Beringin Maut bagi Delapan Biarawati

PALEMBANG, PK--Delapan orang biarawati (suster) ordo Fransiscanes, tewas setelah mobil minibus jenis kijang kapsul bernomor polisi T 1756 DC warna merah yang mereka tumpangi terjun bebas dari jembatan Beringin I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim, Sumatera Selatan, Rabu (18/2/2009).

Selain menewaskan delapan biarawati, kecelakaan maut pukul 5.30 WIB itu juga menewaskan sopir minibus, Yanto. Seorang biarawati lainnya, Silvestra, selamat dan sekarang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Charitas, Palembang karena mengalami luka berat.

Informasi yang dihimpun di lapangan, mobil yang berpenumpang 10 orang itu berjalan dari arah Palembang menuju Desa Banuayu, Kecamatan Buay Pemuka Peliung, Martapura, Ogan Komering Ulu Timur. Lama perjalanan sekitar lima jam. Saat tiba di tikungan jembatan di kawasan Beringin, setelah menempuh tiga jam perjalanan, mobil terjun bebas dari jembatan dan jatuh ke Sungai Lubai dalam posisi terbalik.

Delapan suster yg umumnya masih muda itu, yakni Sr Aurela FCH, Sr Yose FCH, Sr Evila FCH, Sr Benedicta FCH, Sr Mariana FCH, Sr Laurensiana FCH, Sr Venita FCH, dan Sr Germanda FCH. Keberangkatan mereka ke Martapura hendak melayat ibu dari Sr Benedicta FCH, yang meninggal bertugas di Pangkal Pinang.

Jufri (42), penduduk setempat yang rumahnya berada sekitar 50 meter dari lokasi kejadian, mengatakan, mereka mendengar suara keras saat kecelakaan tersebut. Tak berapa lama warga pun melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian.

Kronologis kejadian, empat korban meninggal di tempat. Sedangkan empat lainnya sempat mendapat perawatan di Puskesmas Beringin yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Namun, karena kondisinya kritis satu per satu korban tewas.

Dua korban lain, yakni Suster Lorensia Fch dan Sisceltra sempat dilarikan ke RSUD Prabumulih, tetapi Lorensia akhirnya juga tewas. Saat itu, pihak RS Charitas Gumawang belum dapat memberikan keterangan resmi terkait dengan adanya kecelakaan yang menimpa sembilan suster ini.

Seorang suster, Stevany, membenarkan adanya kecelakaan yang merengut nyawa sejumlah suster yang bekerja di Palembang dan merupakan warga OKUT tersebut. "Sejauh ini kami belum dapat merinci siapa saja mereka yang meninggal itu, namun kuat dugaan mereka warga OKUT yang dulunya pernah bekerja di RS Charitas Gumawang ini," ujarnya.

Sementara itu, korban selamat, Suster Silcestra tiba di RS Charitas menggunakan mobil ambulans milik RS Charitas. Ia langsung mendapat perawatan intensif. Pada saat bersamaan, delapan jenazah korban tewas masih dalam perjalanan ke Palembang. Rumah duka RS Charitas sudah banyak para pelayat. Puluhan suster biarawati terlihat menunggu kedatangan jenazah rekan mereka.

Empat liang lahat sudah digali di komplek Pekuburan Biarawai yang letaknya di sebelah rumah duka. Sementara itu para keluarga dari korban yang tewas juga sudah mulai berdatangan.

Peristiwa ini terjadi bermula dari rencana melayat ibu suster Benecdita yang meninggal, biara Charitas mengirimkan tujuh suster sebagai perwakilan dari setiap komunitas menuju daerah Belitang.

Berangkat dari Palembang pukul 4.00 WIB dini hari, Rabu (18/2/2009). Kendaraan yang mreka tumpangi jenis minibus kijang kapsul T 1756 DC terjun bebas saat berada di tikungan Jembatan Beringin, Dusun I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai Muaraenim dan masuk ke Sungai Lubai. Kecelakaan ini menelan korban jiwa sembilan orang.
Sejumlah suster yang ada di RS Charitas Gumawang menyebutkan informasi yang mereka terima prihal terjadinya kecelakaan maut tersebut sekitar pukul 05.45 WIB, sedangkan berita baru mereka terima pukul 08.00 WIB.

Delapan ambulans yang membawa jenazah delapan suster yang tewas kecelakaan Rabu sudah tiba di RS Charitas, Palembang sekitar pukul 13.45 WIB. Sementara itu jenazah sopir, Yanto tidak dibawa ke RS Charitas melainkan langsung dibawah ke rumah duka. Hingga berita ini diturunkan para pelayat terlihat memadati rumah duka RS Charitas. (sriwijaya pos/nik/cr1/cr2/ st2/ahf)


Para suster yang mengalami musibah

1. Sr. M. Aurella FCh (asal Yogyakarya) - meninggal

2. Sr. M. Evila FCh (asal Flores) - meninggal

3. Sr. M. Mariana FCh (asal Paroki Tugumulyo OKI) - meninggal

4. Sr. M. Laurentiana FCh (asal Medan) - meninggal

5. Sr, M, Venita FCh (asal Banuayu - Paroki Bangunsari) - meninggal

6. Sr, M. Benedikta FCh (asal Banuayu - Paroki Bangunsari) - meninggal

7. Sr, M. Germanda FCh (asal Menado/Makasar) - meninggal

8. Sr. M. Yose FCh (asal Belitang) - meninggal

9. Sr. M. Silvestra FCh (asal Belitang) - selamat dan masih dalam perawatan.

10. Yanto (sopir) juga meninggal di tempat.


Baca juga




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes