ORANG Maumere mana yang tidak tahu kelezatan dan kenikmatan I'ang Mage Waer. I'ang Mage Waer adalah nama menu atau salah satu makanan khas Kabupaten Sikka. I'ang (ikan), mage (asam) dan waer (air) alias ikan kuah asam ini merupakan salah satu makanan khas tradisional masyarakat di Kaupaten Sikka. Hampir setiap warga di kabupaten ini menjadikan mage waer sebagai makanan favorit.
Mage waer menjadi menu spesial dan paling laris dicicipi tamu saat disajikan dalam acara resmi pemerintahan maupun pesta atau acara keluarga lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, I'ang Mage Waer alias Mage Waer hampir selalu tersedia di meja makan rumah-rumah warga di Kabupaten Sikka. Pada sebagian warung makan juga tersedia Mage Waer menjadi salah satu menu yang dijual bersama menu tradisional atau menu modern lainnya.
Bahkan menjadi kebiasaan orang Maumere (sebutan umum untuk warga Kabupaten Sikka), setiap tamu baik dari kabupaten, propinsi atau negara lain yang berkunjung ke wilayah Kabupaten Sikka akan disuguhi Mage Waer dan makanan lokal lainnya.
Mulut dan sikap bisa saja berbohong, namun lidah tidak bisa berbohong. Setelah mencicipi Mage Waer, lidah kita pasti 'kaget' merasakan gurihnya Mage Waer.
Pastinya kata yang segera terucap adalah 'wow...lezat dan nikmat'. Dan, si pencicip -- apalagi yang baru pernah kali merasakannya -- akan membangkitkan selera makan sehingga tidaklah heran bila mage waer bisa membuat orang selalu tambah makan.
Tak jarang si pencicip akan minta tuan rumah menuliskan resepnya atau malah besok akan kembali datang ke rumah itu untuk minta dibuatkan lagi Mage Waer.
Memang di sejumlah daerah di NTT, menu ikan kuah asam ala Maumere ini ada. Namun meski bumbu dan cara membuatnya sama, namun Mage Waer di Maumere terasa beda.
Mengapa? Jawabannya sederhana. Karena ikan sebagai salah satu bahan Mage Waer itu berasal dari perairan Sikka yang sudah terkenal sebagai penghasil ikan segar dengan kualitas bagus. Apalagi kalau Mage Waer itu menggunakan ikan 'batu' (ikan kerapuh merah). Sudah pasti yang memakannya tidak akan melupakan bagaimana kelezatan Mage Waer itu seumur hidupnya.
Tidak sulit membuat Mage Waer. Bapa Mus, Mama Yeany, Vera Gayatri dan Olga de Kolaq, keluarga dan sahabat saya di Maumere selalu menyajikan menu Wage Waer kepada saya. Selama saya bertugas di Maumere beberapa tahun, setiap tiga hari sekali, lidah saya dibuat manja dengan kelezatan Mage Waer. Mereka kemudian membagikan resep Mage Waer sebagai oleh-oleh untuk saya bawa pulang ke Kupang.
Terima kasih oleh-oleh yang sangat berharga dari daerah asal ayah saya. Bumbu dasar Mage Waer yakni mage (asam), somu (bawang merah), hunga (bawang putih), lea (jahe), guni (kunyit), koro (lombok besar), gelo (kemiri), daun kemangi, daun sereh. Juga hingi (garam), i'ang (ikan) dan bumbu instant. Ikan mentah yang digunakan itu bisa ikan apa saja (dianjurkan ikan batu atau ikan merah), baik ikan yang masih utuh atau ikan yang sudah dipotong-potong kecil.
Cara membuatnya, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lombok besar, semuanya dihaluskan. Tambahkan kemiri untuk membuat kuah menjadi kental. Jangan lupa daun sereh untuk membuat harum. Setetah itu, semua bahan tersebut ditumis dengan minyak secukupnya dalam wajan sesuai kebutuhan. Ingat! Nyala api jangan terlalu besar.
Sebelum tumisan bumbu itu kering, langsung tambahkan air asam (air sudah dicampur dengan asam) secukupnya. Lalu biarkan air asam dan bumbu yang ditumis itu mendidih, setelah itu masukkan ikan ke dalam kuah itu.
Biarkan selama 15 menit lalu berikan garam dan masako secukupnya. Kemudian taburi bawang goreng di atas masakan lalu angkat masakan dan taruh pada wadah yang sudah disiapkan. Setelah itu Mage Waer disajikan di meja makan dan siap disantap dengan nasi. Rasanya? Hmm....
Siapa yang mau mencoba I'ang Mage Waer? Bertandatanglah segera ke Maumere, Kabupaten Sikka. Atau kalau tidak sempat, maka cobalah membuat sendiri I'ang Mage Waer di rumah masing-masing. Selamat mencoba. (OMDSMY Novemy Leo)
Pos Kupang 5 September 2009 halaman 5