KPU Jangan Bermain Api

KUPANG, PK -- Jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT diingatkan untuk bekerja profesional dengan mematuhi aturan dalam merekap hasil penghitungan suara hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT. KPU jangan memanipulasi data karena tindakan seperti itu sama dengan bermain api.

Ketua DPRD NTT, Drs. Mell Adoe dan Wakil Ketua DPD PDIP NTT, Drs. Kristo Blasin menegaskan itu saat dihubungi terpisah, Selasa (17/6/2008). "KPU harus bekerja sesuai aturan. Bekerja jujur dan jaga kepercayaan masyarakat. Hal ini saya selalu katakan dari awal pelaksanan Pilgub agar sesuai aturan. Legalitas dijaga. Hindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Mell Adoe.

Mell Adoe yang saat dihubungi ke ponselnya, sedang berada di Jakarta. Dia mengatakan, tindakan memanipulasi suara sangat berbahaya. Sebab, data hasil pencoblosan, selain dimiliki para saksi dari pasangan calon, juga dimiliki oleh masyarakat dan istitusi lainnya seperti polisi, TNI dan para pemantau independen.

Hal senada dikemukakan Kristo Blasin. Dia mengatakan, sistem penghitungan suara dan proses selanjutnya sudah transparan sehingga sangat kecil peluang untuk pihak- pihak tertentu melakukan kecurangan.
Kristo yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan Paket Fren (Frans Lebu Raya - Esthon Foenay) ini, menegaskan, banyak masyarakat menaruh kepercayaan yang tinggi pada KPU NTT walaupun dalam proses penjaringan dan penetapan calon menjadi sasaran demonstrasi sejumlah warga.

"Saya pikir sekarang ini saat yang tepat bagi teman-teman di KPU NTT memperlihatkan profesionalismenya. Saat ini semua mata masyarakat NTT terarah pada lembaga ini karena beberapa hari lagi mereka sudah menetapkan pasangan terpilih," katanya.

Tentang proses pengumuman yang dilakukan KPU NTT, Kristo mengatakan, pihaknya tidak berkeberatan karena itu dapat membantu masyarakat mengetahui hasil sementara penghitungan suara masing-masing paket. Namun Dia mengingatkan, data yang diumumkan adalah data yang benar dan akurat karena satu eksemplar formulir C-1 yang berisi tentang perolehan suara setiap pasangan di tiap TPS, diberikan juga kepada para saksi tiap paket calon.

Tuntutan agar KPU NTT profesional juga disampaikan John Dekresano dari Paket Gaul. Menurutnya, wajar kalau ada pihak-pihak yang mengingatkan KPU NTT untuk bertindak normatif. Peringatan ini, katanya, bukan bertolak dari rasa curiga melainkan harus dilihat sebagai dorongan agar lembaga itu bekerja mengikuti mekanisme dan sistem yang ada.

Tentang proses penghitungan dan pengumuman hasil perolehan suara sementara, Dekresano menilai KPU NTT sudah mengambil keputusan yang bijak karena memenuhi asas transparansi.

Sementara Ketua Pemenangan Paket IA Medah-Paulus Moa (Paket Tulus), Aleks Ena maupun Sekretaris DPD I Partai Golkar NTT, Sirilus Bao Engo belum bisa dimintai komentarnya. Ketika dihubungi ke ponsel masing-masing, kemarin, keduanya tidak menjawab panggilan.

Ditemui terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD NTT, Jonathan Kana mengatakan, masyarakat harus bersabar menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU NTT. "Siapapun yang terpilih bukan soal karena tiga pasangan calon adalah putra terbaik daerah ini. Jangan berpikir menang atau kalah tapi bagaimana masyarakat susah segera diatasi," kata Kana. (dar/aca)
Pos Kupang edisi Rabu 18 Juni 2008, halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes