130 Ribu KK di Sulut Masih Pakai Lampu Botol

TAHUN 2014 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)  menapaki tahun emas atau usia ke-50.  Menjelang usia setengah abad itu, ternyata belum semua warga Bumi Nyiur Melambai menikmati layanan dasar listrik dari negara.

Menurut data Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral  Sulut, sebanyak 130.584 keluarga di Sulut belum menikmati layanan listrik. Mereka bisa dilukiskan masih menikmati kegelapan.

Tercatat dari. 587.655 kepala keluarga (KK), baru 447.660 KK yang mendapat pelayanam Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara 9.141 keluarga menikmati listrik dari non layanan PLN. Jika dipresentasikan atau disebut ratio elektirifikasi baru 76.43 persen masyarakat Sulut yang menikmati listrik.

Bahkan di  Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulut, dari 108.648 KK, ratio elektrifikasi baru 89,07 persen. Sedangkan sisanya 11,875 keluarga belum menikmati  listrik. "Rasio eletrifikasi itu sekitar 76,48 persen dengan demikian ada 23 persen keluarga yang belum memikiki listrik di rumah," kata Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral Sulut Boy Tamon, Jumat (27/9/2013) .

Mengapa masih banyak warga Sulut belum nikmati listrik? Tamon menyebut dua alasan. Pertama, jaringan listrik belum masuk ke wilayah tempat tinggal. Biasanya kata Tamon, jaringan listrik belum ke pulau-pulau dan pesisir laut.  Kedua,  ada warga yang tidak mampu mengakses layanan PLN karena kesulitan uang.

Setali tiga uang disampaikan Humas PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Lefrand Maleke.  Dikatakannya, ratio elektifikasi Sulut baru 76 persen, sekitar 23 persen lebih belum menikmati listrik.  Kata dia, PLN punya  keterbatasan dana, apalagi investasi listrik tidak kecil "Kendalanya? Dana dong, ambil di mana.  Apalagi lokasi jauh dari jaringan, berarti harus siapkan pembangkit," katanya.

Warga Sulut di daerah kepulauan seperti di Kabupaten Sangihe paling menderita.  "Masih banyak pulau-pulau yang belum tersentuh, walaupun ada penghuninya.  Di Lembeh (Kota Bitung), itu ada satu desa yang belum tersentuh listrik, namanya Desa Pintu Kota," kata Maleke.

Untuk memasukkan listrik ke sebuah desa, lanjut Maleke, PLN perlu mengeluarkan biaya pembebasan lahan dan bangun jaringan. "Tidak gampang semua itu, enak kalau duit ada," ujarnya. Menurut dia, cara cepat untuk menyuplai listrik ke kepulauan adalah bangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) "Beli mesin pasang. Investasi listrik mahal, kalau PLTD yang mahal bahan bakarnya. Di kepulauan saat ini banyak digunakan PLTD," katanya.

Kapan semua masyarakat Sulut bisa menikmati listrik? "Itu program pemerintah, bukan PLN. PLN hanya melaksanakan apa yang jadi program pemerintah. Kita saja 68 tahun berdiri baru 76 persen. Sisanya 23 persen ini kapan, relatif tergantung situasi. PLN masih mau berusaha supaya semua bisa menikmati listrik, tapi secara bertahap," sebutnya. Maleke mengakui, di Sulut punya sumber energi terbarukan seperti air, tenaga surya dan panas bumi. "Pengembangan sudah kami lakukan, Bunaken, Miangas itu pakai tenaga surya. Tapi kan bertahap," jelasnya. (ryo)

Sumber: Tribun Manado 2 Oktober 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes