Banjir di Manado 15-1-2014 |
Entah siapa yang menyebarkan isu itu, yang pasti mereka didera ketakutan luar biasa. Bahkan saking paniknya, mereka meninggalkan tas di dalam pusat perbelanjaan. Saat itu, berdasar kasak-kusuk, selain isu tsunami, dikabarkan jembatan di jalan yang menghubungkan kawasan Mantos dan Megamas runtuh.
Ketika Tribun Manado mendatangi jembatan yang menjadi awal mula isu itu, ternyata tidak runtuh. Saat itu ada sebuah truk molen yang terperosok karena aspal tak lagi mampu menahan beban berat.
Kapolresta Manado, Kombes Sunarto yang beberapa saat setelah kejadian langsung di lokasi menegaskan, tidak ada tsunami. "Tolong sebarluaskan kalau tidak ada tsunami. Ini jembatan tak kuat menanggung beban truk," tegasnya.
Dandim 1309 Manado Letkol Indiarto yang juga ada di lokasi menengarai, tidak kuatnya jembatan menanggung beban itu akibat kikisan air yang berlangung bertahun-tahun. Bukan karena ada banjir atau terjangan ombak saat itu.
Isu tsunami yang menyebar cepat melalui broadcast BlackBerry Messenger, SMS, status facebook, Twitter dan media lainnya itu juga membuat kepanikan pegawai- pegawai yang bekerja di perkantoran dan pertokoan Jalan Sam ratulangi Manado.
Mereka pun menutup aktivitas bisnis dan para karyawan pulang. Bahkan tidak sedikit warga yang mengangkut baju bersiap untuk mengungsi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Surono kepada Tribun Manado menegaskan, kabar tsunami di Manado itu bohong. "Itu tidak benar. Status gunung-gunung di Sulut sekarang aman. Tidak ada hubungan banjir dan gunung meletus," jelasnya via telepon.
Dikatakannya, memang ada gunung bawah laut di daerah Kepulauan Siau dan Sangihe, tapi gunungnya kecil. Kalaupun meletus tidak akan menyebabkan tsunami. "Itu memang ada tapi gunung kecil dan selama ini meletus tak ada tsunami kan? Jadi itu bohong, warga jangan panik," katanya.
Untuk masalah cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi memperkirakan Manado dan sekitarnya berpotensi didera angin kencang dengan kecepatan 15-40 kilometer per jam.
"Manado dan sekitarnya berpotensi angin kencang, sedangkan tinggi gelombang laut Sulawesi dan Sangihe Talaud masih berkisar 2- 4 meter," ungkap Prakirawan BMKG, Ratih Prasetya.
Hal tersebut terjadi karena adanya pola tekanan rendah di Filipina, Papua dan Australia. Sedangkan hujan masih berpotensi turun hampir merata di Sulut dari intensitas ringan sampai sedang.
Sementara itu, di lokasi truk terperosok, dalam sekejap dikerumuni ratusan warga yang penasaran. Sopir truk, Robert Garang (32) mengaku, kala ia sedang menyetir, kondisi lalu lintas di jembatan memang macet. Ia menuju arah Malalayang karena ingin ke Tateli.
"Kita tadi dari Jalan Toar, mau pulang ke Tateli. Sementara antre macet, ban depan masuk ke jembatan," ungkapnya.
Dia saat itu mengaku kaget, apalagi truk dalam keadaan miring. Dia lalu membuka pintu dan langsung meloncat. Jalan pun ditutup. Hanya ada satu arah.
Hampir dua jam terperosok, akhirnya truk molen DB 8082 AS akhirnya bisa dikeluarkan dari lubang di jembatan. Truk ditarik eskavator. Begitu berhasil diangkat, orang-orang pun berteriak.
Meski truk sudah berhasil dievakuasi, jembatan tetap ditutup karena dikhawatirkan akan putus ketika menanggung beban berat kendaraan.
Isu tsunami juga didengar oleh Gubernur Sulawesi Utara, SH Sarundajang. Dia meminta warga tidak panik. Beradasar laporan BMKG, Sarundajang mengatakan bahwa gelombang besar itu hanya akibat tekanan angin rendah yang kencang. "Kondisi ini tidak menyebabkan tsunami," katanya.
Sarundajang meminta masyarakat agar tidak panik dan terpengaruh oleh informasi- yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya . "Masyarakat diharapkan tetap beraktivitas dalam rangka pemulihan fasilitas dan infrastruktur masing-masing tempat yang mengalami kerusakan dan tetap fokus pada upaya-upaya penyelamatan jiwa manusia," katanya.
Kepada bupati dan wali kota yang wilayahnya terkena bencana, Sarundajang meminta agar segera menempuh langkah terpadu, supaya tidak terjadi kekurangan bahan makanan, pakaian dan obat-obatan. "Untuk itu, segera dioptimalkan fungsi Posko Penanggulangan Bencana termasuk penyediaan dapur-dapur umum untuk melayani masyarakat yang membutuhkan," sebutnya.
Sementara itu, Wali Kota Manado Vicky Lumentut turun langsung ke lokasi jembatan kuning di Boulevard, tempat truk molen terperosok. Kepada masyarakat ia langsung membantah isu isu tsunami.
Ia mengecam tindakan penyebar isu tersebut. "Tidak ada (tsunami), isu menyesatkan. Kita sudah susah begini, malah tambah masalah, bukannya membantu orang, malah menyebar isu tidak benar," kata Lumentut. (vid/dit/erv/ryo/dma)
Sumber: Tribun Manado 18 Januari 2014 hal 1