SOE, POS-KUPANG.COM -- Sarana pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) memrihatinkan. Ruang kelas SD Inpres Tuafatu, Desa Nunfutu, Kecamatan Fatukopa menjadi tempat mangkal belasan ekor ternak sapi.
Ketua Komisi A DPRD TTS, Marten Tafuli, dikonfirmasi di SoE, Selasa (17/11/2009) siang membenarkan salah satu ruang kelas SD Inpres Tuafatu menjadi tempat mangkal belasan ekor sapi tak bertuan.
Fakta itu ditemuinya saat ia bersama rekan-rekan anggota Komisi A berkunjung ke sekolah itu, (Rabu, 11/11/2009) lalu. Kunjungan Tafuli bersama rekan-rekannya ke sekolah itu hendak mengecek perkembangan penggunaan dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan tahun anggaran 2009. Pasalnya, SD Inpres Tuafatu menjadi salah satu sekolah penerima DAK sebesar Rp 114 juta.
"Saat kami datang ke sekolah itu kami mendapati belasan ekor sapi sementara berada dalam ruang kelas. Jangan sampai lantaran ruang kelas dingin sehingga pemilik sapi memasukkan ternaknya ke ruang kelas tersebut. Saat itu juga meja dan kursi berserakan lantaran sapi mngobrak-abrik ruang kelas," kata Tafuli.
Dia mengaku sempat menanyakan perihal pemilik sapi. Namun kepala sekolah setempat menyatakan tidak tahu pemiliknya. Anehnya, saat itu ia memperkirakan masih sementara jam pelajaran sekolah lantaran masih ada anak-anak SD yang bermain di halaman sekolah.
Tidak hanya persoalan sapi masuk ruang kelas, lanjut Tafuli, timnya juga memeriksa pekerjaan fisik yang bersumber dari DAK tahun 2009. Di tempat itu ia mendapati manajemen sekolah hanya menambal tembok yang rusak.
"Sementara kerja kap, seng dan plafon tidak turun. Kemarin kepala sekolah kami panggil dan dia bersedia memperbaiknya. Sebenarnya dalam juknis bila tembok rusak harus bangun baru dengan mengganti kap dan atap seng. Ternyata dia hanya mengoles oli kap dan seng," jelas Tafuli.
Terhadap persoalan itu, tim akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO), Drs. Hendrik Paut, M.Pd, untuk mengklarifikasi permasalahan ini. Tak hanya itu, Kadis PPO TTS juga dipanggil untuk klarifikasi berbagai persoalan DAK pendidikan tahun 2008 dan 2009 yang tidak sesuai petunjuk teknis.
"Kami mendapat informasi ada sosialisasi pengelolaan dan pelaksanaan sebelum dana itu dicairkan ke rekening sekolah. Namun kenyataan di lapangan tidak begitu sehingga kami perlu memanggil kepala dinas untuk klarifikasi," kata Tafuli.
Kepala Dinas (Kadis) PPO TTS, Drs. Hendrik Paut, M.Pd yang dikonfirmasi mengatakan, akan menelusuri lebih jauh terkait persoalan tersebut.
Menurutnya dirinya akan segera mengkonfirmasi kepala dinas cabang Amanuban Timur untuk mengecek kebenaran. "Saya akan membina guru dan kepala sekolah setempat agar tidak membiarkan persoalan itu terus berlanjut. Masak ruang kegiatan belajar dan mengajar dijadikan tempat kandang sapi. Dan tentunya hal itu menjadi masukan berharga bagi kami untuk membina kepsek agar pemanfaatan aset pemerintah sesuai dengan peruntukkan," ujarnya.
Paut mengatakan, ia akan menurunkan tim untuk klarifikasi masalah tersebut. Ia pun siap memberikan klarifikasi berbagai masalah yang menjadi temuan DPRD TTS saat berkunjung ke sekolah penerima DAK. (aly)
Sumber: Pos Kupang