ADA apa sesungguhnya di Bukit Wolowio, Kampung Wolowio, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur? Pertanyaan itu disampaikan sekelompok Komunitas Tritunggal Mahakudus, dari Paroki Santo Arnoldus dan Yoseph, Waelengga, Keuskupan Ruteng sebelum berwisata sambil berziarah ke Bukit Wolowio, Minggu (7/12/2014) lalu.
Berawal dari sebuah informasi bahwa ada bukit di Kabupaten Ngada yang sering dikunjungi dan menjadi tempat ziarah baru di Keuskupan Agung Ende. Setelah mengumpulkan informasi itu, komunitas doa ini berdiskusi untuk berziarah ke tempat itu. Mereka sepakat mengumpulkan uang masing-masing Rp 50.000 per orang untuk membiayai transportasi dari Kota Waelengga ke bukit tersebut.
Bahkan Kompas.com pun tertarik dengan informasi itu. Akhirnya wartawan Kompas.com bersama keluarga ikut dalam rombongan sambil dalam hati menulis tentang keindahan bukit tersebut.
Dari Kota Waelengga berjalan di pinggir pantai Aimere. Berjalan terus sampai di perjalanan berkelok-kelok dari Kota Aimere sampai di terminal Watu Jaji. Ada satu tikungan yang seperti ular merayap. Nama tikungan itu adalah Tikungan Kaju Ala. Semua sopir yang melintasi jalan negara itu baik dari arah Maumere menuju Labuan Bajo dan sebaliknya harus hati-hati mengendarai kendaraan karena ada beberapa kali kejadian kecelakaan di jalan tersebut. Beruntung penumpang tidak mabuk dan muntah.
Selanjutnya, rombongan memasuki kota dingin Bajawa dan meneruskan perjalanan menuju ke Puncak Wolowio. Sebanyak dua kali, rombongan yang diantar Om Flori tersesat. Beruntung berbekal pepatah, "Malu Bertanya Sesat di Jalan", akhirnya sang sopir bertanya kepada warga di pinggir jalan di pedesaan Wolowio. Dengan keramahan sebagai orang Flores, warga memberikan petunjuk jalan menuju ke Puncak Wolowio.
Ada yang sangat menarik, sebelum tiba di Puncak Wolowio, rombongan melewati kebun kopi Arabika ratusan hektar milik petani di pedesaan tersebut. Untuk diketahui bahwa kopi Arabika Bajawa sudah diekspor ke luar negeri.
“Ah kita beruntung berwisata sekaligus berziarah ke Puncak Wolowio karena kita bisa melihat perkebunan kopi Arabika yang ditanami petani di Kabupaten Ngada. Selama ini kita hanya mendengarkan nama Kopi Arabika Bajawa. Nah, hari ini kita melihat sendiri betapa kekayaan kebun kopi Arabika dimiliki warga petani Bajawa," ujar Ibu Margaretha Bupu sekaligus Bendahara Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), Minggu (7/12/2014), dalam perjalanan ziarah yang didampingi Pastor Paroki Santo Arnoldus dan Yoseph Waelengga, Romo Hieronimus Jelahu, Pr.
Perjalanan melintasi perkebunan Kopi Arabika di pedesaan Wolowio penuh semangat dengan tujuan sampai di Puncak Wolowio. Rombongan perlahan-lahan menuju ke puncak dengan melihat tulisan di pintu masuk bertuliskan, "Selamat Datang di Taman Wisata Rohani Bunda Maria Ratu Semesta Alam".
Nah, mulai dari situ, kekaguman menyelimuti hati dan pikiran rombongan dengan melihat sebuah Patung Bunda Maria yang sangat tinggi. Sang sopir terus mengendarai kendaraan dengan membawa rombongan. Lalu, mata dari seluruh rombongan tertuju ke kemegahan Patung Bunda Maria yang dibangun oleh pekerja yang didatangkan khusus dari Pulau Jawa serta sebuah salib tinggi di sebelahnya. Di bawah salib itu ada Patung Bunda Maria sedang memangku Yesus.
Hanya kekaguman demi kekaguman yang diungkapkan para peziarah yang pertama kali mengunjungi Puncak Wolowio tersebut.
Peziarah lainnya, Agustinus Nggose mengajak semua satu keluarga untuk berziarah ke Puncak Wolowio. Berawal dari rasa penasaran dan informasi tentang tempat doa baru di Pulau Flores yaitu di Kabupaten Ngada.
Nggose menjelaskan, tinggi patung Bunda Maria di puncak itu adalah 14 meter. Sementara tempat duduknya setinggi 3 meter. Jadi, keseluruhan tinggi Patung Bunda Maria di Puncak Wolowio adalah 17 meter.
Nggose menjelaskan, apa yang dilihatnya pada Minggu itu akan disebarluaskan kepada keluarga lain di Keuskupan Ruteng agar berziarah ke Puncak Wolowio sambil berdoa di atas puncak.
Flores Kaya Tempat Ziarah Rohani
Pulau Flores sudah terkenal dari zaman dahulu di seluruh Eropa. Bukan hanya obyek wisata budaya dan bahari yang menarik di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, melainkan juga obyek wisata ziarah rohani bagi penganut Kristiani.
Sebagaimana catatan Kompas.com, di Kabupaten Lembata, ada Taman Doa. Bergeser ke Kabupaten Flores Timur di Larantuka, ada ziarah Paskah yang unik, dan sekarang ada Taman Doa bekerja sama dengan Pemerintah Portugal. Selain itu, di Larantuka ada tempat Ziarah Kapela Mgr. Gabriel Manek, SVD yang saat dibawa dari Amerika Serikat, tubuhnya masih utuh. Banyak mujizat bagi peziarah yang berdoa di depan kuburan Mgr. Gabriel Manek, SVD.
Lalu ke wilayah Manggarai Raya, ada Gereja Katedral yang usianya lebih dari 100 tahun serta Gereja di Lengko Ajang yang berbentuk Sawah Lodok orang Manggarai Raya. Nah, berziarahlah ke Pulau Flores, maka anda akan menemukan kedamaian dan kesejukan dengan tempat-tempat ziarah yang unik.
Sumber: Kompas.Com