Pusat Koperasi Veteran Sulut Bangun 2.000 Rumah

Periksa mata Veteran di Manado 04-11-2013
Pusat Koperasi Veteran Republik Indonesia (Puskoveri) Sulawesi Utara  bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat membangun 2  ribu rumah untuk veteran.

"Sementara 500 rumah akan dibangun di Tetey, Minut. Ini tahap pertama," ujar  Letkol (Purn) Rudy Wullur  (82) selaku Ketua Puskoveri dengan semangat kepada Tribun Manado, Senin (4/11/2013).

"Rencana selanjutnya dilaksanakan di Tongkaina. Di sana ada tanah veteran kurang lebih 200 hektare. Sedangkan yang disertifikatkan sesuai kemampuan 60 hektar, itu sudah cukup bisa dibangun kurang lebih 1.500 rumah," kata Wullur yang sudah  menjabat ketua koperasi selama dua periode.

Ia menambahkan rumah tersebut dapat diambil oleh keturunan veteran. Misalnya anak dan cucunya. "Selain itu, walau kecil-kecil, koperasi kami juga mempunyai usaha seperti pertanian, satgas, perikanan, dan sebagainya," tuturnya. Menurutnya, jika ada veteran yang sukses di tempat lain, itu urusan pribadi mereka. "Itu di luar jangkauan kami," ujarnya.

Puskoveri berada di lantai dua dari gedung Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sulut di Teling, Manado. Semua data jumlah veteran di tiap-tiap cabang kabupaten di Sulut dimasukan ke LVRI Sulut. "Jumlah veteran di Sulut kurang lebih 7 ribu orang,di antaranya ada 4 ribu lebih sudah menerima tunjangan," ujar Johny Tumengkol selaku sekretaris LVRI Sulut.

Selain tunjangan veteran juga mendapat dana kehormatan. "Tunjangan veteran perbulan Rp 1,2 juta, sedangkan dana kehormatan Rp 250 ribu," tuturnya. Diakuinya, jumlah itu tidak sebanding dengan pengorbanan mereka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dijelaskannya, veteran terbagi dalam empat golongan, di antaranya pertama golongan utama Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) 1945 sampai 1949.  "Rata-rata mereka sudah meninggal," ujar Tumengkol.

Kedua, golongan veteran pembela, terbagi tiga kategori lagi yakni  veteran Trikora, mereka yang berjuang melawan bangsa asing di Irian Barat pada 1961 sampai 1963. Kategori kedua veteran pembela Dwikora, mereka yang melawan Inggris di Kalimantan Utara pada 1964 sampai 1966. Kategori terakhir veteran pembela Seroja,

"Saya di kategori ini, ketika itu melawan Portugis di Timor Timur pada Mei 1975 sampai Juli 1976, yang berhak menjadi pahlawan itu mereka yang melawan bangsa asing bukan bangsa sendiri," tandasnya. Ketiga golongan veteran perdamaian. "Itu bagi setiap warga negara yang bertugas secara internasional di bawah mandat PBB," tuturnya. Keempat golongan anumerta. "Mereka yang gugur saat pembelaan di golongan kedua," tuturnya. (alp)

Sumber: Tribun Manado 5 November 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes