Bupati Minut Berkomunikasi Lewat Lagu

Sompie Singal
Tak bisa dipungkiri musik merupakan salah satu sarana komunikasi yang efektif. Bupati Minahasa Utara (Minut) Drs Sompie Singal MBA pun menyadari itu.

BUPATI Sompie Singal yakin lewat musik ia bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat. Ia pun memanfaatkan musik dan lagu tradisional daerah guna menyampaikan pesan motivatif untuk pembangunan Minut dan mensosilisasikan program pemerintah.

Sejak tahun 2010, bupati bersama grup musik kolintang Maleosan telah membuat album lagu daerah lengkap dengan video klip, dimana Bupati Sompie  sendiri ikut bernyanyi sekaligus berperan sebagai aktor  video klip. Sejauh ini, sudah dua volume album musik daerah yang diluncurkan.

Menurut Sompie ia tengah mempersiapkan pembuatan volume ketiga musik kolintang yang tetap bertemakan budaya Tonsea dengan pesan mengenai lingkungan hidup. "Musik itu tak bisa lepas dari kehidupan saya. Sudah dari kecil hobi, meski tak punya suara istimewa tapi suara saya punya ciri khas," ujar Bupati Sompie kepada Tribun Manado, Senin (25/6/2012).

Sompie pun mengulas album volume pertamanya.  Dalam album pertama ia ingin memotivasi masyarakat Minut untuk rajin bekerja. Lagu-lagu daerah Tonsea diaransemen ulang guna menyampaikan pesan itu. Dia memberi contoh lagu berjudul Ayamo. "Di situ disampaikan pesan agar rajin bekerja, daripada sambutan-sambutan harus begini begitu, lebih baik lewat menyanyi pakai lagu," ujarnya.Sejak tahun 2010, album volume pertama sudah beredar sebanyak 20 ribu copy sehingga pesan-pesannya sampai ke masyarakat.

Bupati Sompie punya pengalaman menarik dengan seorang anak.  Sekitar tiga bulan setelah albumnya bereredar, bupati berkunjung ke Desa Palais, Likupang Barat.
Di sela-sela acara seorang anak berontak dan menangis ke ibunya "Anaknya berusia sekitar 4,5 tahun," ujar Ketua Asosiasi Musik Kolintang Sulut ini. Karena merasa tersentuh, ia meminta Kepala Jaga memberikan kue, "Mungkin dia (anak) lapar," ujarnya.

Rupanya cara itu tak berhasil meredam tangis sang bocah. Setelah ditelusuri anak itu ingin bertemu dengan bupati. Si anak mengenal Bupati Sompie dari klip video yang ditontonnya , dan menyebut bupati dengan nama Opa Ayamo.


"Rupanya mau ketemu saya, katanya mau bertemu Opa Ayamo, saya hampiri dia, salaman, bujuk dia akhirnya berhenti menangis," ujar Sompie.

Bupati mengatakan, dalam lagu pun ia menyampaikan pesan bagi pelajar agar rajin belajar. Para siswa SD pun diikutsertakan dalam video klip, bernyanyi bersama di sekolah.Dalam lagunya, Sompie ingin memotivasi anak didik. Satu alasan bupati, dulu ia merasakan sulitnya mengenyam pendidikan akibat keterbatasan ekonomi
"Saya orang susah, dulu sulit sekali orangtua kasih sekolah, kita hanya bisa bersaing bila bersekolah, apalagi di era sekarang," sebut peraih gelar Kebudayaan dari Gubernur ini.

Kata bupati, pembuatan video klip musik Tonsea juga merupakan bagian dari pencananga program pemerintah sentuh budaya. Ia ingin agar budaya tetap tertanam di masyarakat meski dunia telah memasuki modernisasi. Tak bisa dipungkiri moderinisasi mulai mengikis nilai-nilai budaya daerah.

Promosi Wisata


Khusus pariwisata, Bupati Minahasa Utara (Minut) Drs Sompie Singal mengungkapkan,daerahnya memilki garis pantai sepanjang 294 kilometer dengan pesisir yang indah, bahkan tak kalah dari pantai di Pulau Bali. Belum lagi hamparan kepulauan, yang di bawahnya berhias terumbu karang membentuk taman laut.
Tak tanggung-tanggung, ia berani menyampaikan visi utama  pemerintahannya, Minut menjadi tempat tujuan pariwisata 2015. Masih tetap mengadalkan musik bertemakan lagu daerah, Bupati Sompie mempromosikan Minut sebagai tempat tujuan wisata.

Dalam album volume kedua Kolintang Maleosan, Bupati Sompie mengangkat tema pariwisata. Lagu-lagu daerah Tonsea tetap menjadi primadona, dimana bupati sendiri menjadi penyanyi sekaligus aktor dalam video klip. Beda dengan volume pertama, yang bertemakan motivasi untuk kerja dan bersekolah dengan latar kebun dan sekolah. Di album kedua, produser memilih sejumlah lokasi wisata di Minut sebagai tempat syuting video klip, di antaranya pesisir Pulau Lehaga Likupang  dan Wisata Religi Kaki Dian "Kalau tidak ada promosi, kita bangun. Kalau tidak buat sekarang, kapan lagi?" ujar Bupati Sompie kepada Tribun Manado, Senin (25/6/2012).

Bupati berkeyakinan, selain memperkenalkan lokasi pariwisata, lewat lagu, budaya Minut ikut diperkenalkan ke wisatawan.  Lagu-lagu daerah Tonsea turut menggambarkan keindahan Minut itu sendiri, ambil contoh lagu Aki Temboan. Dalam lagu itu digambarkan mengenai Gunung Klabat, gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara yang letaknya di wilayah Minut. "Saya punya rencana, album ini akan dijadikan suvenir kepada wisatawan agar bila pulang ke negaranya setelah nonton vcd, ada keinginan kembali lagi Minut," ujar Suami Altje Poli Singal ini.


Di tahap ini, kata Sompie, pemerintah baru mengandalkan promosi, satu di antaranya lewat lagu. Kendala utama pariwisata Minut menyangkut infrastruktur penunjang.  Ia mengakui potensi masih belum dikelola maksimal.

Sompie mengatakan, infrastruktur jalan Tol Minut-Bitung lokasi KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) diyakini bisa menunjang pariwisata. Geliat perekomian dan perdagangan akan bersinergi dengan pengembangan potensi wisata di Minut.
Masih tetap mengandalkan musik, Sompie berencana mengeluarkan album volume ketiga kolintang Maleosan. Temanya kali i ni mengenai lingkungan hidup. Tema itu  terinspirasi dari penghargaan Airmadidi, Ibu kota Minut memperoleh Piala Adipura sebagai kota kecil terbersih. "Di album ini akan disosialisasikan mengenai pentingnya lingkungan hidup," ujarnya.  (riyo noor)


Sumber:  Tribun Manado edisi 27-28 Juni 2012 hal 1

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes