KERICUHAN yang terjadi dalam sidang perdana Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang periode 2009-2014 hari Rabu, 26 Agustus 2009 tersiar amat lekas. Jauh sebelum dipublikasikan media massa cetak dan elektronik, peristiwa itu lebih dulu beredar lewat pesan singkat (SMS) serta pembicaraan mulut ke mulut warga Kota Kupang.
Peristiwa itu pun sontak menjadi bahan diskusi di milis serta jaringan sosial paling populer saat ini, facebook. Oleh kemajuan teknologi informasi dunia kita memang terasa begitu sempit. Suatu kejadian dalam sekejap menyebar luar ke seantero jagat. Dan, banyak orang ikut memberi komentar atau pendapat.
Beragam pendapat dan komentar yang menyembul. Ada yang pro si A dan B. Juga menyatakan pendapat yang saling berlawanan. Secara umum mereka menyesali peristiwa itu terjadi. Tetapi tak sedikit pula yang menyarankan agar perseteruan dalam sidang di gedung wakil rakyat yang terhormat itu tidak terulang karena justru mengikis kehormatan anggota Dewan sendiri.
Perkembangan terakhir cukup menggembirakan. Dalam sidang hari kedua, Kamis (27/8/2009), Ketua Sementara DPRD Kota Kupang, Victor Lerik memohon maaf atas peristiwa yang terjadi Rabu lalu. Sidang hari kedua berjalan lancar dan aman. Apakah persoalan serta-merta selesai?
Kita tentu berharap kericuhan itu tidak berlanjut. Pihak yang berbeda pandangan hendaknya menahan diri untuk tidak memperuncing perkara ini. Anggaplah peristiwa itu sebagai dinamika di gedung Dewan. Apalagi wakil rakyat hasil pemilu 2009 terdiri dari wajah lama dan wajah baru. Sangat mungkin di antara mereka belum saling mengenal watak dan karakter. Mengenal satu sama lain butuh proses. Memerlukan waktu kebersamaan sekian lama.
Mengapa kita menyerukan DPRD Kota Kupang segera membangun kebersamaan sekaligus melupakan konflik masa lalu? Kiranya banyak orang sependapat bahwa mengulang kericuhan seperti Rabu lalu atau mempepanjang kericuhan itu tidak bermanfaat apa-apa.
Kejadian semacam itu selain merusak kehormatan anggota Dewan sendiri juga menurunkan kepercayaan masyarakat Kota Kupang yang telah memilih Anda dalam Pemilu 2009. Kehadiran sejumlah warga masyarakat menyaksikan jalannya sidang kemarin merupakan respons mereka terhadap setiap kejadian di gedung Dewan.
Hal lain yang perlu kita ingatkan adalah sungguh tidak elok jika anggota Dewan sibuk dengan diri sendiri. Anda terpilih dari ribuan orang yang mencalonkan diri tidak untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok. Anggota DPRD Kota Kupang mutlak memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat Kota Kupang.
Dan, begitu banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang menumpuk di ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini. PR yang mesti segera ditangani anggota DPRD periode 2009-2014. Warga Kota Kupang sampai hari ini masih saja berkutat dengan kebutuhan dasar seperti sulitnya mendapatkan air bersih, infrasuktur jalan yang berlubang-lubang, listrik yang mati hidup, penanganan sampah yang tidak profesional, kasus gizi buruk, tata kota yang semrawut serta berbagai macam kebutuhan warga kota yang belum terpenuhi. Kupang sebagai barometer Propinsi NTT masih jauh dari wajah kota yang manusiawi.
Sekali lagi kita berharap DPRD Kota Kupang tidak lagi mempertontonkan aktivitas yang kontraproduktif. Tidak lagi membuat kericuhan demi kericuhan untuk alasan yang sepele. Anggota DPRD merupakan pemimpin kota ini. Perlihatkan spirit kepemimpinan itu lewat keteladanan agar rakyat Kota Kupang tidak kecewa untuk kesekian kalinya.Kita percaya DPRD Kota Kupang akan mampu menyelesaikan masalah internal mereka dengan bijaksana. *
Pos Kupang 28 Agustus 2009 halaman 4