BORONG, PK -- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao saat ini sedang mempersiapkan acara pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih. Di Manggarai Timur, telah dibentuk panitia pelantikan, begitu pula di Kabupaten Rote Ndao.
Kepala Dinas Perhubungan dan Kelautan dan Informasi Kabupaten Manggarai Timur, Agus Kano saat ditemui, Kamis (22/1/2009) mengatakan, meski waktu pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih, Drs. Yoseph Tote, M.Si dan Agas Andreas, S.H masih menunggu keputusan dan pengesahan Mendagri, pemerintah setempat sudah mengantisipasi dengan membentuk panitia.
Struktur kepanitiaan dikukuhkan Penjabat Bupati Manggarai Timur, Drs. Frans BP Leok melalui SK No: HK/I/2009. Panitia akan bekerja maksimal untuk melancarkan seluruh proses pelantikan.
Di Rote Ndao, pemerintah daerah akan menyebarkan 2.000 lembar undangan kepada 2.000 orang untuk menghadiri pesta pelantikan, Bupati-Wakil Bupati Rote Ndao priode 2008-2013, Drs. Lens Haning-Drs. Marthen Luther Saek yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 30 Januari 2008 mendatang.
Acara pelantikan akan dirangkaikan dengan acara adat melepaskan sepasang manufulak (ayam putih) sebagai symbol adanya perubahan menuju kebaikan.
Hal tersebut terungkap dalam rapat Panitia Pelaksana Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Rote Ndao yang dipimpin, Agustinus Orageru saat membahas sejumlah agenda kepanitiaan di lantai II Kantor Bupati Rote Ndao, Kamis (22/1/2008).
Hadir dalam acara pembahasan itu, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata, Jersy Mesakh, SE, Kadis Pendidikan, Marten Luther Henukh, Camat Kota BaÆa, Kadis Pertanian, Perkebnan dan Kehutanan, REB Dethan, Koramil BaÆa dan sejumlah kadis lain dilingkungan Pemkab Rote Ndao.
Dalam acara pelantikan yang mengangkat thema merajut kebersamaan dalam bingkai ita esa guna membangun Rote NDao yang lebih maju dan bermartabat tersebut panitia juga menetapkan acara pelantikan di Gedung DPRD Rote Ndao dengan mengundang khusus 300 tokoh pendiri Kabupaten Rote Ndao, 19 tokoh eks kerajaan/nusak (Raja Nusa Lote), para Manuleo, tokoh adapt, tokoh agama, masyarakat termasuk para Ketua RT-RW setempat yang semuanya berjumlah sekitar 2.000 orang.
"Kita perkirakan undangan sekitar 2.000 orang mulai dari orang Rote yang ada di Pemerintah Pusat, di Pemerintah Propinsi dan masyarakat di Kabupaten Rote Ndao. Karena itu, Ba'a khususnya kita bersihkan termasuk mempersiapkan beberapa hotel di Nembrala jika ada tamu yang hendak menikmati alam Rote di Nembrala. Karena kegiatan plantikan ini juga sebagai ajang promosi keindahan alam Rote kepada para tamu," katanya.
Menurut Orageru, skenario acara pelantikan tersebut bernuansa budaya yakni, bupati-wakil bupati masing-masing didampingi istri bersama keluarga keluar dari rumah ada Meoain Lidamanu yang dilepas dengan tarian adapt dan diiringi sepanjang jalan dengan musik adapt dibawa pengawalan mobil pengamanan hingga ke pertigaan jalan Utomo disambut dengan tarian perang etnis Alor dengan 40 orang penunggang kuda dan selanjutnya dibawa ke Gedung DPRD untuk acara pelantikan.
Namun sebelum memasuki gedung DPRD setempat jelas Orageru, bupati-wakil bupati yang disambut dengan pagar betis Manuleo dan Kelompok Etnis tersebut disapa dengan sapaan adapt dan pengalngan selendang dan tii langga diiringi dengan koor dari SMUN 1 Lobalain dengan lagu Nusa Lote dan Ovalangga.
Dan, akhir dari acara tersebut demikian Orageru, Bupati-Wakil Bupati akan melepaskan dua ekor ayam putih sebagai tanda adanya perubahan kepemimpinan menuju arah kebaikan bagi masyarakat Rote Ndao.
"Pelepasan dua ekor ayam putih tersebut akan mengakhiri prosesi pelantikan sebagai tanda adanya komitmen kedua pemimpin itu membawa perubahan membangun Rote Ndao menjadi lebih baik," katanya.
Orageru yang dihubungi terkait jadwal kepastian pelantikan usai memandu persiapan teknis pelantikan bupati-wakil bupati tersebut mengatakan, sesuai rencana pelantikan akan dilakukan pada 30 Januari 2009 namun kepastian pelantikan masih menunggu jadwal Gubernur NTT. "Saat ini Plt. SEkda Rote Ndao, Origenes Boeky sedang melakukan konsultasi penyesuaian waktu pelantikan di Kupang. Jika sudah ada jadwal pasti maka undangan akan disebarkan," katanya.
Di temui di Atambua, Kabupaten Belu, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, mengatakan, hingga kini hasil pilkada Belu putaran kedua belum sampai ke meja kerjanya. Apabila hasil itu sudah ada maka secepatnya diproses ke mendagri sehingga dapat ditentukan hari pelantikannya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan hal ini kepada wartawan di Makodim 1605 Belu, di sela-sela kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI, Jenderal (TNI) Agustadi Sasongko Purnomo, Kamis (22/1/2009).
Gubernur Frans menjelaskan, terkait dengan berakhirnya masa tugas bupati dan wakil bupati Belu tanggal 9 Januari 2009 lalu, maka pemerintahan di Belu sementara waktu diambilalih oleh gubernur sebagai penjabat bupati. Namun karena tingkat kesibukan di propinsi maka telah ditunjuk pelaksana tugas untuk menjalankan roda pemerintahan termasuk memfasilitasi proses pelantikan bupati dan wakil bupati Belu setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Dan saat ini, katanya, putusan MK itu sudah ada maka proses selanjutnya adalah mengajukan hasil pilkada itu ke mendagri untuk dibuatkan dalam suatu keputusan.
"Memang keputusan MK sudah ada dan tugas kita sekarang adalah segera mengajukan hasil pleno itu ke mendagri. Memang sampai kemarin (Rabu, 21/1/2009) berkas hasil pleno pilkada Belu itu belum sampai ke meja gubernur. Kalau memang saat ini sudah ada maka saya kira kita akan secepatnya mengajukan ke mendagri," katanya.
Sambil menanti keputusan mendagri, Gubernur Frans meminta masyarakat Belu untuk menjaga ketenangan dan kedamaian. Seluruh masyarakat harus bersabar sambil menunggu keputusan dari mendagri kapan pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih. Pilkada Belu dimenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Belu, Drs. Joachim Lopez-Ludovikus Taolin, BA (paket Jalin) dengan mengantongi 84.061 suara atau 5,291 persen sementara pasangan drg. Gregorius Mau Bili-Drs. Berchmans Mau Bria (paket Gemar) memperoleh suara 76.695 suara atau 47,709. (lyn/iva/yon)