Hanya dengan waktu sekitar 4 detik, Veddriq Leonardo mengumandangkan Indonesia Raya di Paris. Dia pahlawan negara.
Beta suka cara editor Kompas.id merajut lead berita berjudul "Empat Detik Veddriq untuk Selamanya." Berita ini ditayangkan Kompas.id 8 Agustus 2024 pukul 21:41 WIB. Berita ditulis Kelvin Hianusa. Editornya Prasetyo Eko Prihananto.
Veddriq sungguh pahlawan negara di ajang Olimpiade Paris 2024. Tiga hari menjelang penutupan Olimpiade, Indonesia nyaris kehilangan asa karena tanpa emas sekepingpun.
Apalagi di cabang andalan bulu tangkis, semua atlet terbaik Merah Putih gugur sebelum babak final. Hasil terbaik hanya sekeping perunggu persembahan Gregoria Mariska Tunjung dari nomor tunggal putri.
Kebahagiaan tiba pada hari keempatbelas Olimpiade Paris 2024. Atlet panjat tebing Veddriq Leonardo membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena Olimpiade Paris 2024.
Laksana spiderman, Veddriq Leonardo begitu lincah dan gesit memanjat tebing kurang dari 5 detik.
Berlomba di Arena Le Bourget, Paris, Kamis (8/8/2024), layar penunjuk waktu di jalur Veddriq menyala berwarna hijau bertuliskan 4,75 detik. Dia menaklukkan atlet China, Wu Peng, yang hanya berselisih 0,02 detik lebih lambat.
Veddriq Leonardo menggenggam emas bersejarah. Pertama untuk Indonesia di Paris 2024 dan perdana di luar cabang bulu tangkis.
Cabang olahraga panjat tebing yang sayup dari prediksi dan ramalan medali justru memberi yang terbaik demi kehormatan NKRI di panggung olahraga terakbar dunia.
Pelatihnya Hendra Basyir menangis bahagia. Pemanjat putri Indonesia, Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi pun menitikkan air mata haru.
Veddriq Leonardo sesungguhnya bukan yang tercepat. Pemanjat Amerika Serikat, Sam Watson, memecahkan rekor dunia dua kali beruntun dengan waktu 4,74 detik. Namun, Veddriq (27) paling konsisten catatan waktunya.
Dia memenangi seluruh babak putaran final dengan catatan waktu di bawah 4,9 detik, saat Sam Watson kalah dari atlet China, Wu Peng di babak semifinal.
Kompas.id mencatat, perjalanan Veddriq Leonardo hingga ke puncak prestasi di Paris 2024 jauh dari kata enteng. Dia melewati onak dan duri. Saat rekannya sudah lolos sejak akhir tahun lalu, Veddriq malah baru mendapatkan tiket ke Paris pada kualifikasi terakhir.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid menyebut medali emas Veddriq Leonardo dipersembahkan untuk Indonesia yang akan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan pada 17 Agustus 2024. "Momen ini bersejarah," demikian Yenny Wahid.
Angkat besi
Tanggal 8 Agustus 2024 merupakan hari baik bagi kontingen Indonesia. Hanya berselang beberapa jam setelah Veddriq meraih emas, sukacita serupa datang dari atlet angkat besi kelas 73 kilogram, Rizki Juniansyah (21).
Pada Kamis malam atau Jumat dini hari (9/8/2024) WIB, Juniansyah menjadi atlet kedua Indonesia yang meraih emas di Paris 2024.
Koleksi 2 emas membuat peringkat Indonesia di klasemen perolehan medali Olimpiade Paris 2024 terbang tinggi dari urutan ke-72 menjadi 28 dunia.
Koleksi dua medali emas mengulang sukses 32 tahun lalu di Olimpiade Barcelona, Spanyol.
Di Barcelona 1992, Indonesia meraih 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Dua medali emas saat itu disumbangkan pasangan atlet bulu tangkis, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, di nomor tunggal putri dan putra.
Setelah Barcelona, tradisi emas Indonesia memang berlanjut namun jumlahnya tidak lebih dari satu. Bahkan pada Olimpiade London 2012, Imdonesia nihil emas.
London yang kelam sempat menghantui kontingen Indonesia di Paris 2024. Selain bulu tangkis nyaris gagal total, lifter veteran Eko Yuli Irawan pun tampil tidak meyakinkan di nomor 61 kilogram putra. Eko Yuli gagal membawa pulang medali.
Itulah sebabnya sumbangan emas Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah sungguh membawa sukacita.
Lifter muda Rizki Juniansyah meraih emas lewat angkat besi nomor 73 kilogram. Ia mengakhiri dominasi idolanya asal China, Shi Zhiyong, yang merupakan peraih emas dalam dua olimpiade sebelumnya.
Rizki sempat tertinggal angkatan seberat 10 kg dalam sesi pertama atau angkatan snatch. Namun, di sesi kedua atau angkatan clean and jerk, Shi Zhiyong gagal mengangkat satu pun angkatan. Shi gugur.
Rizki melaju sendirian tanpa pesaing terdekat. Rizki mencatatkan total angkatan 354 kg dari snatch 155 kg dan clean and jerk 199 kg.
Walaupun sudah pasti meraih emas dengan modal 191 kg di angkatan pertama cleanand jerk, dia tetap ambil angkatan kedua seberat 199 kg. Rizki menutup manis dengan angkatan yang sukses sekaligus mengukir rekor Olimpiade.
Penonton memberikan standing ovation kepadanya. Rizki telah menjadi raja baru di kelas 73 kg. Mengingat usianya baru 21 tahun, kiranya prestasi Rizki akan bertahan lama di panggung dunia.
Raihan dua emas di Olimpiade Paris dari dua cabang berbeda, yaitu panjat tebing dan angka besi, menunjukkan diversifikasi cabang andalan mulai berjalan. Artinya bulu tangkis bukan lagi tumpuan utama Indonesia lagi di ajang Olimpiade.
Prestasi cabang olahraga tersebut telah menurun drastis dalam dua tahun terakhir. Bulu tangkis gagal menyumbang medali di Asian Games Hangzhou 2022, hal yang pertama kali terjadi sepanjang sejarah.
Sudah waktunya Indonesia mengembangkan cabang olahraga andalan lain. Panjat tebing dan angkat besi sudah memberi bukti di Paris 2024. Sang jawara dunia adalah putra Indonesia. Proficiat! (*)
Sumber: Pos Kupang