KUPANG, PK -- Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT akan menjajak kerja sama dengan sejumlah Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) di seluruh Indonesia untuk menambah jumlah dokter hewan di NTT. Pemprop juga akan terus menggalakkan program tugas belajar menyangkut kesehatan hewan.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon Foenay, M.Si, kepada Pos Kupang usai mengunjungi Pasar Oebobo- Kupang, Sabtu (5/9/2009). Foenay dimintai tanggapannya terkait ketersediaan tenaga dokter hewan di NTT yang tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah ternak.
Untuk diketahui, tenaga dokter hewan berstatus PNS di NTT saat ini sebanyak 85 orang dengan jumlah pos kesehatan hewan (poskeswan) 105 unit. Padahal idealnya satu kecamatan dilayani seorang dokter hewan. Dengan demikian, seharusnya Propinsi NTT yang terdiri dari 285 kecamatan dilayani 285 dokter hewan.
Menurut Foenay, dokter hewan yang ada di NTT perlu mendapat perhatian khusus, bukan hanya oleh pemerintah propinsi, tetapi juga oleh setiap pemerintah kabupaten/kota dengan mengedepankan kualitas tenaga dokter hewan itu. "Ini salah satu upaya yang harus ditempuh untuk mewujudkan daerah NTT sebagai ikon ternak nasional. Tentu bukan dari dokter hewan saja, tetapi juga paramedis dan sarana-prasarana penunjang operasional dokter hewan," kata Foenay.
Dia menjelaskan, untuk memenuhi apa yang direncanakan itu, pemprop segera menjalin kerja sama dengan sejumlah FKH yang ada di beberapa universitas di Indonesia, sehingga bisa mengirim tugas belajar maupun mendorong warga NTT untuk masuk ke fakultas kedokteran hewan.
Selain bekerja sama dengan sejumlah FKH, katanya, Pemprop NTT juga akan melakukan kerja sama dengan pemerintah luar negeri, yaitu Australia, untuk membantu meningkatkan kualitas dokter hewan di NTT. "Saat ini beberapa kawasan seperti BesipaE dan Bena sudah menjadi lokasi contoh untuk ternak. Ini harus terus didampingi oleh petugas dari dinas teknis. Saya sendiri sudah secara langsung membicarakan hal ini dengan Dirjen Bidang Kesehatan Hewan RI, drh. Agus Wiyono, agar memperhatikan masukan dari pemerintah dan masyarakat NTT," ujar Foenay.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) NTT, drh. Maria Geong, Ph.D, mengatakan, saat ini FKH hanya ada di Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Syah Kuala (Banda Aceh), Universitas Udayana, Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Universitas Mataram (Unram). "Di Unbraw dan Unram belum ada lulusannya karena mereka baru memulai perkuliahan," kata Geong.
Pada Jumat (4/9/2009), Wakil Gubernur Esthon Foenay meresmikan pendirian rumah sakit hewan pertama di NTT. Rumah sakit yang berlokasi di Jl. Timor Raya Kupang ini akan dikelola oleh Dinas Peternakan Propinsi NTT. Kepala Dinas Peternakan Propinsi NTT, Martinus Jawa, mengatakan, kehadiran rumah sakit ini diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan ternak di NTT.
"Penyakit hewan di NTT sering mewabah sehingga dibutuhkan rumah sakit untuk menjaga ternak tetap sehat," ujarnya. (yel)
Pos Kupang 6 September 2009 halaman 1