HARGAILAH Frank Rijkaard! Itulah kata kata puitik yang ditulis detik.com. Kalimat ini agaknya pas sebab sekalipun Belanda kalah 1 3 dari Italia di semifinal Europees Kampionschaap 2000, Rijkaard mampu menghibur penggemar bola dunia dengan hidangan total football. Pengunduran dirinya sebagai pelatih membuat Belanda kehilangan tokoh penghapus momok perselisihan rasialis yang selalu menggelayut di timnas Belanda. Rijkaard adalah pelatih berkulit hitam yang sukses serta reputasinya bisa disejajarkan dengan pelatih bule lainnya.
Rijkaard lahir di Amsterdam 30 September 1962 dan memulai musim pertamanya bersama Ajax tahun 1980. Membuat debut untuk Belanda pada 1 September 1981 melawan Swiss sebelum ulang tahunnya yang ke 19. Ia bermain selama 73 kali bersama Belanda. Dia tercatat sebagai pemain Belanda keempat paling banyak main buat tim nasional.
Tahun 1987 Rijkaard membawa Ajax menggondol Piala Winners dan setahun kemudian ia bergabung dengan anggota La Liga Spanyol, Real Zaragoza. Baru beberapa bulan di Spanyol ia boyongan ke AC Milan bersama dua rekannya, Marco Van Basten dan Ruud Gullit. Rijkaard ikut membantu AC Milan meraih gelar Piala Champions tahun 1989 dan 1990. Ia juga menjadi tulang punggung Belanda ketika meraih gelar Piala Eropa 1988.
Tahun 1995 ia mudik ke Ajax dan membantu klub yang dulu bermarkas di De Meer itu membawa gelar Piala Champions 1995. Tahun itu sekaligus menjadi tahun terakhirnya bersama klub profesional. Untuk timnas Belanda, Rijkaard memainkan partai terakhirnya ketika perempatfinal Piala Dunia 1994 ketika ditaklukkan Brasil 3 2.
Setelah berbisnis pakaian olahraga, tahun 1998 ia menerima tugas negara melatih timnas menggantikan Guss Hiddink. Bersama Johan Neeskens dan Ronald Koeman, Rijkaard sebelumnya membantu Hiddink mengasuh Belanda.
Bulan Agustus 1998, Koninklijke Nederlandsche Voetbalbound (PSSI nya Belanda) mengangkatnya sebagai pelatih Belanda dengan Neeskens sebagai asisten. Ia membawa Belanda dalam 22 pertandingan dengan rekor menang delapan kali, draw 12 kali dan kalah dua kali. Setelah gagal menekuk Italia di semifinal Euro 2000, Frank Rijkaard mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih Belanda. Ada kabar, ia bakal melatih klubnya, AC Milan Italia.
Menyusul pengunduran diri Rijkaard, Kantor Berita Antara, Jumat (30/6/2000) melaporkan, mantan bos Ajax Amsterdam dan Barcelona, Louis van Gaal difavoritkan untuk menggantikan Frank Rijkaard selaku pelatih tim nasional Belanda.
Van Gaal yang meninggalkan Barcelona bulan lalu bebas untuk segera mengambil alih tugas itu. Mantan pemain internasional Belanda Arnold Muhren, rekan setim Rijkaard di tim Oranye yang memenangi kejuaraan Eropa 1988 mengatakan Louis van Gaal pantas menggantikan Rijkaard. "Saya pikir dia (Van Gaal) tepat sebagai manajer tim nasional. Dia telah melaksanakan tugas dengan baik di Ajax dan Barcelona," kata Muhren.
Rijkaard memang gagal membawa Belanda ke final dan mengulangi sejarah emas dua belas tahun silam. Tetapi Rijkaard sangat dihormati para pemainnya. Selamat jalan Frank Rijkaard. Dunia akan tetap mengenang Anda. Sebagai pelatih, perjalanan Anda masih sangat panjang. *
Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra, juga Pos Kupang edisi Sabtu, 1 Juli 2000. Artikel ini dibuat setelah Belanda gagal di semifinal Euro 2000 melawan Italia. Belanda kalah dalam drama adu penalti.