Megawati dalam suatu acara |
"Ingatlah wejangan Bung Karno dalam pidato Lahirnya Pancasila, 'De Mensch', manusia harus memperjuangkan Pancasila supaya menjadi kenyataan," kata Megawati yang juga Ketua Umum DPP Partai PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.
"Beliau dengan lantang berujar, 'Jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan...," lanjut Megawati sambil menyeka air matanya.
Dari sejak awal berpidato, suara putri Presiden Soekarno ini terdengar lirih. Namun, ia tampak masih sanggup menahan tangis. Di ujung pidato, Megawati yang didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak lagi kuasa menahan tangis. Pidatonya sempat terhenti sekiandetik, dan sesekali dia kembali menyeka air mata.
Menyaksikan pemimpinnya terisak, ratusan Satgas Cakra Buana (Organisasi sayap PDI Perjuangan) sontak bertepuk tangan dan meneriakkan kata "Merdeka.... Merdeka," sampai akhirnya Mega menyelesaikan pidato yang kembali disambut aplaus riuh ratusan kader PDIP.
Selain untuk memperingati Hari Lahir Pancasila yang ke-68, berkumpulnya ratusan kader dan simpatisan PDIP juga dimaksudkan untuk mengonsolidasi kekuatan Satuan Tugas (Satgas) partai sebagai persiapan memasuki tahun politik. Sejumlah tokoh nasional tampak hadir, di antaranya mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Sumber: Kompas.Com