ATAMBUA, PK -- Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Frans Lebu Raya - Esthon Foenay (Paket Fren) memohon doa restu masyarakat Belu agar terpilih memimpin NTT lima tahun ke depan.
Hal ini disampaikan Frans Lebu Raya dan Esthon Foenay ketika tampil dalam kampanye rapat umum di Stadion Haliwen, Atambua, Kabupaten Belu, Selasa (27/5/2008). Lapangan bola kaki dipadati pendukung dan simpatisan Fren yang umumnya datang dengan mengenakan baju berwarna merah bergambar wajah Lebu Raya dan Esthon, serta ikat kepala berwarna merah.
Massa datang menumpang 30 truk, sejumlah mikrolet dan ratusan kendaraan roda dua. Meskipun acara kampanye molor dua jam dari waktu yang ditentukan pukul 14.00 Wita, tetapi massa tidak bergeser dari lokasi kampanye. Massa terus meneriakkan yel-yel, "Hidup Fren, Pasti Fren, Pasti Tusuk Nomor I".
Lebu Raya mengatakan, Fren memilih Belu sebagai titik star kampanye karena terinspirasi filosofi matahari terbit. "Fren meyakini bahwa titik kemenangan harus dimulai dari tempat matahari terbit atau lorosae sehingga Fren berani datang ke Belu," kata Lebu Raya.
Lebu Raya meminta rakyat kecil, petani, nelayan, buruh, guru, untuk bersatu hati memilih Fren. Menurutnya, Fren tidak mau obral janji dan menipu rakyat dengan program yang tidak mungkin terjadi seperti pembebasan biaya pendidikan dan biaya kesehatan. Delapan program yang ditawarkan Fren, demikian Lebu Raya, merupakan program yang dirumuskan berdasarkan pengalaman yang dirasakan dan dilihat di tengah masyarakat NTT.
Lebu Raya mengatakan, dirinya adalah orang dari kampung, anak petani dari desa terpencil. Untuk itu, dirinya sangat tahu tentang nasib para petani, nelayan, buruh, yang kurang mendapatkan perhatian. "Fren akan berpihak pada rakyat, memperjuangkan nasib kaum kecil sehingga kesejahteraan yang menjadi dambaan dapat terpenuhi. Kami tidak mau tawarkan program yang tidak mungkin terpenuhi. Kami tidak tawarkan program pendidikan gratis karena kami tahu pendidikan gratis itu tidak akan mungkin teraakomodir dalam APBD. Untuk itu, kami tidak mau terjebak untuk menipu rakyat dengan program yang tidak akan mungkin terlaksana," katanya.
Lebu Raya juga menyampaikan bahwa jika terpilih nanti mereka akan memberikan perhatian terhadap pendidikan dengan memberikan beasiswa, penghapusan SPP dan subsidi bagi anak-anak kurang mampu. Sementara di bidang kesehatan, Fren akan membuka akses kesehatan dengan memperbanyak pustu, puskesmas, dan mendukung kehadiran Fakultas Kedokteran di Undana sehingga tidak perlu lagi mendatangkan tenaga dokter dari luar.
"Fren sudah punya pengalaman memimpin daerah ini. Saya sudah menjadi wakil Ketua DPRD NTT selama empat tahun, Wakil Gubernur NTT selama lima tahun. Saya sudah teruji kematangan untuk memimpin wilayah ini dimana sejak Gubernur NTT, Piet Tallo, S.H, sakit Juli 2007, pemerintahan di propinsi ini di bawah kendali saya. Dan terbukti sampai saat ini berjalan aman dan lancar. Untuk itu, saya dan Pak Esthon dengan hati yang iklas meminta bantuan agar jadikan Frans dan Esthon dimanapun, kapanpun dan kepada siapa pun dimana kamu berada," ujar Lebu Raya. (yon)
Pos Kupang edisi Rabu, 28 Mei 2008 halaman 8
Hal ini disampaikan Frans Lebu Raya dan Esthon Foenay ketika tampil dalam kampanye rapat umum di Stadion Haliwen, Atambua, Kabupaten Belu, Selasa (27/5/2008). Lapangan bola kaki dipadati pendukung dan simpatisan Fren yang umumnya datang dengan mengenakan baju berwarna merah bergambar wajah Lebu Raya dan Esthon, serta ikat kepala berwarna merah.
Massa datang menumpang 30 truk, sejumlah mikrolet dan ratusan kendaraan roda dua. Meskipun acara kampanye molor dua jam dari waktu yang ditentukan pukul 14.00 Wita, tetapi massa tidak bergeser dari lokasi kampanye. Massa terus meneriakkan yel-yel, "Hidup Fren, Pasti Fren, Pasti Tusuk Nomor I".
Lebu Raya mengatakan, Fren memilih Belu sebagai titik star kampanye karena terinspirasi filosofi matahari terbit. "Fren meyakini bahwa titik kemenangan harus dimulai dari tempat matahari terbit atau lorosae sehingga Fren berani datang ke Belu," kata Lebu Raya.
Lebu Raya meminta rakyat kecil, petani, nelayan, buruh, guru, untuk bersatu hati memilih Fren. Menurutnya, Fren tidak mau obral janji dan menipu rakyat dengan program yang tidak mungkin terjadi seperti pembebasan biaya pendidikan dan biaya kesehatan. Delapan program yang ditawarkan Fren, demikian Lebu Raya, merupakan program yang dirumuskan berdasarkan pengalaman yang dirasakan dan dilihat di tengah masyarakat NTT.
Lebu Raya mengatakan, dirinya adalah orang dari kampung, anak petani dari desa terpencil. Untuk itu, dirinya sangat tahu tentang nasib para petani, nelayan, buruh, yang kurang mendapatkan perhatian. "Fren akan berpihak pada rakyat, memperjuangkan nasib kaum kecil sehingga kesejahteraan yang menjadi dambaan dapat terpenuhi. Kami tidak mau tawarkan program yang tidak mungkin terpenuhi. Kami tidak tawarkan program pendidikan gratis karena kami tahu pendidikan gratis itu tidak akan mungkin teraakomodir dalam APBD. Untuk itu, kami tidak mau terjebak untuk menipu rakyat dengan program yang tidak akan mungkin terlaksana," katanya.
Lebu Raya juga menyampaikan bahwa jika terpilih nanti mereka akan memberikan perhatian terhadap pendidikan dengan memberikan beasiswa, penghapusan SPP dan subsidi bagi anak-anak kurang mampu. Sementara di bidang kesehatan, Fren akan membuka akses kesehatan dengan memperbanyak pustu, puskesmas, dan mendukung kehadiran Fakultas Kedokteran di Undana sehingga tidak perlu lagi mendatangkan tenaga dokter dari luar.
"Fren sudah punya pengalaman memimpin daerah ini. Saya sudah menjadi wakil Ketua DPRD NTT selama empat tahun, Wakil Gubernur NTT selama lima tahun. Saya sudah teruji kematangan untuk memimpin wilayah ini dimana sejak Gubernur NTT, Piet Tallo, S.H, sakit Juli 2007, pemerintahan di propinsi ini di bawah kendali saya. Dan terbukti sampai saat ini berjalan aman dan lancar. Untuk itu, saya dan Pak Esthon dengan hati yang iklas meminta bantuan agar jadikan Frans dan Esthon dimanapun, kapanpun dan kepada siapa pun dimana kamu berada," ujar Lebu Raya. (yon)
Pos Kupang edisi Rabu, 28 Mei 2008 halaman 8