BA'A, PK--Konsul Darwin, Australia dan Konsul Jerman diundang mengikuti upacara pelantikan Bupati-Wakil Bupati Rote Ndao, Drs. Lens Haning, M.M dan Drs. Marthen Luther Saek, pada tanggal 9 atau 10 Februari 2009. Usai pelantikan, kedua konsul yang merupakan sahabat Bupati Rote Ndao, Lens Haning itu akan membicarakan peluang investasi di Rote Ndao.
"Undangan sudah kami kirim, dan keduanya secara lisan sudah menyampaikan akan hadir. Kami berharap jika tidak ada halangan keduanya bisa hadir. Kehadiran dua tamu ini juga penting ke depan bagi perkembangan investasi di daerah ini," kata Bupati terpilih, Drs. Lens Haning, M.M, kepada Pos Kupang di Ba'a, Sabtu (31/1/2008).
Tindak lanjut dari undangan kepada dua konsul tersebut, Senin (2/2/2008), Pelaksana Tugas (Plt) Sekab Rote Ndao, Drs. Origenes Boeky, M.Si, melakukan pertemuan dengan pimpinan SKPD untuk mempersiapkan data tentang potensi daerah itu.
Sebelumnya, Jumat (30/1/2009), di ruang kerja asisten II, Drs Sony Said, Bupati terpilih, Drs. Lens Haning juga meminta agar dinas terkait diantaranya, BPMD, Pariwisata dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dapat menyiapkan data rill mengenai potensi daerah.
Kepada Pos Kupang, Lens Haning mengatakan, peluang investasi Darwin-Rote Ndao cukup besar khususnya bidang pariwisata. Sedangkan negara Cekoslowakia memiliki kesamaan budaya dengan Rote Ndao.
"Di Cekoslowakia memiliki makanan yang sama dengan kita seperti labu siam, jagung. Bahan makanan ini tumbuh di sana (Cekoslowakia, Red), karena itu kita memiliki kesamaan. Sedangkan Darwin setiap tahun turisnya datang ke Indonesia khususnya ke Pulau Rote. Karena itu, kita akan menjual wisata kita," kata Haning yang juga mantan Kadis Pariwisata Propinsi NTT.
Pantauan Pos Kupang di Kantor Bupati Rote Ndao, panitia pelantikan dipimpin, Drs. Agustinus Orageru terus melakukan rapat persiapan. Saat ini, undangan untuk tamu dalam persiapan untuk dicetak termasuk mempersiapkan teknis mulai dari prosesi pelantikan hingga konsumsi. Namun, dihalaman depan Kantor Bupati Rote Ndao yang baru dibangun dengan anggaran Rp 29 miliar tampak masih kotor dan dipenuhi kotoran sapi dan kambing. Bahkan, saat melintas halaman depan kantor itu tercium bau kotoran sapi cukup menyengat.
Kantor itu belum bisa terbebas dari kotoran sapi karena tempat tersebut sebelumnya menjadi tempat pengembalaan sapi. Hingga saat ini para peternak masih mengembalakan sapinya di halaman depan kantor itu pada malam hari. (iva)
Pos Kupang edisi Jumat 6 Februarii 2009 halaman 15