Pindahkan rumah (foto Aldi Ponge) |
PARA pemuda ini adalah bagian dari semangat gorong-royong warga Boltim yang terus dipelihara. Mereka sedang memindahkan rumah warga. Mereka tak dibayar dengan uang, hanya dengan ucapan terima kasih. Namun mereka puas membantu sesamanya. Sebuah pemandangan yang sungguh jarang terlihat di wilayah perkotaan, masa kini.
Jaraknya pemindahan bangunan tersebut pun tak hanya ratusan meter tapi lebih dari 2 kilometer. Beratnya beban dan teriknya matahari tidak memupus semangat mereka membantu sesamanya. Namanya saja kebersamaan dan tolong menolong. "Sudah bisa hal bagini, sejak kecil hingga saat ini, saya sudah 20 puluhan kali ikut memindahkan rumah," kata warga Tutuyan, Asrur Korompot (27).
Banyak pengalaman yang didapatkannya ketika ikut memindahkan rumah-rumah tersebut. Mulai dibentak karena dinilai tidak serius mengangkat beban kendati sudah bersusah payah hingga bekali-kali tangannya terjepit saat melepaskan beban ke tanah. "Kadang kalau sudah capek, ada yang tidak mendengar perintah langsung melepaskan. Tangan saya sering terjepit tapi tidak kapok," katanya.
Selain balas budi terhadap warga yang juga pernah membantunya memindahkan rumah. Dia merasa yakin bantuan tersebut mendatangkan pahala baginya ketikan menolong orang lain. "Tidak pelu dibayar, selama ini tidak perna dibayar. Cukup sediakan makanan, teh, dan rokok saja. Orang akan datang. Saya senang dapat membantu," tuturnya
Warga lainnya, Edi Mokodompit mengakui hal tersebut. Katanya tak perlu biaya lebih untuk membayar warga memindahkan rumah kerabatnya tersebut. "Rp 100 ribu sudah lebih dari cukup untuk menyediakan kue, teh dan rokok. Semuanya bekerja dengan sukarela," tuturnya.
Sebagai kaum muda dia berharap budaya gotong royong ini terus terpelihara diantara masyarakat Boltim demi kemajuan daerahnya. "Berharap saja budaya ini tetap ada, ramai saja," katanya.
Ditengah mulai pupusnya rasa kebersamaan dan tolong menolong bangsa ini. Semangat gotong royong warga Boltim dalam memindahkan rumah mungkin bisa menjadi contoh bagi semua anak bangsa. (aldi ponge)
Sumber: Tribun Manado 11 Januari 2014 hal 14