Ziarah Bola Carlo Ancelotti

Carlo Ancelotti
Carlo Ancelotti menjadi pilihan terbaik yang bisa didapat Real Madrid sepeninggal Jose Mourinho. Jauh lebih tenang, Ancelotti punya punya cara yang berbeda membangun sukses sebuah tim. Don Carletto dianggap punya segalanya.

Euforia yang dirasakan fans Madrid terkait kedatangan Ancelotti ke bisa jadi tak sebesar tiga tahun lalu, saat Mourinho memutuskan meninggalkan Inter Milan dan menerima pinangan El Real. Itu agak bisa dimaklumi, Ancelotti memang tak dapat sorotan sebanyak Mourinho. Juga tak punya banyak kisah kontroversial, yang seperti Mourinho membuat dia makin sering masuk halaman koran.

Ancelotti malah dianggap telah dinilai di bawah kemampuannya. Padahal, jika melihat apa yang sudah dia torehkan selama ini, pria 54 tahun itu adalah salah satu yang terbaik sekaligus tersukses yang ada di Eropa saat ini.

Lantas, apa yang dibawa Ancelotti ke Bernabeu? Ancelotti punya pengalaman yang luar biasa, mentalitas juara dan pastinya dia sangat baik secara taktik bermain. Ancelotti disebut sebagai pelatih yang selalu punya hubungan baik dengan pemain, yang membuat dia bisa mengeluarkan kemampuan terbaik anggota skuatnya. Ingat bagaimana dia 'menemukan' Andrea Pirlo dan kemudian mempertahankan John Terry sebagai kapten The Blues saat diterpa isu perselingkuhan?

Sebagai Italiano dia jelas sangat tahu bagaimana cara bertahan, sebagaimana Milan menunjukkan hal itu saat dua kali menjuarai Liga Champions. Dan di saat bersamaan, Rossoneri -- serta Chelsea -- juga dibuatnya menjadi tim yang punya lini depan sangat baik bersama nama-nama seperti Shevchenko, Ronaldo, Ronaldinho, Inzaghi hingga Didier Drogba dan Nicolas Anelka.

"Saya sudah pernah bekerja dengan pelatih-pelatih hebat, tapi tidak pernah dengan seorang pelatih yang punya hubungan seperti ia dengan para pemainnya. Itu adalah kunci kesuksesannya. Dan ia elegan, bahkan saat ia sedang berbicara. Metodenya lembut dan amat sabar. Ia membuat para pemain merasa aman," puji Zlatan Ibrahimovic pada Ancelotti.

"Dari semua pelatih yang pernah bekerja sama dengan saya, ia yang menangani tim dengan paling tenang. Ia menyimpan kerisauan dan ketegangannya sendiri sehingga tim tetap tenang," komentar Paolo Maldini.

Skill unik lain yang dipunya Ancelotti adalah kemampuannya untuk bertahan saat berhadapan dengan para bos besar, yang umumnya egois, tak sabaran dan penuh campur tangan. Delapan tahun kebersamaan dengan Silvio Berlusconi di Milan menunjukkan hal tersebut, juga saat berelasi dengan Roman Abramovic di Stamford Bridge.

Kapten Roma

Lahir di Provinsi Reggiolo Emilia, Italia, pada 10 Juni 1959, Ancelotti muda mengawali karier sepakbolanya di Parma dan memperkuat klub tersebut dalam kurun 1976-1979. Setelah itu, Ancelotti kemudian pindah ke Roma, di mana dia meraih sukses besar sebagai pemain. Menjadi kapten I Lupi, Ancelotti sukses mempersembahkan Scudetto 1983, meraih empat trofi Copa Italia dan mengantar klub tersebut lolos ke final Liga Champions 1984.

Delapan musim berseragam Roma, Ancelotti lantas pindah ke Milan. Di San Siro kisah suksesnya berlanjut. Milan yang saat itu dianggap punya tim terkuat di Eropa berhasil menjuarai Liga Champions dua kali di tahun 1989 dan 1990. Meski Milan periode itu dikenal dengan trio Belandanya, Ancelotti jadi bagian penting dalam sukses yang diraih Diavolo Rosso dengan perannya di lapangan tengah permainan.

Milan kemudian jadi klub terakhir yang dibela Ancelotti. Di akhir musim 1991/1992 dia memutuskan gantung sepatu. Total dia punya 14 gelar juara bersama tiga tim berbeda: lima saat memperkuat Roma dan sembilan dalam seragam Milan.

Roma
Serie A (1): 1982-83
Coppa Italia (4): 1979-80, 1980-81, 1983-84, 1985-86

Milan
Serie A (2): 1987-88, 1991-92
Supercoppa Italiana (1): 1988
European Cup (2): 1988-89, 1989-90
UEFA Super Cup (2): 1989, 1990
Intercontinental Cup (2): 1989, 1990


Menjadi Pelatih
Carlo Ancelotti mengawali karier melatihnya dengan menuntut ilmu di Coverciano, sebuah lokasi yang sejatinya adalah markas FIGC namun juga berisi museum sejarah sepakbola Italia dan menjadi tempat mendapatkan akreditasi pelatih. Karya tulis yang dia hasilkan untuk mendapatkan sertifikasi tersebut adalah Il Futuro del Calcio: Più Dinamicità atau The Future of Football: More Dynamic.

Pengalaman pertama Ancelotti jadi pelatih adalah membesut Reggiana di tahun 1995. Dia cuma semusim di sana, karena setelah berhasil mengantar klub tersebut promosi ke Seri A (dengan rekor W16 D13 L9) Ancelotti lantas pindah ke Parma.

Rosoblu juga diantar Ancelotti meraih prestasi membanggakan. Di antaranya diperkuat oleh Gianluigi Buffon dan Fabio Cannavaro, Parma bisa menuntaskan musim 1996/1997 di posisi dua klasemen dan lolos ke Liga Champions. Di musim selanjutnya Parma menuntaskan kompetisi di urutan lima.

Membangun Dinasti di Milan

Tahun 1999 Ancelotti akhirnya dapat kesempatan membesut tim besar saat Juventus menunjuknya sebagai pelatih menggantikan Marcello Lippi. Ketika itu, Ancelotti mengawali musim dengan sangat menjanjikan setelah menjuarai Piala Intertoto dengan mengalahkan Rennes dengan agrgat 4-2. Namun di dua musim berikutnya dia gagal menyumbang gelar manjor dan dua kali beruntun finis sebagai runner up Seri A.

Fakta tersebut membuat Ancelotti sempat dijuluki sebagai spesialis runner up. Di akhir musim 2009/2001 dia diputus kontraknya oleh Bianconeri.

Pemecatan Fatih Terim oleh Milan di awal, musim 2001/2012 menjadi awal sukses Ancelotti karena dialah yang kemudian ditunjuk sebagai pelatih pengganti. Tak ada gelar dipersembahan Ancelotti di musim pertamanya itu, namun dia berhasil membangun pondasi yang kuat dan menunjukkan indikasi positif setelah mengantar Milan melangkah sampai semifinal Piala UEFA. Milan menuntaskan musim di posisi empat, yang membuat mereka kembali berhal main di Liga Champions.
(din/roz)Tiga Final, Dua Trofi Liga Champions

Meski dapat kritik dari Silvio Berlusconi karena dianggap bermain terlalu bertahan, Ancelotti memberi sukses besar buat Milan di musim 2002/2013. Setelah menjuarai Copa Italia, Rossoneri diberinya trofi Liga Champions nomor lima. Uniknya, dalam laga final yang digelar di Old Trafford Milan mengalahkan Juventus melalui adu penalti.

Keberhasilan Milan di musim itu datang dari kejelian Ancelotti melihat potensi pemain-pemainnya, dengan salah satu yang paling sentral adalah penempatan Andrea Pirlo sebagai pengatur permainan namun jauh ke belakang. Selain itu Ancelotti juga berhasil menjadikan Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi sebagai duet mematikan di lini depan.

Setahun berselang Milan meraih kejayaan lain setelah sukses merebut Scudetto. Rossoneri dipaksa menelan pil pahit setelah kalah di final Liga Champions 2004/2005, namun dua tahun kemudian mereka bisa membalas kekalahan atas Liverpool tersebut.

Milan bersama Ancelotti menjalani final Liga Champions ketiganya di musim 2006/2007. Dan laga yang dilangsungkan di Yunani itu berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Diavolo Rosso. Milan lantas menyempurnakan sukses tersebut dengan menjuarai Piala Dunia Antarklub, di tahun yang sama.

Delapan tahun bersama Milan, Ancelotti total memenangi Scudetto, Coppa Italia, Piala Super Italia, Liga Champions (2), Piala Super Eropa (2) serta Piala Dunia Antarklub.

Menyeberang ke Inggris dan Perancis


Setelah berulang kali ramai dirumorkan akan ke Chelsea, Ancelotti akhirnya benar-benar pindah ke klub tersebut pada 1 Juli 2009. Sekitar sebulan setelah menjabat, Ancelotti langsung mempersembahkan gelar Community Shield, setelah menang adu penalti atas Manchester United.

Musim pertama Carletto bersama Chelsea benar-benar berjalan mulus. Di akhir kompetisi dia langsung mengantar Johh Terry jadi juara Premier League, plus mengangkat trofi Piala FA. Itu artinya, tiga gelar langsung dipersembahkan Ancelotti buat klub barunya itu.

Namun Ancelotti gagal mengulang sukses tersebut di musim berikutnya. Setelah kalah dari MU di Community Shield, Chelsea juga gagal bersaing di Premier League. Dia pun dapat surat pemecatan usai kalah dari Everton jelang berakhirnya musim 2010/2011.

Ancelotti resmi ditunjuk sebagai pelatih PSG sehari sebelum tahun baru 2012, menggantikan pelatih sebelumnya Antoine Kombouare. Musim perdana Ancelotti di Parc des Prince berakhir tanpa satupun gelar. PSG duduk di posisi dua klasemen akhir dan tertinggal tiga poin dari sang juara.

Baru semusim kemudian Ancelotti berhasil mempersembahkan gelar juara. Kompetisi masih menyisakan dua pertandingan saat PSG memastikan mengunci gelar juara Liga Prancis. Sementara di Liga Champions, Zlatan Ibrahimovic dkk berhasil melangkah sampai ke perempatfinal. Mereka didepak Barcelona dengan aturan agresivitas gol tandang, dalam laga yang berkesudahan dengan agregat 3-3. (*)

Sumber: Detikcom
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes