RUMAH seorang calon anggota legislatif (caleg) bernama Lestanta Budiman di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi sasaran penembakan pada Senin (4/11/2013) dini hari. Seperti diberitakan media massa, satu orang terluka pada bagian lengan kanan akibat penembakan yang terjadi sekitar pukul 00.44 WIB di rumahnya yang terletak di Jalan Wahid Hasyim 40 B, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman tersebut.
Menurut Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, dia dan enam temannya sedang duduk di depan rumah saat kejadian. "Tiba-tiba datang sepeda motor yang ditumpangi oleh dua orang. Salah satu pelaku turun dari motor dan berjalan mendekati ruang depan rumah dan mengarahkan senjata api," kata Budiman.
Ia melihat pelaku mengarahkan moncong senjata kepadanya namun letusan senjata justru mengenai salah temannya dan dinding tembok. Pelaku melepaskan dua tembakan kemudian kabur bersama temannya yang telah menunggu dengan sepeda motor yang mesinnya masih menyala. Kasus tersebut sudah ditangani aparat kepolisian untuk mencari tahu pelaku serta motifnya.
Dengan kejadian terakhir ini, rasa aman masyarakat Indonesia sungguh terusik. Kita pasti masih ingat insiden penembakan terhadap anggota polisi di berbagai daerah di tanah air. Sampai hari ini kasus tersebut masih misterius. Polisi sendiri bahkan belum mampu mengungkap dengan terang benderang siapa pelaku, apa motif dan target mereka dengan membunuh anggota Polri yang tidak bersalah. Janji pimpinan Polri mengungkap tuntas kasus penembakan anak buahnya masih ditunggu masyarakat. Entah sampai kapan penantian tersebut berujung.
Kini datang lagi teror baru, sebagaimana yang menimpa Caleg PDIP di Yogyakarta. Kalaupun kasus itu murni kriminal atau ada masalah pribadi, misalnya, aksi pelaku mengumbar senjata api dengan peluru tajam ke tubuh sesama manusia sungguh tidak bisa dibenarkan. Lebih-lebih lagi ini terjadi di Indonesia yang secara legal formal peredaran senjata api itu terikat regulasi ketat. Atau jangan-jangan regulasi senjata api di negeri ini malah sudah berubah menjadi macan kertas?
Bukan baru pertama kali terjadi aksi koboi jalanan mengumbar peluru. Korban jiwa sudah banyak yang berjatuhan akibat tembakan senjata api dari seseorang atau sekelompok orang secara ilegal.
Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), tensi politik lazimnya menjulang tinggi. Segala cara kadang dipakai seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan. Kita berpendapat bahwa kasus di Yogyakarta 4 November 2013 merupakan tanda awas bagi semua stake holder di negeri ini untuk tidak bermain- main dengan keamanan dan ketertiban umum. Ciptakan rasa aman bagi masyarakat. Demikian kiranya ikhtiar kita bersama terlebih aparat negara yang telah diberi kewenangan untuk itu. *
Sumber: Tribun Manado 5 November 2013 hal 10