NTT Potensial Kembangkan Energi Terbarukan

Kupang, POS KUPANG.Com -- Nusa Tenggara Timur, cukup potensial untuk pengembangan energi alternatif terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA), Pembangkit Listrik Panas Bumi, Tenaga Mikrohidro sebagai pengganti pembangkit listrik tenaga diesel.

"Daerah ini memiliki potensi PLTS dan PLTA untuk dikembangkan sebagai solusi mengatasi krisis listrik tenaga diesel yang selama ini dikelola PLN," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben), NTT, Bria Yohanes, ketika tampil dalam diskusi bertajuk "Kebijakan Pengembangan Energi Alternatif Terbarukan" yang digelar Forum Academia NTT (FAN) di gedung PWI Cabang NTT, Jl. Veteran Kupang, Sabtu (27/6/2009) malam.

Menurut dia, pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber energi listrik untuk penerangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu oleh Pemerintah maupun oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam bentuk pemanfaatan SHS (Solar Home System).

Dikatakan, pengembangan PLTS di NTT yang dilakukan oleh lembaga lain, sejak tahun 1997 dan hingga tahun 2007, diperkirakan kurang lebih 18.690 unit PLTS dengan kapasitas daya terbangkit kurang lebih 934,5 Kw telah terinstalasi di masyarakat dan menyebar pada seluruh kabupaten di NTT.

"Seluruh wilayah NTT potensial untuk dikembangkan pemanfaatan tenaga surya karena lama penyinaran harian yang baik (> 50%) selama 8 jam/hari," katanya.

Bria Yohanes yang saat itu, didampingi, Kabid Energi dan Kelistrikan Distamben NTT, Adi Dharma, mengatakan, untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dilakukan dengan memanfaatkan potensi air terjun atau saluran irigasi yang memiliki beda tinggi serta debit yang cukup untuk menggerakkan turbin air.

Selain pertimbangan aspek teknis, penentuan prioritas pengembangan PLTMH diutamakan lokasi potensial yang belum terlayani oleh jaringan listrik PLN. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas jangkauan layanan energi listrik bagi masyarakat khususnya masyarakat di perdesaan. "Hingga saat ini tercatat 11 unit PLTMH di NTT, dimana prakarsa pembangunan Enam unit diantaranya oleh Dinas Pertambangan dan Energi," katanya.

Ia menyebut daerah-daerah yang potensial untuk pengembangan PLTMH, Air Terjun Oehalak, Ds. Oelbubuk, Kab. TTS : 18 Kw, Air Terjun Kawangwae, Ds. Kelaisi Timur, Kab. Alor: 20 Kw, Air Terjun Detubela, Ds. Detubela, Kab. Ende: 15 Kw, Saluran Irigasi Zaa, Ds. Were II, Kab. Ngada: 30 Kw, Air Terjun Laiputi, Ds. Praingkareha, Kab.Sumba Timur 35 Kw, Saluran Irigasi Mamba, Ds. Wangkar weli, Kab.Manggarai: 32 Kw.

Ia berharap ada investor yang tertarik dengan potensi ini untuk pengembangan energi terbarukan yang menghasilkan nilai tambah yang tinggi, untuk kegiatan produktif, menambah pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. (ANTARA)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes