JAKARTA, PK -- Iklan partai politik terbukti mempengaruhi perilaku pemilih untuk memberikan dukungan pada tokoh maupun partai yang menjadi pendukung utamanya. Temuan Lembaga Survai Indonesia (LSI) yang dipublikasikan pada Minggu (4/1/2009), di Jakarta, menunjukkan perilaku rasional pemilih sangat terkait dengan informasi yang diperoleh pemilih.
Direktur Eksekutif LSI, Saiful Mujani, mengatakan, iklan politik oleh partai bisa menjadi informasi yang bisa dipercaya bila iklan tersebut memuat substansi yang didukung oleh fakta.
Contohnya, iklan Partai Demokrat yang berkaitan dengan capaian pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono seperti tentang pemberantasan korupsi, penegakan keamanan, program kesejahteraan seperti peningkatan anggaran pendidikan dan pelayanan kesahatan. Materi iklan ini menjadi "kekuatan" bagi Partai Demokrat untuk mendapatkan simpati masyarakat.
Hasil survai yang dilaksanakan selama 10-22 Desember 2008 dengan melibatkan 2.200 responden menunjukkan sebanyak 70 persen responden mengaku menyukai isi iklan Partai Demokrat dan tokohnya di televisi. Disusul 66 persen responden yang menyukai isi iklan Partai Gerindra dan PDIP 59 persen.
"Iklan Demokrat lewat televisi sama masifnya (besar-besaran, Red) dengan iklan Gerindra, tetapi kesan publik lebih positif pada iklan Demokrat," katanya.
Perbedaan daya jangkau dan kesan positif pemilih terhadap iklan partai ini membuat Demokrat lebih kuat untuk sementara ini dibanding partai yang lain.
"Sementara Golkar sampai hari ini belum keluar dengan iklan yang masif dengan substansi yang meyakinkan pemilih. Akibatnya Golkar tertinggal Demokrat dan PDIP," katanya.
Survai itu menunjukkan hanya 54 persen responden menyatakan menyukai isi iklan Partai Golkar.
Dilihat dari segi intensitas, 73 persen responden mengaku lebih sering melihat iklan Partai Gerindra dan tokohnya di televisi. Sementara dibawahnya, sebanyak 65 persen responden mengaku sering melihat iklan Partai Demokrat, disusul 45 persen PDIP, dan 40 persen Golkar. "Terlihat sekali ada kesenjangan iklan dan informasi di antara Demokrat dan Golkar," kata Saiful Mujani.
Kondisi ini, katanya, mempengaruhi perilaku calon pemilih. Sampai 2008, publik lebih sering menerima informasi tentang kesuksesan pemerintah SBY dibanding sebelumnya. Informasi ini nampaknya cukup meyakinkan publik, sehingga Demokrat saat ini lebih unggul dibanding partai lainnya termasuk PDIP dan Golkar.
Menurut Saiful, survai menunjukkan dukungan terhadap SBY dan partai pendukung utamanya yakni Partai Demokrat juga terus mengalami peningkatan seiring dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Keberhasilan pemerintah SBY juga memberikan sumbangsih signifikan terhadap tingkat dukungan SBY sebagai capres 2009. (ant)