Taufiq Kiemas |
"Terakhir 1 Juni 2013 bersama saya di Ende, beliau (Taufiq) terlihat sangat ceria memperingati Hari Pancasila di tempat yang sangat bersejarah. Itu tempat yang sangat istimewa, beliau beberapa kali menyampaikan bahwa sangat baik memperingati Hari Pancasila dilakukan di daerah-daerah di mana bangsa ini memiliki petilasan, peninggalan-peninggalan sejarah. Itulah kenangan terahirnya," kata Wapres Boediono mengenang kisah perjalanan terakhirnya dengan Taufiq.
Boediono mengatakan itu dalam jumpa pers mendadak di Hotel Premier Basko, Jalan Prof. Dr. Hamka, Padang, saat melakukan kunjungan kerja di Sumatera Barat, Sabtu (8/6/2013).
Boediono mengaku sangat terkejut dengan berita kepergian Taufiq. Boediono mengaku belajar banyak dari Taufiq bagaimana caranya mengelola bangsa.
"Peran beliau sangat unik, di mana kehidupan politik di tanah air diwarnai oleh lebih banyak pragmastisme dan pertimbangan jangka pendek. Beliau mengingatkan pada kita dasar-dasar kebangsaan, 4 pilar selalu beliau ingatkan," jelas Wapres.
"Kalau kita ingin menghormati beliau, saya kira yang terbaik adalah kita kembali menghayati mengamalkan pilar bangsa," sambung Boediono lagi.
Diberitakan sebelumnya, pada 1 Juni lalu, Taufik Kiemas mendampingi Wakil Presiden Boediono ke Ende, NTT, untuk merayakan hari lahir Pancasila. Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, menambahkan, setelah menghadiri acara itu, Taufiq Kiemas kelelahan sehingga harus dirawat di Singapura.
Pak Taufiq dirawat akibat rasa lelah setelah menjalankan tugas negara tanggal 1 Juni 2013 di Ende, NTT, dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila bersama Wapres. "Kami semua mengharapkan doanya agar beliau segera sehat dan sembuh seperti sedia kala," pungkas Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo. (tribunnews)