NTT Kehilangan Tokoh Pers Inspiratif


Damyan Godho
KUPANG, PK - Tokoh pers Nusa Tenggara Timur (NTT), Damyan Godho wafat dalam usia 73 tahun 10 bulan. Pendiri Surat Kabar Harian (SKH) Pos Kupang ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit (RS) St. Carolus Borromeus Kupang, Selasa (29/1/2019) pukul 01.30 Wita.

Kepergian Damyan Godho untuk selama-lamanya, tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, melainkan masyarakat NTT, lebih khususnya lagi kalangan dunia pers. Berbagai pihak merasa kehilangan sosok yang tegas, visioner, berhati lembut dan humoris ini.

Damyan Godho meninggalkan seorang istri, Theodora Mandaru-Godho dan tiga orang anak, Ira Godho, Ino Godho dan Rany Godho. Anak sulung, Romi Godho sudah lebih dahulu menghadap sang Khalik.


Saat ini jenazah Damyan Godho disemayamkan di rumah duka di Jl. Fetor Foenay Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Abadi di Keluarahan Fatukoa, Kamis (31/1/2019).

Pria yang akrab disapa Om Damy ini pertama kali menggeluti dunia jurnalistik dengan bergabung bersama Harian Kompas pada tahun 1980, bertugas di NTT. Pada 1 Januari 1990 diangkat menjadi wartawan Kompas.

Om Damy kemudian mendirikan SKH Pos Kupang pada tanggal 1 Desember 1992. Beliau sempat menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kupang selama dua periode (1998-2008). Om Damy juga pernah menjabat Ketua Dewan Penasehat PWI Cabang Kupang.

Atas jasanya dalam pembangunan di NTT, khususnya dalam bidang pers, Om Damy mendapat penghargaan cincin emas dari Pemerintah Provinsi NTT. Penghargaan diberikan Gubernur NTT saat itu, Drs. Frans Lebu Raya. Acara penyematan cincin emas terjadi saat peringatan HUT ke-55 Provinsi NTT yang berlangsung di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat (20/12/2013) silam.

"Beliau memang kita nilai pantas dan layak menerima penghargaan ini. Beliau kita nilai berhasil dan konsisten bergerak di bidang pers. Banyaknya usaha media dan pers di NTT ini tidak terlepas dari kontribusi beliau," kata Asisten I Sekda NTT, Johana Lisapali saat itu.


Ketua DPRD Provinsi NTT, H. Anwar Pua Geno, S.H mengatakan, masyarakat NTT tentu merasa kehilangan sosok yang semangat dan sudah banyak menorehkan sejarah dalam pembangunan pers di NTT.

"Almarhum sudah lahirkan banyak kader-kader muda yang profesional di bidang jurnalistik. Karya dan semangatnya  juga tetap menjadi panutan," kata Anwar saat ditemui di rumah duka.

Anwar juga mengatakan, secara pribadi dirinya menangkap kesan humanis pada sosok Om Damy. Selain itu, Om Damy sangat dekat dengan keluarga dan masyarakat.
Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man mengatakan Damyan Godho merupakan  temannya. Menurutnya, Damyan Godho merupakan orang yang sangat berjasa dalam pembangunan NTT.

"Beliau adalah orang yang perkenalkan NTT dulu melalui Harian Kompas. Dulu saya baca berita tentang itu ada inisal DAG dan itu beliau. Jadi bagi kami beliau orang pertama yang cukup berjasa promosi NTT lewat Kompas," kata Herman.

Saat melaksanakan tugasnya sebagai seorang jurnalis, kata Herman, Damyan Godho selalu memberikan kritik kepada pemerintah khususnya mengenai pembangunan dan pelayanan publik.

"Pak Damy selalu kritik kami. Tapi kritikannya itu membangun dan memberi kami motivasi," ujarnya.

"Beliau pelaku sejarah, karyanya turut berkontribusi bagi NTT. Kita kehilangan orang berjasa, karena Pak Damy sudah perkenalkan NTT lebih dahulu dari yang lain," ucap Herman.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur memiliki kesan tersendiri dengan sosok Damyan Godho. "Pak Damy itu sosok yang sangat visioner. Pikiran-pikirannya sangat maju, selalu memberikan dorongan dan bijaksana. Dalam beberapa kali pertemuan, Pak Damy selalu mengatakan jangan takut kalau melakukan sesuatu yang diyakini benar untuk kepentingan banyak orang," kata Yentji Sunur ketika dihubungi, Selasa siang.

Menurutnya, dalam beberapa kesempatan bertemu Pak Damy di Kupang, dirinya merasakan betapa gaya berpikir Pak Damy jauh ke depan dan sangat visioner.
Pesan lain yang diterima langsung dari Pak Damy, demikian Yentji Sunur, adalah jangan takut kalau apa yang hendak dilakukan itu diyakini benar dan baik untuk kepentingan banyak orang.   "Pesan itu selalu diingat sampai sekarang," ujarnya.

Mantan Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si mengatakan, Damyan Godho adalah aset daerah yang kita banggakan. "Kita sangat kehilangan sosok inspiratif," ujar Esthon saat ditemui di rumah duka.

Esthon mengisahkan awal mula mengenal Damyan Godho, yaitu ketika dirinya masuk kuliah di Fapet Undana.

"Saya masuk kuliah ternyata sama-sama dengan ibu Dora (istri Damyan Godho). Saya teman baik ibu Dora. Jadi karakter Pak Damy dari dulu seperti ini," tambahnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT, Ir. Andre Koreh, MT, sosok Damyan Godho tak hanya sebagai guru tapi juga sahabat dan teman diskusi yang bisa mencairkan semua kebekuan.

"Beliau juga tokoh panutan bagi generasi muda dan seorang pekerja keras yang handal dan gigih," kata Andre.

Menurut Andre, Om Damy juga merupakan tokoh yang lugas dalam membangun komunikasi dengan semua kalangan, dan dengan semua generasi. Om Damy juga selalu berpikir logis dalam setiap masalah dan memberi saran konstruktif untuk mencari solusi.

"Saya secara pribadi merasa sangat kehilangan figur Om Damy," ucap Andre.

Pemimpin Redaksi SKh Pos Kupang, Dion DB Putra mengatakan, "Om Damy adalah segalanya bagi saya. Guru terbaik dalam kehidupannya sebagai karyawan maupun kehidupan pribadi."

Menurut Dion Putra, Om Damy sebagai pemimpin yang hebat. "Om Damy banyak membimbing, mendidik, menggembleng selama mengelola Harian Umum Pos Kupang," ujarnya saat ditemui di rumah duka.

Dikatakannya, Om Damy telah memberikan banyak kesempatan kepadanya untuk memimpin Pos Kupang. Semua karyawan Pos Kupang pantas untuk berterima kasih atas segala jasa Om Damy semasa hidup.

"Lembaga ini sangat kehilangan sosok Om Damy, sebagai pendiri Surat Kabar Harian Umum Pos Kupang. Ada ribuan karyawan yang pernah menghidupi dirinya dan keluarga. Kita bisa makan dan minum dari lembaga ini karena jasa baik Om Damy," ucap Dion Putra.

"Om Damy itu keras dalam sikap tetapi sesungguhnya sangat lembut dalam cara," tambahnya.

Mantan Pemimpin Perusahaan (PP) PT Timor Media Grafika, Daud Sutikno memiliki kesan sendiri terhadap Damyan Godho. "Sosok yang baik. Guru dan orangtua terbaik," ucap Daud Sutikno.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi NTT, Veronika Ata alias Tory Ata mengatakan, Damyan Godho merupakan sosok yang luar biasa dalam memimpin Pos Kupang.

"Saya sangat kehilangan beliau, tokoh dan putra terbaik NTT dalam dunia pers.  Beliau seorang motivator. Selalu memberi semangat. Kita patut apresiasi kepada om Damy karena selama ini beliau dan teman-teman jusnalis di SKH Pos Kupang telah mencerahkan masyarakat melalui karya jusnalistiknya," kata Tory.

Direktris LBH APIK NTT, Ansy Damaris Rihi Dara, SH menilai sosok Damyan Godho adalah seorang yang tegas, disiplin, berwibawa dan memiliki karakter yang baik.

"Saya sangat mengagumi jiwa kepeloporan, komitmen dan profesionalisme dunia jurnalistik itu dari beliau, Om Damyan Godho. Hal ini ditunjukkan dari hasil karya tulisannya dan juga dari keberadaan SKH Pos Kupang hingga saat ini," kata Ansy, Selasa (29/1/2019). (yel/kro/vel/kas/aca)


Pergi ke Taman Ziarah Oebelo


PUTRI bungsu Damyan Godho, Rany Godho menceritakan detik-detik menjelang kepergian ayahnya, Senin dini hari. Saat itu, Rany memang berada di dekat ayahnya yang terbaring lemah.

Rany menuturkan, pada Senin (28/1/2019) siang sepulang dari Kantor Bank NTT tempatnya bekerja, dirinya langsung menemani ayahnya yang sudah seminggu terakhir dirawat di RS St. Carolus Borromeus.

Ketika tiba, sang ayah langsung berkata, "Eh..kamu kemana saja? Hari ini kita bersama Bapak Uskup (Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr) akan pergi ke Gua Maria Oebelo."

Rany sempat bingung dengan perkataan ayahnya yang mengajak ke Taman Ziarah di Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Padahal ayahnya tidak ada janjian berziarah ke Gua Maria Oebelo.

"Mendengar itu saya hanya tersenyum dan bertanya-tanya dalam hati, apa maksud papa bilang seperti itu?" ungkap Rany saat ditemui di rumah duka.

Rany berusaha menepis rasa penasarannya dengan bercanda. Rany sangat bahagia siang itu karena ayahnya ceria dan bersemangat. "Ada bapak kecil saya, kakak sulung dan ibu, kami banyak bercerita dan bercanda," ujarnya.

Pada malam hari, Rany mulai gelisah saat mendengar bunyi ngorok ayahnya. Menurutnya, suara ngorok itu terdengar aneh, tidak biasa. Ia bergegas menemui perawat untuk menanyakan apa yang terjadi dengan ayahnya.

Singkat cerita, suasana di ruang tempat Damyan Godho dirawat berubah. Dokter dan perawat sibuk memompa jantungnya. Rany bersama ibunya serta anggota keluarga lainnya hanya menangis.

Rany mengatakan, detik-detik sebelum menghembuskan napas terakhir, ayahnya menggenggam erat jemari tangan kanannya. Hal itu dilakukan kurang lebih selama semenit. Namun tak ada kata-kata yang terucap. "Kami hanya bisa menangis," ujarnya mengenang.

Bagi Rany, ayahnya adalah sosok yang tegas tapi juga lembut. Selalu memberi teguran dan nasehat setiap kali dirinya membuat kesalahan. "Dari situlah Rany selalu belajar untuk jadi lebih baik hari demi hari," katanya.

Ayahnya juga sosok yang lembut hati. Tidak akan memaksakan kehendaknya kepada anak-anak. "Yang penting kita juga bisa memberikan penjelasan yang masuk akal atau
tentunya dipertimbangkan dengan matang."

Rany menjelaskan, ayahnya suka berteman dengan siapa saja. Ayahnya pernah berpesan, hal yang penting dalam menjalani hidup ialah merawat hubungan dengan orang lain.

"Bagi ayah, relasi atau hubungan itu lebih berharga daripada harta dan kekayaan. Itulah yang Rany teladani, selalu menjaga relasi atau hubungan baik dengan orang lain," kata Rany.

Rany juga mengungkapkan kebiasaan ayahnya saat berada di rumah. Menurutnya, ayahnya suka menanam dan mempretel mobil, bahkan ketika kondisi kesehatanya mulai memburuk.

"Di rumah kami ini hijau karena banyak tanaman. Bapa memang suka menanam selain itu juga suka mempretel mobil," ungkap Rany.

Beberapa hari sebelum meninggal, kata Rany, ayahnya menyampaikan beberapa pesan penting kepadanya. Salah satunya adalah menjaga dan merawat ibunya.

"Papa sering bilang, tolong jaga dan rawat ibu baik-baik. Kalau papa meninggal, papa mau dikubur dekat almarhum kakak sulung Rany," ucapnya lirih.

Ira Godho menambahkan, ayahnya mulai mengalami sakit dan terasa pada Februari 2017 lalu. Ketika itu, lanjut Ira, keluarga berupaya untuk berobat, bahkan sampai ke Singapura. Kemudian, pada Agustus 2018, mengalami sakit pinggang dan sempat dibawa ke RS Siloam. Selanjutnya sang ayah dirawat di RS St. Carolus Borromeus Kupang. "Upaya yang dilakukan keluarga ternyata lain yang terjadi sehingga papa meninggal pada Selasa dini hari," ujar Ira. (yel/kk)

Sumber: Pos Kupang 30 Januari 2019 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes