Kijang Masuk Jurang di Ende, 5 Tewas

ENDE, PK-- Kecelakaan lalu lintas maut terjadi di Ende, tepatnya di Km 11 jurusan Ende-Maumere, Sabtu (25/7/2009) malam sekitar pukul 18.30 Wita. Sebuah mobil kijang hitam dengan nomor polisi AE 1415 SB masuk jurang. Lima penumpang tewas, empat lainnya sekarat.

Lima korban yang meninggal, yakni Budi Suryawan (42), Vei (13), Yanti (22), Eta (22), diperkirakan beralamat yang sama dan Oktavianus Wadjo Kia (26), beralamat di Ngedukelu, RT 014 RW III, Kelurahan Bajawa, Ngada. Sedangkan empat korban yang selamat, masing-masing Patrisia (9), Sudarmini (33), Kiki (4), Elsa (13).

Laka lantas maut ini menghebohkan warga Ende. Lokasi terjadinya kecelakaan di Km 11 adalah kawasan yang selama ini terkenal rawan kecelakaan. Sisi sebelah selatan ruas jalan di kawasan ini adalah jurang dengan kedalaman mencapai ratusan meter. Sementara sisi sebelah utara adalah tebing-tebing curam yang rawan longsor.

Dari data yang diperoleh Pos Kupang, Sabtu malam, para korban belum dapat diidentifikasi secara jelas. Namun menurut data sementara, korban yang tewas termasuk kepala keluarga, Budi Suryawan (42), beralamat di Jalan Kokos Raya Gang 7, Perumnas Ende.

Budi Suryawan diduga pergi ke Kolam Pemandian Air Panas di Detusoko. Kecelakaan terjadi ketika korban pulang ke Ende menumpang mobil kijang naas itu.

Dari keterangan saksi yang ikut menolong para korban di TKP, sesaat setelah mobil masuk jurang, terdengar teriakan minta tolong dari bawah jurang. Orang-orang yang berkumpul di tepi jalan sekitar TKP penasaran dengan teriakan suara minta tolong itu.

"Korban selamat berteriak dari bawah, kami orang Perumnas. Mobil kami masuk jurang," tutur seorang saksi menirukan suara minta tolong korban selamat.

Saksi yang tidak mau menyebut namanya itu mengatakan, kondisi saat itu sangat gelap. Tak ada seorang pun bisa melihat sampai ke dasar jurang. Warga yang bermukim di sekitar lokasi jatuhnya mobil itu kemudian turun ke dasar jurang membawa senter. Para korban kemudian ditolong dan diangkut dengan mobil menuju Ende.

Pantauan Pos Kupang, kondisi para korban yang meninggal sangat mengenaskan. Ada yang matanya pecah berlumuran darah. Ada yang matanya terbuka. Dedaunan menempel di luka bagian wajah. Sekujur tubuh para korban terdapat luka menganga.

Warga Ende yang mendengar kecelakaan maut itu memadati IGD RSUD Ende. Korban selamat ada yang belum sadarkan diri. (dd)

Korban Tewas:
Budi Suryawan (42)
Vei (13)
Yanti (22)
Eta (22),
Oktavianus Wadjo Kia (26)

Korban Selamat:
Patrisia (9)
Sudarmini (33)
Kiki (4)
Elsa (13)

Tamasya Berujung Maut

KEHANGATAN kolam air panas Detusoko, tak hanya memikat wisatawan mancanegara. Warga Kabupaten Ende pun terpesona dibuatnya. Namun, seperti pepatah 'tak selamanya niat seiring jalan', itu jualah yang dialami Budi Suryawan sekeluarga.

Seusai menikmati indahnya panorama air panas Detusoko, Budi sekeluarga mengalami nasib naas. Mobil yang digunakan terjungkal ke dasar jurang sedalam 47 meter lebih.
Mobil kijang grand extra yang baru dibeli di Tulung Agung, Jawa Timur seharga Rp 68 juta itu, ternyata mengantar Budi dan puteri sulungnya, Saveiana Fresty, Yanti dan Esti, ke alam baka.

Budi yang membangun bahtera rumah tangga bersama Ny. Sudarmini pada 21 Juli 2002 lalu, akhirnya berpisah karena maut. Saat Budi dan Saveiana dimakamkan, Ny. Sudarmini masih berbaring karena sakit. Budi adalah sosok yang menjadi sandaran hidup Sudarmini dan anak-anaknya di Kota Ende. Soalnya, keluarga dekat lainnya berada di tempat jauh, di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Saat ditemui Pos Kupang, Ny. Sudarmini tak mampu mengenang kronologis kecelakaan maut itu. Yang ia ingat hanyalah suasana masih terang dan lampu mobil belum dinyalakan. Tentang firasat buruk sebelum kejadian, Ny. Sudarmini menuturkan, sehari sebelum kecelakaan, ia sempat panik. Itu terjadi karena kunci laboratorium di SMA Muhammadiyah, tempat ia bekerja dipinjam dari salah seorang temannya.

Saat itu sepertinya ia telah menyerahkan kunci tersebut kepada salah seorang teman guru. Namun ketika ditanya, guru itu mengaku tak pernah menerima kunci tersebut. Padahal, tas dan kunci motornya masih ada dalam laboratorium itu.

Sementara itu, Manajer Pemandian Detusoko, Heri, mengatakan, ia ingat betul sosok almarhum Budi. Saat hendak masuk ke lokasi pemandian, Budi membeli karcis dengan uang Rp 10.000,00. Saat sisa uang hendak dikembalikan, Budi menolak menerima uang itu.

Di tempat terpisah, Evi Tamara, warga kampung Tanatoro, Desa Ndungga, menuturkan, lokasi kejadian itu memang terkenal angker. Ada penunggu di batu besar dan pohon besar itu. "Dulu waktu saya masih kecil, pernah ada mobil yang masuk jurang," tuturnya.


Hal senada disampaikan seorang pria paruh baya, saat ditemui di lokasi kejadian. Dia menuturkan, suatu saat sekitar pukul 19.00 Wita, ia mengendarai sepeda motor sendirian. Tiba-tiba ada bayangan berkelebat menghalangi jalannya. Untung saya membelokkan setir motor ke arah tengah jalan.

Data yang dihimpun Pos Kupang hingga Minggu (26/7/2009) pukul 12.30 Wita, Patrisia Rondo (9), salah satu korban dari lakalantas itu, masih dalam keadaan kritis. Ia dirawat di ruang ICU RSUD Ende dan belum sadar.

Patrisia adalah tetangga Budi Suryawan (alm). Saat ini Patrisia menggunakan alat bantu pernafasan. Nafasnya masih tak beraturan. Informasi dari Maria Nona Elsa (12) korban yang telah sadarkan diri, Patrisia duduk sendiri di bagian belakang mobil sebelah kanan.

Sementara korban selamat lainnya, Ny. Sudarmini (33), istri Budi, dan Rizkiawan Azimah (4) putra bungsu pasangan tersebut, telah dipulangkan ke rumahnya di Jalan Kokos Raya Perumnas Ende.

Dalam kejadian itu, Ny. Sudarmini mengalami memar di bagian dada dan pinggul. Sedangkan Kiki (Rizkiawan) tidak mengalami luka serius. Korban meninggal yaitu Yanti dan Esti, bersaudara sepupu dengan Elsa, korban yang selamat.

Kini, jenazah Yanti dan Esti telah dipulangkan ke kampung Lela, Kabupaten Sikka. Sedangkan Elsa masih dalam perawatan intensif di ruang ICU RSUD. Menurut informasi, kekasih Yanti, Oktafianus Wedjo Kia (26), juga korban meninggal dipulangkan ke Ngedukelu, Bajawa.

Pada Minggu (26/7/2009), sekitar pukul 10.40 Wita, Budi bersama Saveiana, putri sulungnya, dimakamkan di tempat pemakaman Islam Mautapaga, Ende. Pemakaman itu dihadiri ratusan kerabat, termasuk rekan kerja Budi, dari kantor BP3 Pertanian Kabupaten Ende.

Belum Terungkap
Aiptu Sutoyo, salah satu anggota polisi Polres Ende yang mengolah TKP, saat ditemui Minggu (26/7/2009) sekitar pukul 11.30 Wita, mengatakan, belum menemukan kepastian penyebab kecelakaan tersebut.

Pasalnya, mobil naas tersebut melaju dari arah kiri, namun terperosok ke dalam jurang di sebelah kanan jalan, dalam kondisi ruas jalan lurus. Mobil itu terjungkal ke dasar jurang yang berketinggian 47 meter lebih.

Sutoyo menjelaskan, saat olah TKP ditemukan mobil dalam keadaan ringsek, baik bagian depan, belakang dan atas maupun bagian bawah. Rupa mobil sama sekali tak tampak. Polisi juga kesulitan mengangkat bangkai mobil karena letaknya di tebing yang terjal.

Menurut warga sekitar TKP, saat kejadian, mereka mendengar seperti ada barang besar yang jatuh. Saat itu mereka mengira ada pohon kemiri yang tumbang. Namun tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong. Dengan menggunakan senter, mereka langsung bergegas menyelamatkan para korban.

Mereka juga memanggil warga lainnya untuk membantu mengevakuasi korban yang terhimpit bodi mobil yang sudah penyok. Saat itu baru empat korban meninggal. Sedangkan Saveiana masih hidup. Namun Saveiana menghembuskan nafas terakhir saat dilarikan ke RSUD Ende. (dd)

Posisi Duduk Korban :
Sopir : Alm. Budi Suryawan (42)
Depan : Ny. Sudarmini (33)
Tengah : Esti (22), Yanti (22), Oktafianus (26) memangku Rizki (4)
Belakang kiri : Saveiana (13), Elsa (12)
Belakang kanan : Patrisia (9)

Sumber keterangan : Elsa

Pos Kupang edisi 26 dan 27 Juli 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes