Biaya Gorden Setara Fortuner

ilustrasi
"Dengan uang Rp 450 juta akan didapat sekitar 900 meter gorden mewah, panjangnya hampir satu kilometer atau tiga kali mengelilingi lapangan bola."
Johan
Penjual kain di Tondano


BILA tidak ada aral melintang Drs Jantje W Sajouw Msi (JWS)  dan Ivan Sarundajang (Ivansa) akan dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Minahasa periode 2013-2018 tanggal 17 Maret 2013.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Minahasa tahun 2013 ada item pembiyaan yang lumayan besar untuk rumah dinas  pasangan pemimpin baru tersebut. Berdasarkan penelusuran Tribun Manado, pada pos anggaran Sekretariat Daerah Pemkab Minahasa tertera anggaran pengadaan perlengkapan rumah jabatan atau dinas yang nilainya mencapai Rp 2.125.000.000. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Manado, anggaran ini khusus untuk rumah dinas (rudis)  bupati dan wakil bupati.

Menelisik lebih detail penggunaan dana ini, hampir semua warga Minahasa mungkin akan terpana karena dalam satu item belanja modal pengadaan tempat tidur dialokasikan dana sebesar Rp 650 juta. Sebuah angka yang fantastis untuk membeli beberapa tempat tidur.

Alokasi anggaran lain yang membuat tercengang adalah belanja modal pengadaan sofa dianggarkan Rp 475 juta, belanja modal pengadaan alat dapur (piring, gelas, mangkok, cangkir, sendok, garpu, pisau, tempat air, dan panstof) dianggarkan Rp 275 juta. Selain itu ada belanja modal pengadaan gorden/sampiran yang mencapai Rp 450 juta atau setara harga mobil toyota grand fortuner keluaran terbaru.

Data pembanding yang diperoleh dari Johan, seorang penjual kain di Kota  Tondano menyebutkan, umumnya harga gorden kelas menengah sepanjang lima meter dijual seharga Rp 1 juta atau Rp 200.000 per meter. Gorden yang masuk kategori mewah dijualnya seharga Rp 500.000 per meter.

"Kalau gorden yang paling mahal saya jual seharga Rp 500 ribu per meter. Itupun hanya beberapa orang yang membeli karena dianggap mahal," ujarnya. Jika harga gorden permeter dihargai Rp 500.000 maka dengan uang Rp 450 juta akan didapat sekitar 900 meter gorden mewah atau panjangnya  hampir mencapai satu kilometer, atau hampir tiga kali mengelilingi lapangan sepakbola," kata Johan.

Dikonfirmasi Tribun Manado, Selasa (5/3/2013), Kepala Bagian Umum Pemkab Minahasa, Femmy Lembong menjelaskan, anggaran tersebut tidak mutlak digunakan semuanya. Menurutnya dana itu masih sebatas penganggaran dan belum dibelanjakan untuk rudis bupati dan wabup Minahasa terpilih.

Menurut Lembong, apakah dana Rp 2,1 miliar itu digunakan atau tidak dana tersebut tergantung dari bupati dan wakil bupati Minahasa yang baru. Menurutnya Pemkab Minahasa hanya  mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan penunjang kedua pejabat negara itu.

"Itu kan hanya penganggaran dana. Kalau pimpinan tidak mau menggunakan semua dana itu maka dana yang keluar hanya sebatas yang dibutuhkan. Bisa saja pimpinan menyatakan ingin menggunakan peralatan dan dekorasi yang sederhana," ujarnya.

Lembong mengatakan, sebagai pejabat negara, bupati dan wakil bupati memang layak untuk mendapat fasilitas yang lebih. Menurutnya hal tersebut adalah bagian dari standar protokoler."Kalau akan digunakan penuh maka pengadaan peralatan itu harus ditenderkan karena dananya cukup besar," ujarnya.

Pada Pemilukada Kabupaten Minahasa tanggal 12 Desember 2012, pasangan Jantje W Sajouw dan Ivan Sarundajang (JWS- Ivansa) yang meraih suara terbanyak dibanding empat pasangan lainnya. Pada rekapitulasi perhitungan suara yang ditetapkan KPU Minahasa, pasangan JWS-Ivansa berhasil meraih suara terbanyak yaitu 78.521 suara atau 36,96 persen.

Adapun hasil lengkap rekapitulasi perhitungan suara Pemilukada Minahasa untuk kelima pasangan calon sesuai nomor urut adalah sebagai berikut. AFN-JJM meraih 817 suara (0,38 persen),  HAG-RJM meraih 55.223 suara (25,99 persen), CNR-DJT meraih 75.326 suara (35,45 persen), pasangan JWS-Ivansa 78.521 suara (36,96 persen) dan pasangan Kamang 2.585 suara (1,22 persen). (luc)

JWS: Sesuai Kebutuhan


BUPATI Minahasa terpilih, Drs Jantje W Sajouw MSi  mengatakan, fasilitas apa yang akan dinikmatinya di rumah dinas bupati akan dilihat setelah pelantikan tanggal 17 Maret mendatang.

Menurutnya, perabotan yang akan diisi di rumah dinas pasti  dibeli sesuai kebutuhan rumah tangga. Menurutnya jika ada yang tidak perlu maka tidak akan dibeli.

"Apa yang dibeli nanti akan dilihat setelah pelantikan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Intinya anggaran dan barang yang akan dibeli nanti sesuai dengan harga dan tidak ada mark up harga. Barang-barang yang akan dibeli adalah alat-alat yang wajar dari sisi fungsi dan harga, dan tentunya akan sesuai kebutuhan," ujar JWS kepada Tribun Manado, Selasa (5/3/2013).

Menurut JWS yang kini menjabat Wakil Bupati Minahasa, pada masa kepemimpinannya tidak ada alokasi anggaran yang mengada-ada atau sengaja diatur untuk keuntungan pribadi. Semua pembelanjaan harus sesuai aturan dan harus tercatat.

Sajouw sering mengatakan dirinya akan melakukan pengelolaan dana secara efektif.
Berdasarkan pantauan Tribun Manado, sejak beberapa hari lalu beberapa pekerja tampak mulai menata ulang rumah dinas Bupati Minahasa di Kelurahan Sasaran, Kecamatan Tondano Utara.  Para pekerja sedang mengecat ulang bagian luar rumah dinas tersebut. (luc)

News Analysis

Drs Jefry Paat
Dosen FISIP Unsrat

Itu Pemborosan

SALAH
satu hal penting yang dimiliki seorang pemimpin adalah kemampuan mengatur anggaran keuangan yang efektif dan efisien. Apalagi di zaman pemerintahan modern saat ini, pemimpin dituntut bisa mengatur keuangan agar sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut demi kesejahteraan rakyat tentunya.

Hal terpenting dalam penganggaran di sebuah daerah provinsi atau kabupaten dan tentu saja memprioritaskan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. Lalu jaminan pendidikan, kesehatan dan ketersediaan lapangan kerja yang adil dan merata.

Jadi kurang tepat jika alokasi anggaran lebih banyak untuk kepentingan internal pimpinan. Informasi bahwa ada pos anggaran Rp 2,1 miliar dari APBD Minahasa 2013  untuk perabot rumah dinas bupati dan wakil bupati yang baru  rasanya ironis dan riskan. Pemimpin daerah memang harus dijamin fasilitasnya tapi tidak boleh dalam kategori pemborosan seperti ini. Masa untuk isi rumah dinas bupati dan wakil bupati anggaran sampai lebih dari 2 miliar? Itu namanya pemborosan.

Khusus daerah Minahasa banyak fasilitas umum yang harus diperbaiki. Lagipula rumah dinas masih ada dan rasanya pemimpin yang terpilih yaitu JWS-Ivansa adalah kandidat yang berkecukupan. Memang secara aturan ada alokasi anggaran untuk rehabilitasi rumah dinas dan ditata dalam ABPD. Ada juga alokasi anggaran untuk isi rumah dinas tersebut namun kalau angkanya sampai Rp 2 miliar, sungguh- sungguh pemborosan.

Rakyat Minahasa sedang membutuhkan pemimpin yang lebih peduli dengan kehidupan mereka. Apalagi banyak yang mengeluh keberadaan jalan rusak dan fasilitas pariwisata yang minim. Harusnya anggaran lebih diprioritaskan pada pembenahan dan saya kira itu sesuai janji JWS-Ivansa saat kampanye.

Saran saja, belum ada kata terlambat, sebaiknya kebijakan itu ditinjau kembali. Terlalu besar anggaran Rp 2 miliar untuk isi rumah dinas. Itu perabotannya sudah model apa dengan dana sebesar itu? Menurut saya anggaran Rp 1 miliar pun untuk isi rumah dinas bupati dan wakil bupati pun terlalu mewah. Idealnya jangan lewat Rp 500 juta untuk mengisi rumah dinas satu pimpinan. Alangkah bijaksana dan patut diteladani lagi jika kepala daerah tidak perlu memberatkan anggaran di APBD hanya untuk interior rumah. Tapi masih adakah pemimpin seperti itu? Semoga masih ada di Sulut. (dit)

Sumber: Tribun Manado 6 Maret 2013 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes