BA'A, PK -- Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Rote Ndao, Ronny M Ratukore, diancam akan dibom dan disuanggi jika melakukan perjalanan ke Papela, Kecamatan Rote Timur.
Ancaman melalui SMS itu dikirim seseorang yang tidak dikenal ke hand-phone (HP) milik Adam Lani, pegawai PDAM Rote Ndao. Ancaman itu sudah dilaporkan oleh Ratukore ke pada Polres Rote Ndao. Saat ini sejumlah staf PDAM Rote Ndao, termasuk Ratukore diambil keterangan oleh penyidik Polres Rote Ndao.
Kapolres Rote Ndao, Kompol Juventus Seran, yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/11/2008), membenarkan ancaman itu. Seran menjelaskan, saat ini kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan. "Informasi resmi saya belum terima dari staf, namun kasus itu sedang diselidiki," kata Seran.
Direktur PDAM Rote Ndao, Ronny Ratukore, yang ditemui di Polres Rote Ndao saat menunggu giliran diambil keterangan, Kamis (27/11/2008), mengatakan, dia melaporkan kejadian tersebut kepada polisi untuk menjaga keamanan dirinya dan para staf di PDAM Rote Ndao.
Ia menjelaskan, dalam SMS yang diterima melalui ponsel milik Adam Lani, pengirim SMS mengancam dirinya dan staf dibom menggunakan bom ikan jika melakukan perjalanan ke Papela.
"Isi SMS-nya begini, saya tidak mau lihat Pak Direktur ada di Papela karena hanya menghabiskan uang saja. Lebih baik uang itu pak beli solar supaya bisa pompa air kasih kita. Kalau tidak, pak dong datang dengan rombongan saya sudah siap bom ikan empat botol. Jadi jangan main-main. Apalagi saya dengar Pak Direktur mau kasih pindah Om Ared P Sera dan Rudi Indratno. Kalau mereka dua pindah apa air di Papela bisa jalan 1 x 24 jam. Kalau tidak mengalir pak siap untuk terima ajal. Karena saya akan pakai orang-orang untuk menyihir pak," urai Ronny Ratukore, saat membaca isi SMS yang dikirim orang tak dikenal itu.
Ditanya soal dugaan SMS tersebut dikirim oleh orang dalam terkait rencana mutasi atau ada temuan, Ronny Ratukore mengatakan, sebelumnya pada tanggal 13 November unsur pimpinan di PDAM melakukan evaluasi untuk membahas sejumlah agenda, termasuk mutasi. Namun dalam rapat itu belum dibahas nama-nama yang dimutasi. Rapat evaluasi kinerja baru dilakukan bulan Desember 2008.
"Kami setiap tahun selalu melakukan rapat evaluasi kinerja. Dalam rapat itu selalu diikuti mutasi karena mutasi juga untuk penyegaran. Karena itu, masalah mutasi merupakan hal biasa dan bukan alasan untuk mengancam," kata Ratukore.
Mengenai adanya keluhan warga Papela soal air yang tidak mengalir, Ratukore mengakui ada keluhan tersebut. Namun, kata dia, tidak mengalirnya air di beberapa titik tersebut bukan karena kelalaian petugas, tapi kondisi pipa yang sudah kropos. "Papela itu letaknya di pinggir pantai sehingga pipa-pipa yang terpasang di Papela cepat berkarat karena air laut. Jadi, tidak turunnya air bukan karena kelalaian," katanya.
Soal adanya temuan pemasangan ilegal di Papela, Ratukora mengakui hal itu. "Saat ada laporan saya dan staf teknis langsung turun dan sudah kita putuskan. Apakah ini yang membuat ada kebencian dan ada kaitannya dengan SMS, saya tidak tahu. Kita serahkan kepada polisi karena saat ini polisi sudah menangani," ujarnya. (iva)
Pos Kupang edisi Jumat, 28 November 2008 halaman 1