SBY-Boediono Target Menang di NTT

KUPANG, PK--Tim kampanye dan pemenangan pasangan Calon Presiden (Capres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Boediono (SBY-Boediono) menargetkan menang 55 persen di NTT. Pangsa pasar mereka adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, terutama mereka yang telah menikmati dana bantuan langsung tunai (BLT).

Hal ini dikatakan Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono untuk wilayah NTT, Drs. Jefri Riwu Kore,MM, saat deklarasi paket itu di Hotel Kristal, Kupang, Rabu (10/6/2009). Untuk meraih kemenangan, kata Jefri, membutuhkan kerja keras, terutama menyatukan tim koalisi sehingga target itu bisa mencapai 100 persen. Jefri mengatakan, pemilih di NTT sudah pintar melihat dan memilih figur.


SBY, lanjut Jefri, adalah figur nasionalis yang selalu berjuang mensejahterakan rakyat, dengan BLT, dan dana bantuan sosial lainnya. SBY tidak tegah melihat rakyatnya miskin sehingga mengeluarkan kebijakan memberikan BLT kepada masyarakat tidak mampu, dengan harapan jika ekonomi keluarga penerima sudah meningkat maka penerimanya dicoret dari daftar penerima BLT itu.

Jefri menegaskan, ada orang yang menjadikan BLT sebagai isu utama bahwa produk hukumnya merupakan buah dari pemerintah terdahulunya, sama sekali tidak benar. "Kami yakin, isu itu tidak akan mempengaruhi pilihan rakyat. Masyarakat tidak bodoh. Semua tahu bahwa BLT itu lahir pada pemerintahan Presiden SBY," kata Jefri.

Membacakan sambutan tertulis Korwil Bali Nusra, Jero Wacik, Jefri menegaskan, BLT bukan menggunakan dana asing. BLT itu menggunakan dana APBN sehingga perlu dipertanggungjawabkan secara baik. Tanggung jawab yang dimaksud, penyalurannya harus mengena sasaran. Rakyat yang menerima dana itu harus benar-benar miskin.

Menurut Jero Wacik dalam sambutan tertulisnya, dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 30 persen, pemerintah berhasil melakukan penghematan sebesar Rp 32,8 triliun. Pemerintah kemudian menggunakan dana tersebut sebesar Rp 4,4 triliun untuk beras miskin dan ketahanan pangan, Rp 14,1 triliun untuk pendanaan BLT terhadap 19,1 juta kepala keluarga sasaran miskin dan nyaris miskin, Rp 11,7 triliun untuk penurunan defisit, dan Rp 2,6 triliun untuk cadangan risiko fiskal.

Jefri juga membantah pemberian BLT tidak didasari kepentingan politis tertentu. Menurutnya, rakyat sangat miskin sekali tidak bisa dikasih kail, tetapi ikan terlebih dahulu. Setelah membaik, barulah mereka diberikan bantuan secara bertahap, mulai dari kail hingga perahu. "Lagi pula, mengapa orang yang ingin membantu rakyat miskin saja kok dipertanyakan. Apa salah jika membantu rakyat miskin dengan motif?" tanya Jefri.

Deklarasi itu berlangsung meriah, dihadiri oleh tim koalisi antara lain, Yucun Lepa (PKB), Thomas Ola Langoday (PPRN), Metusalak Sio (PKDI), Yohanes Dekresano (PPDI). Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe menghadiri acara deklarasi dan pengukuhan tim kampanye SBY-Boediono.

Ditanya soal jadwal kampanye rapat umum, di mana paket SBY-Boediono mendapat jadwal pertama hari ini, 10 Juni 2009, Jefri mengatakan, jadwal itu akan dimanfaatkan dengan pertemuan tim sinkronisasi membahas hal teknis untuk SBY berkampanye di Kupang. (gem/aa)

Pos Kupang edisi Kamis, 11 Juni 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes