Maria de Villota (AP) |
Isabel, adik dari De Villota, mengatakan, otopsi menunjukkan bahwa De Villota meninggal saat tidur, sekitar pukul 06.00 waktu setempat, karena kerusakan saraf akibat kecelakaan pada Juli 2012. Kecelakaan mengerikan tahun lalu telah menyebabkan De Villota kehilangan mata kanan, tetapi dia sudah terlihat pulih dengan indikator telah kembali mengemudi, menulis buku tentang kecelakaan tersebut, dan menikah.
Kepolisian Spanyol menyatakan, kematian De Villota karena "sebab-sebab alamiah" dan tak ada indikasi kekerasan. Informasi awal kematian De Villota diterima dari manajernya yang dihubungi staf Sevilla Congresor Hotel, tempat tubuhnya ditemukan.
De Villota mengalami kecelakaan fatal ketika melakukan pengujian untuk tim F1 Marussia di Inggris. Selain kehilangan mata, dia pun mengalami cedera serius di kepala dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama satu bulan.
Merupakan warga asli Madrid, De Villota adalah putri dari Emilio de Villota, pebalap F1 pada era 1976-1982. Para ofisial F1 dan pebalap yang kini tengah berlaga di Grand Prix Jepang menyatakan keterkejutannya dengan kabar kematian De Villota.
Duka dari semua lapangan olahraga
"Saya sampaikan belasungkawa terdalam untuk keluarga De Villota," kata Presiden FIA Jean Todt. "Maria adalah pebalap yang fantastis, cahaya cemerlang bagi perempuan di motorsport, dan juru kampanye yang tak kenal lelah untuk keselamatan di jalan," kata dia. "Atas semua itu, dia adalah teman yang sangat saya kagumi."
Pemimpin tim McLaren Martin Whitmarsh yang juga Ketua Asosiasi Tim Formula Satu, Martin Whitmarsh, mengatakan, "Seluruh paddock sangat terkejut dengan berita bahwa Maria sudah tak lagi bersama kami." Menurut Whitmarsh, De Villota tidak hanya inspirasi bagi perempuan di olahraga ini, tetapi juga untuk semua orang yang pernah mengalami luka yang mengancam jiwa.
Monisha Kaltenhorn dari tim Sauber, perempuan pertama yang menjadi pebalap utama F1, mengatakan, "Jika ada yang mewakili kekuatan dan optimisme, itu adalah Maria. Kematian mendadaknya adalah kerugian besar bagi dunia motorsport."
Penanggung jawab pengembangan pebalap dari tim William, Susie Wolff, ingat bahwa De Villota memintanya untuk tetap melanjutkan program untuk pebalap perempuan, setelah kecelakaan yang menimpa De Villota. "Saya ingat dia katakan itu. Terserah bagaimana, tunjukkan bahwa pebalap perempuan di F1 adalah mungkin," kenang Wolff.
Menurut Wolff, De Villota tahu bahwa perempuan bisa bersaing di laga tersebut. Setelah kecelakaan merenggut peluangnya bersaing di arena F1, menurut Wolff, yang diinginkan De Villota adalah orang-orang tahu soal kemampuan perempuan di F1 dan mewujudkannya. "Dia memiliki semangat itu untuk hidup, kekuatan karakter, dan pandangan yang positif tentang kehidupan."
Marussia dalam pernyataan resmi menyatakan dukacita untuk De Villota. "Pikiran dan doa kami bersama keluarga Maria dan teman-temannya."
Petenis Spanyol, Fernando Alonso, mengatakan, "Ini berita yang sangat menyedihkan bagi motorsport. Maria dicintai semua orang. Sekarang, yang bisa kita lakukan adalah berdoa bagi dia dan keluarganya."
Selain menjadi pebalap penguji di Marussia, De Villota juga pernah mengikuti kejuaraan touring dunia pada 2006 dan 2007, serta Superleague seri ban terbuka. De Villota berada di Seville untuk kegiatan "What Really Matters", kegiatan inspiratif untuk orang-orang muda tentang nilai kemanusiaan universal. Menyusul kabar duka ini, konferensi tersebut dibatalkan.
De Villota adalah perempuan pertama Spanyol yang berkiprah di F1. Menteri Olahraga Jose Wert mengumumkan bahwa De Villota akan mendapat anugerah anumerta berupa Medali Emas Spanyol of Merit Sporting.
Ungkapan duka datang dari para olahragawan lain di seantoro Spanyol. Mereka, antara lain, gelandang Barcelona Andres Iniesta dan petenis nomor satu dunia Rafael Nadal. "Ini berita buruk bagi dunia olahraga pada umumnya dan olahraga Spanyol khususnya," kata Nadal.
Kecelakaan itu
De Villota mengalami kecelakaan tahun lalu, saat baru empat kali mengemudi mobil F1 dan yang pertama untuk Marussia. Dia menabrak truk dukungan dalam sesi garis lurus di dekat lapangan terbang di Inggris. Investigasi internal menyimpulkan tak ada masalah dengan mobil itu.
Memulai debut pada 2011, De Villota mengawali karier di F1 bersama Renault di Sirkuit Paul Ricard, Marseille, Perancis. Kematian De Villota terjadi pada saat dia terlihat telah melewati dampak kecelakaan.
Dalam sebuah wawancara, Februari 2013, De Villota mengatakan, dia telah kembali merasa "bebas" dan "menjadi dirinya sendiri" setelah bisa kembali mengemudi di jalan raya. Pada Mei 2013, dia kembali memasuki paddock untuk pertama kali setelah kecelakaan, di tengah GP Spanyol. Saat itu dia mengatakan kepada AP, ada campuran antara adrenalin dan sedih karena bisa berada lagi di dekat olahraga yang nyaris merenggut hidupnya.
Pada Juli 2013, De Villota menikah dengan Rodrigo Garcia. Kesehariannya diisi dengan kegiatan amal dan menjadi anggota komisi perempuan di FIA. Pada Senin (7/10/2013), dia memaparkan bukunya berjudul Life is A Gift, sebuah buku tentang kisahnya setelah mengalami kecelakaan di sirkuit itu.(*)
Sumber: Tribun Manado