KEJUARAAN sepakbola El Tari Memorial Cup 2010 telah berakhir hari Senin, 4 Oktober 2010 dengan tuan rumah PS Kota Kupang keluar sebagai juara. Di babak final Kota Kupang mengalahkan juara bertahan Perseftim Flores Timur 1-0.
Kita ucapkan selamat kepada tim yang keluar sebagai juara pertama sampai ketiga, pemain terbaik serta tim fair play. Syukurlah meskipun kejuaraan El Tari Memorial Cup tahun 2010 sarat dengan berbagai perkara tetapi telah berakhir dengan baik. Terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Kota Kupang yang menjadi tuan rumah. Terima kasih kepada panitia penyelenggara yang telah bekerja keras selama tiga pekan lebih.
Di balik keberhasilan itu, kita mencatat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian demi penyelenggaraan yang lebih baik di waktu mendatang. Pertama tentang perwasitan. Selama kejuaraan ini wasit telah menjadi fokus utama sorotan pemain, pelatih, ofisial serta penonton. Mereka tidak puas terhadap kepemimpinan dan keputusan wasit di lapangan.
Protes terhadap keputusan wasit sudah terjadi sejak hari pertama kejuaraan ini bergulir tanggal 15 September 2010. Sejak itu tiada hari tanpa protes. Tiada hari tanpa umpatan kekecewaan atau kekesalan terhadap wasit yang datang dari pemain, pelatih, tim ofisial serta penonton. Jika selama ini Anda setia menonton pertandingan El Tari Memorial Cup 2010, maka ekspresi kekecewaan itu telah Anda dengar dan saksikan sendiri di lapangan. Mogok bertanding, WO dan tercipta 18 gol dalam waktu 45 menit saat laga Persena Nagekeo vs PS Maritim Manggarai Timur dalam perebutan posisi ketiga mesti dilihat sebagai wujud kekecewaan tersebut. Tidak bisa tidak. Menurut pandangan kita, komisi perwasitan harus berkaca diri. Jangan lagi menuding kesalahan orang atau mencari kambing hitam.
Hujan protes itu mencerminkan mutu perwasitan sepakbola di Nusa Tenggara Timur (NTT) jauh dari harapan. Regenerasi wasit serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan memimpin merupakan PR yang harus segera dikerjakan pengurus propinsi dan pengurus cabang PSSI se-NTT. Wasit kontroversial yang sering memicu kekisruhan harus diberi sanksi tegas. Umumkan namanya kepada publik.
Pertanyaan kita, apakah PSSI berani? Kalau mendiamkan atau menganggap sepi soal ini maka persepakbolaan Flobamora tetap begitu saja dari tahun ke tahun.
Kedua, tentang pemain dan pelatih. Selama kejuaraan El Tari Memorial Cup 2010 kita menyaksikan sikap sejumlah pemain dan pelatih yang tidak dewasa. Sejumlah pemain dengan keterampilan dasar sepakbola seadanya berlagak sok tahu tentang rule of the game serta suka bakupukul. Setiap keputusan wasit langsung disambut protes tanpa menelusuri lebih jauh apakah protes itu benar.
Sejumlah pemain pun ringan tangan dan kaki. Kaki bukan dipakai menendang bola tetapi mencederai lawan. Tangan pun sama. Mudah sekali menggunakan siku atau kepalan untuk menumbuk tubuh lawan. Tindakan kurang terpuji juga dilakukan beberapa pelatih dan anggota tim ofisial. Dalam situasi kisruh mereka bukan menenangkan atau memberi pencerahan kepada pemain. Mereka malah ikut memanas-manasi situasi sehingga kekisruhan berkepanjangan. PSSI kiranya tidak tinggal diam menghadapi kenyataan ini. Pembinaan perlu ditingkatkan dan jangan memberi tempat kepada pemain atau ofisial yang tindak tanduknya dapat menghancurkan prinsip dasar dalam persepakbolaan.
Terakhir tentang penonton. Sudah terbukti selama El Tari Memorial Cup 2010 ada kelompok penonton yang kekanak-kanakan dan memuja aksi kekerasan. Kalau kecewa sontak melempari orang lain dengan batu, menghujat atau memaki-maki. Sungguh kampungan! Tidak sedikit yang telah menjadi korban penonton brutal seperti itu. Ada yang kepalanya bocor berlumuran darah. Ada juga petugas keamanan yang terluka kena tikaman.
Hal terakhir kiranya menjadi pembelajaran untuk event berikut. Benahi pengorganisasian penonton atau fans. Dari aspek kemanan mesti dipastikan penonton tidak membawa batu atau senjata tajam ke dalam stadion atau lapangan pertandingan. Selama El Tari Memorial Cup 2010 hal ini tidak dilakukan sungguh- sungguh. Penonton seenaknya masuk ke dalam stadion dengan seluruh 'senjata' andalan mereka untuk mencederai orang lain. Noda hitam El Tari Memorial Cup 2010 di Kupang jangan sampai terulang! *
Pos Kupang 6 Oktober 2010 halaman 4