.
"Perlu tambahan armada dan kesiapan personel,"kata Tampi yang juga anggota fraksi PDI Perjuangan itu.
Menurut Tampi, jumlah hydrant perlu ditambah di setiap kecamatan. Begitu juga jumlah armada. Ferdinand Lambey mengatakan komisi A berencana menggelar hearing dengan Dinas Pemadam Kebakaran guna membahas tambahan armada mobil dan hydrant. "Pernah ada mobil pemadam pergi ke tempat kebakaran justru mogok. Kami akan hearing dengan mereka,"katanya.
Seperti diwartakan kemarin musibah kebakaran kembali mendera warga Kota Manado. Peristiwa kebakaran ke-14 dalam tahun 2013 ini meluluhlantakkan sembilan rumah warga Kelurahan Bumi Beringin Kecamatan Wenang, Senin (3/6) siang. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun, sebagaimana lazim terjadi di Manado para korban tak sempat menyelamatkan harta benda kepunyaannya dari kobaran api. Satu di antara korban kebakaran adalah Alfons Kantohe alias Oncus. "Hanya raket tenis yang saya lebih dulu angkat bersama sepatu tenis, yang lainnya sudah tidak sempat," kata Oncus. (dma)
News Analysis
Dr Veronica Kumurur, Pengamat Tata Kota
Mudah Dijangkau
HYDRANT adalah instalasi kebakaran yang dipasang permanen berupa jaringan perpipaan berisi air yang memiliki tekanan terus-menerus yang siap untuk memadamkan kebakaran. Tidak ada hitungan ideal di suatu daerah itu harus ada berapa hydrant yang disediakan.
Pemasangan hydrant tidak sembarangan dilakukan, misalnya karena daerah itu padat penduduk maka harus ada hydrant. Secara psikologis dengan adanya hydrant di daerah padat penduduk sama seperti menyetujui kawasan tersebut semakin padat. Hydrant dipasang di daerah-daerah yang mudah dijangkau, misalnya saja di pinggir jalan dan ketersediaan air yang mencukupi.
Ruang publik juga harus disediakan fire fighting system. Ini untuk meminimalisir kebakaran yang semakin besar dan merembet ke bagian lainnya. Jika sudah terpasang, pengawasan dan pemeliharaan harus menjadi perhatian utama. Jika nanti terjadi kebakaran, maka semua sistem pemadam kebakaran yang sudah dipasang dengan harga yang tentu saja tidak murah itu bisa digunakan. Ini adalah tugas bersama pemerintah dan masyarakat.
Akses dari hydrant tidak boleh terhalang. Yang sering terjadi sekarang ini, karena padatnya pemukiman menyulitkan petugas pemadam untuk mematikan api. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah rumah yang terbakar di Kota Manado. Ini menjadi perhatian pemerintah untuk menata kembali kawasan-kawasan yang padat pemukiman. Bukan hanya bahaya kebakaran yang ditakutkan, tapi juga kita harus memperhatikan ketersediaan air di daerah-daerah yang padat penduduk. (aro)
Sumber: Tribun Manado edisi cetak 5 Juni 2013 hal 1