Arie dan Brian Sudah tak Bernyawa

ilustrasi
Arie Ratumbanua (31) dan Brian Telew (20) yang terjebak reruntuhan di lubang tambang emas Tatelu 1 Maret 2013 akhirnya ditemukan pada Kamis (7/3/2013). Arie dan Brian ditemukan  dalam kondisi tidak bernyawa pada kedalaman sekitar 25 meter.

Kasi Ops Badan SAR Manado, Djefri DT Mewo mengatakan meski telah ditemukan posisi kedua korban namun belum bisa dievakuasi  hingga Kamis (7/3/2013) malam. Kondisi lubang yang sempit tidak memungkinkan untuk proses evakuasi. Tim penyelamat yang bekerja maraton sejak Jumat lalu harus melebarkan lubang dan memasang dinding untuk mencegah longsor.

"Tadinya kita akan upayakan malam ini akan dievakuasi, tapi sepertinya waktu tidak memungkinkan karena masih ada pengerjaan buka pintu dan pasang dinding baru. Kemungkinan evakuasi akan dilakukan besok pagi (hari ini)," kata Mewo.
Kabar penemuan kedua petambang telah beredar di masyarakat sejak Kamis (7/3) pagi.  Namun,  kebenarannya baru bisa dipastikan pukul 18.00 Wita. Sejak kabar penemuan kedua korban beredar, situasi di lokasi kejadian mendadak ramai dengan orang-orang yang hendak melihat situasi terakhir.

Petugas kepolisian dan Tim SAR agak kesulitan mencegah rasa keingintahuan penduduk. Untuk mengantisipasi membludaknya penonton, sekitar lima meter dari bibir lubang dipasangi pagar bambu. Hal itu dilakukan agar tim penyelemat bisa leluasa dalam bekerja. Sedangkan di bagian atas tebing siapapun dilarang masuk karena kondisi tanah yang lunak dan berpotensi longsor.

Tidak hanya sekitar bibir lubang yang padat pengunjung. Di tenda tempat orangtua dan keluarga korban tinggal pun dipadati masyarakat asal Desa Pinabetengan, Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa. Ayah Brian, Ever Telew dan mertua Arie, Hengky Kotabunan terlihat tegar. Ever belakangan mulai mengeluhkan sakit kepala. Dia ikat kepalanya dengan handuk biru. Matanya merah dan di bawahnya mulai membentuk cekungam karena susah tidur sejak kejadian yang menimpa anak sulungnya. "Saya pasrah karena kondisinya sudah lama seperti ini. Yang penting anak saya bisa ditemukan," ungkap Ever.

Meski telah mengetahui anaknya ditemukan, Ever enggan melihat situasi lokasi lubang dimana anaknya terjebak. Ia mengaku tidak mampu melihat medan tempat pencarian nafkah anaknya itu. "Saya tidak mampu," kata Ever.


Berbeda dengan Hengky yang terus memantau proses pencarian di dekat bibir lubang kedua korban terjebak. Hengky lebih tegar meski ia merasakan duka yang mendalam. Sebab ia teringat cucunya Gerald Rantumbanua (9) yang kini telah menjadi yatim piatu setelah tiga tahun silam anak kandungnya (istri Arie) meninggal dunia. "Kasihan saja sama Gerald sudah jadi yatim piatu," kata  Hengky.

Proses pencarian kedua korban sebelumnya sempat terjadi masalah karena medan yang cukup berat. Pada saat kejadian pencarian dilakukan secara manual selama dua hari. Melihat situasi pencarian belum membuahkan hasil, Merfi Ticoalu selaku pemilik lubang mendatangkan satu unit alat berat eksavator untuk memenuhi permintaan keluarga korban. Selama tiga hari satu unit alat berat eksavator dan tiga operator dikerahkan. Penggunaan alat berat dihentikan pada Rabu (6/3) dinihari. Kemarin dilanjutkan dengan pencarian secara manual menggunakan fasilitas kerja  Tim SAR Manado hingga menemukan posisi kedua petambang. (nty)

Sumber: Tribun Manado 8 Maret 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes