KUPANG, PK-- Jenazah Piet Alexander Tallo, S.H, Gubernur NTT dua periode, 1998 hingga 2008, akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Dharma Loka, Kelurahan Pasir Panjang, Kupang, Rabu (29/4/2009).
Hal ini disampaikan wakil keluarga, Christian Tallo, di rumah duka, Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu, Kupang, Minggu (26/4/2009). Informasi ini juga dibenarkan putri almarhum, Piet A. Tallo, Ina Tallo.
Chris Tallo dan Ina Tallo mengatakan, pihak keluarga dan Pemerintah Propinsi NTT, sudah menyepakati tempat dan jadwal pemakaman. "Jenazah bapak akan dimakamkan di TMP Dharma Loka," kata Ina Tallo.
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya mengatakan, Pemerintah Propinsi NTT telah membicarakan rencana pemakaman itu dengan pihak keluarga. Pemerintah, kata Lebu Raya, meminta jenazah almarhum dimakamkan di TMP Dharma Loka dan keluarga menyetujuinya. "Saya minta keluarga merelakan itu. Beliau memang milik keluarga, tetapi beliau juga milik masyarakat Nusa Tenggara Timur, "kata Lebu Raya.
Tata cara pemakaman, jelas Lebu Raya, diatur sesuai tata upacara pemakaman pejabat negara setelah diserahkan oleh keluarga. "Kita berharap semua proses penyelenggaraan perkabungan hingga pemakaman berjalan sesuai dengan tata upacara yang direncanakan," ujarnya.
Secara terpisah, Vera Tallo, putri bungsu dari almarhum Piet Tallo menuturkan, ia bersama Ibu Erni Tallo yang mendampingi ayahnya menjelang ajal menjemput. Vera mengaku tidak ada pesan khusus untuk anak-anak dan keluarga. "Saat saya mencium, bapak, bapak hanya mengatakan sudah selesai ver, sudah selesai ver, " ujar Vera.
Ia menambahkan, Rabu (22/4/2009), almarhum masuk ICU. "Bapak masuk ICU tiga kali, sejak Rabu. Bapak masuk ICU terakhir hari Sabtu, (25/4/2009). Hari itu kondisi fisik bapak menurun drastis. Bapak menghembuskan nafas terakhir pukul 20. 23 WIB, "katanya.
Satu jam menjelang tibanya jenazah almarhum Piet Tallo, ratusan kerabat membanjiri Bandar Udara El Tari Kupang. Selain keluarga almarhum, juga para pejabat dan
masyarakat Kota Kupang.
Tepat pukul 12.18 Wita, masyarakat berdesakan di depan pintu penjemputan, ketika pesawat Mandala mendarat di landasan pacu Bandara El Tari. Isak tangis keluarga, sahabat kenalan membahana membelah keheningan.
Disaksikan Pos Kupang, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya mendampingi Ny. Erni Tallo dan anak-anak turun dari pesawat Mandala. Rombongan langsung menuju ruang very importan person (VIP Room). Di sana telah menunggu putri sulung, Ina Tallo dan anggota keluarga lain serta para pejabat di antaranya, Asisten Tata Praja Setda NTT, Yos A. Mamulak, Ketua DPRD NTT, Drs. Melkianus Adoe, anggota DPRD NTT, Jonathan Kana, Kadis Pertambangan dan Energi Propinsi NTT, Yohanes Bria Seran, Kepala SMAN 4 Kupang, Dra. Rachel B. Tallo.
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe tiba di VIP Room Bandara El Tari pukul 11.45 Wita, disusul Wagub NTT, Ir. Esthon Foenay pukul 12.00 Wita, Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, pukul 12.02Wita, dan Wakil Walikota Kupang, Drs. Daniel Hurek pada pukul 12.09 Wita.
Ny. Erni Tallo yang dimintai komentarnya mengatakan, "Dia (Piet Tallo, Red ) telah pulang ke rumah Bapa. 44 Tahun kami bersama, sekarang dia tinggalkan beta (saya,Red) sendiri,"
ujar Ny. Erni Tallo, saat menyalami satu-persatu pejabat, keluarga, dan masyarakat yang menjemput jenazah almarhum. Para wartawan dari berbagai media massa cetak dan elektronik, juga tidak ketinggalan.
Anggota Satpol PP yang ditugaskan langsung menjemput peti jenazah di tangga pesawat kemudian diangkut dengan mobil ambulans hitam keluar dari landasan pacu. Begitu mobil ambulans keluar dari landasan pacu Bandara El Tari, para pejabat, keluarga dan kerabat kenalan langsung berebutan untuk menyaksikan jenazah almarhum. Beberapa orang tampak berebut memasukkan tangannya untuk menyentuh peti jenazah dari jendela mobil ambulans.
Puluhan kendaraan roda dua dan empat yang mengantar jenazah ke rumah duka, Jalan Amabi, Kelurahan Oebufu, berderet sepanjang sekitar satu kilo meter.
Desak-desakan para pelayat mengerumuni peti jenazah saat disemayamkan di rumah duka. Sesaat sebelum peti dibuka di tengah kerumunan, Vera, putri almarhum kesulitan mencari kain tiran untuk menutupi jenazah ayahnya.
Pemimpin Berhati Hamba
Inilah ungkapan pertama yang diutarakan Ny. Erni ketika ditemui Pos Kupang. "Papi selalu penuhi permintaan saya,"kata Ny. Erni. Ny. Erni selalu menguatkan suaminya dan selalu berkata "pasti ada mujizat karena papi selalu memberikan yang terbaik untuk nusa dan bangsa," kata Erny Tallo.
Putri sulung Piet Tallo, Ina Tallo mengatakan, "Papi orang yang kuat, ia pekerja keras, penuh kasih dan mengajarkan banyak hal tentang hidup."
Saat meraih gelar sarjana 15 tahun lalu, tutur Ina Tallo, almarhum menitip pesan," hidup ini perjuangan, jangan andalkan papi, Ina harus bisa cari kerja sendiri, karena kita punya Tuhan."
Ina membuktikan nasihat ini dengan bekerja di salah satu perusahaan BUMN di Denpasar, dan memperkenalkan diri apa adanya bukan ada apanya. "Satu kebanggaan saya pada Papi, dia orang yang berhati mulia karena selalu melayani siapa saja, tanpa mengenal status dan sangat menjaga perasaan orang lain. Bagi saya, Papi adalah pemimpin berhati hamba," kata Ina Tallo.
Di tengah rasa harunya terhadap sosok sang ayah, masih tersisa satu penyesalan. "Saya menyesal tidak bisa menengok Papi di saat terakhir hidupnya," ujar Ina sambil menyeka air matanya. Saat almarhum dirawat di rumah sakit, Ina sedang bertugas di Denpasar dan tidak mengira ayahnya akan pergi secepat itu.
Endi Metkono, staf yang bekerja di ruangan gubernur sejak 1984, saat beliau masih menjabat wakil gubernur, menuturkan, dia kagum dengan kepribadian Piet Tallo. 12 Tahun lamanya ia menemani almarhum menjalani tugasnya menjadi wakil gubernur hingga dua periode menjabat Gubernur NTT. "Suara beliau memang kasar, tapi hatinya sungguh lemah lembut. Ia selalu memperhatikan kesulitan yang saya hadapi, ujar Endi." (den/dd/aa/gg/gem)
Pos Kupang edisi Senin, 27 April 2009 halaman 1