Lebih Dekat dengan Maya Rumantir

Maya Rumantir
Oleh Yudith Rondonuwu

Banyak anak kecil bercita-cita menjadi 'orang yang berguna bagi nusa dan bangsa'. Cita-cita seperti itu seringkali dianggap tidak spesifik padahal ketika menjadi politisi harusnya cita-cita itulah yang memaknai sepak terjang orang tersebut.

DEMIKIAN pendapat perempuan berdarah Manado-Makassar yang kini kian eksis sebagai politisi perempuan. Pilihan menjadi politisi bukan hal baru bagi perempuan kelahiran Manado, 2 April 1964.

"Sejak kecil sewaktu SD (Sekolah Dasar) ada buku yang suka kita (siswa) isi seperti ada biodata begitu. Lalu dikolom cita-cita saya pasti tulis 'ingin menjadi orang yang berarti bagi nusa dan bangsa.' Waktu itu saya belum mengerti caranya tapi saya tahu arah hidup saya," ungkap Maya begitu perempuan berparas cantik ini disapa.

Sebagai seorang perempuan yang juga terkenal dengan suara emasnya, Maya tak lagi begitu eksis di dunia hiburan. Album-album lagunya kini lebih kepada album rohani dan album dengan lagu-lagu bertema patriotik nasional.

"Rasa nasionalisme makin bertumbuh dan saya melihat bangsa ini perlu pemimpin- pemimpin yang benar-benar berkualitas dalam segala hal termasuk moralitas. Ini juga merupakan salah satu motivasi saya terjun ke dunia politik," kata perempuan 49 tahun ini saat diwawacara Tim Edisi Minggu Harian Tribun Manado.

Sejak kecil senang menyanyi dan olahraga dan kini ingin berbakti kepada bangsa dan negara. Bukan hanya sebagai politisi tapi juga dalam berbagai misi kemanusiaan.

"Keputusan atau keterpanggilan ke dunia politik sebenarnya bukan pilihan saya. Terus terang saya tidak suka politik praktis. Saya lebih senang dengan sadar politik. Kemudian saya melihat politik di negra ini sebagai sesuatu yang harus diselamatkan dari generasinya. Diselamatkan dalam arti politik menjadi santun, generasi yang sadar politik yaitu yang berpolitik untuk kepentingan bangsanya, untuk kepentingan bersama bukan berpolitik untuk kepentingan pribadi," ujar Direktur Yayasan Maya Bhakti Pertiwi ini.
Maya di Unsrat Manado 2013

Ketika di SMP dan SMA bahkan perguruan tinggi, Maya Rumantir sangat tertarik dengan kegiatan-kegiatan berorganisasi. Apalagi sejak kecil ia diajarkan orangtuanya untuk banyak belajar hal-hal baru yang positif. "Termasuk dalam bergaul, sejak kecil orangtua saya selalu mengingatkan agar jangan sampai pilih teman, jangan sampai salah bergaul karena pergaulan kita akan menentukan seperti apa masa depan kita," katanya.

Lantas siapa teman bergaul Maya? Sejak kecil hingga saat ini, wanita yang berlesung pipit ini, sudah bergaul dengan berbagai macam jenis orang. "Saya tidak suka membedakan orang dari latarbelakang ekonominya. Bagi saya teman atau pergualan yang baik itu dinilai dari karakter orang itu," ujarnya.

Ia mengaku sudah terbiasa bertemu orang-orang politik ketika ia mendirikan Maya Gita Institut. Politisi yang menurutnya memberikannya banyak pengalaman tentang bagaimana seharusnya menjadi politisi yang berguna bagi nusa dan bangsa bukan hanya bagi diri sendiri. Beberapa di antaranya dua mantan menteri di era Orde Baru, Sudomo dan Cosmas Batubara.

Dalam misi kemanusiaan, Maya pasti bertemu dengan para politisi di negara ini. "Saya tidak peduli politisi-politisi di sekitar saya seperti apa karena setiap manusia karakternya berbeda. Pilihannya juga berbeda. Mau menjadi politik yang baik atau buruk itu juga merupakan pilihan hidup mereka. Yang pasti saya hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa ini," ujar duta perdamaian Indonesia yang kini mencalon diri sebagai anggota DPD RI daerah pemilihan Sulawesi Utara. (*)

Sulut Lambang Kerukunan

MAYA
Rumantir memilih Sulut sebagai daerah pemilihan terkait keinginannya ke DPD RI karena banyak alasan. Bukan karena ayahnya berasal dari daerah ini saja, tapi Maya mengaku melihat banyak hal positif dari daerah ini.

"Sulut itu seperti lambang kerukunan umat beragama di Indonesia. Saya melihat isu-isu SARA (Suku, Agama, RAS dan Antargolongan) tidak mampu memprovokasi masyarakat Sulut. Saya melihat masyarakat dan daerah ini memang patut menjadi teladan bagi daerah lain," katanya.

Maya mengakui begitu potensialnya Sulut dalam semua bidang termasuk sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. "Saya merasa daerah ini patut diperjuangkan dan dimaksimalkan. Itulah mengapa saya juga memilih daerah ini agar bisa menjadi wakil dari daerah ini," ucapnya. (*)


BIOFILE
Nama lengkap: Olivia Maya Rumantir
Panggilan: Maya
Tempat/tanggal/lahir: Manado, 2 April 1964
Profesi/Pekerjaan: Artis/Penyanyi, Aktivis Perempuan dan Misi Kemanusiaan, Politisi. 
Hobi: menyanyi dan olahraga
Makanan Favorit: tinutuan, milu rebus, singkong goreng, mie cakalang
Minuman Favorit: es kelapa muda, es kacang merah mix durian

Motto Hidup:  "Janganlah bersedih jika kita tidak dihargai orang, tapi bersedihlah jika kita menjadi tidak berharga."

Sumber: Tribun Manado edisi Minggu 3 November 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes