Jual Mie Sampai tak Mampu Lagi

ilustrasi
Mie pangsit Pak Sumarna memang beda rasa.  Pelanggannya dari mana-mana. Tidak hanya dari daerah sekitar Kampung Ternate Manado.

BILA perut Anda terasa lapar, jangan bingung, coba sekali-kali kunjungi Lapangan Sepak Bola Kampung Ternate Manado. Di sana  teradapat aneka jajanan murah meriah, dan pasti mengenyangkan perut. Cukup satu porsi dalam takaran mangkuk putih, mungkin perut Anda akan terpuaskan oleh hidangan lezatnya. 

Yah, inilah jajanan mie pangsit Sukabumi ala pak Sumarna di lapangan sepak bola Kampung Ternate. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di pusat keramaian. "Pangsit Sukabumi buatan saya beda, belum ada di tempat lain di seluruh Manado," tuturnya kepada Tribun Manado belum lama ini.

Sejak mangkal di tempat tersebut,  mie pangsit pak Sumarna terbilang laris. Tiap menit selalu berganti pembeli. Tua, muda, pria dan wanita menyukai mie pangsit buatannya.

"Pelanggan saya itu dari mana-mana. Tidak hanya daerah seputaran Kampung Ternate. Banyak juga orang-orang yang bekerja sebagai pedagang, pejabat, siswa.  Mereka belim mie saya untuk dibawa pulang, makan di rumah," tutur pria yang setiap hari berjualan memakai kopiah. "Jualan saya itu sudah bisa capai 60 mangkuk dalam sehari. Tapi kalau lagi ramai-ramainya bisa menghabiskan sampai 70 mangkuk," urainya. Harga satu mangkuk Rp 9 ribu.

Merintis bisnis mie ayam Sukabumi bukanlah perkara sepele. Butuh perjuangan keras, banting-tulang untuk peroleh keberhasilan. Menurut Sumarna, prinsip inilah yang terpenting. "Saya mulai berdagang  jam 6 sore, selesainya sampai tengah malam, sampai habis mie-nya. Ya kadang-kadang selesai sampai jam 12 malam," tutur pria kelahiran Sukabumi 17 Agustus 1960 ini.

Sumarna sudah makan asam garam menjual mie pangsit. Di tanah kelahirannya di Jawa Barat, ia  berdagang mie sejak tahun 1990-an. Bahkan ilmunya pun telah ia tularkan ke orang-orang Sukabumi lainnya. Dan  sejak awal 2011, ia mencoba peruntungan dagang mie Sukabumi di Kota Manado.  "Mie jualan khas saya belum ada di Manado, jadinya saya buka di sini, apalagi kebetulan anak saya juga sudah lama tinggal di Manado, bekerja di sebuah perusahaan elektronik," kata warga asal Desa Sukasirna Kecamatan Cibadak, Kampung Bangkuwong ini. 

Seperti berlayar ke tengah laut, diterpa ombak dan dihempas  angin kencang, beginilah yang dirasakan pak Sumarna dalam menekuni bisnis kuliner mie ayam Sukabumi. Banyak tantangan yang mesti dihadapi tanpa letih. Misalnya, menghadapi ketidakpastian harga-harga bahan baku yang terus naik. Belum lagi ancaman perilaku kriminal saat ia  mendorong gerobak pulang ke rumah pada tengah malam atau dinihari.

"Saya pernah dikerjai orang tidak dikenal, yang niatnya mau memeras saya, tapi untungnya niat orang itu tidak jadi karena saat itu ada orang-orang yang membela, mengamankan saya," ungkap Sumarna yang memimpikan suatu saat  bisa membuka toko mie pangsit Sukabumi. Rintangan  lainnya bila hujan deras. Terpal plastik biru ia jadikan sebagai pelindung agar tetap bisa berjualan.  "Kalau hujannya lama berhenti, pasti pembelinya sepi. Tapi kalau cuma hujan rintik lalu hanya turun sebentar, orang banyak yang ke luar untuk jajan mie," katanya sambil tersenyum.

Menurutnya, pilihan sebagai pedagang mie ayam Sukabumi itu sudah jodohnya. Walau usianya tidak muda lagi, tidak ada kata menyerah. "Saya berjualan mie sampai saya tidak mampu lagi berjualan, tidak bisa lagi berjalan, tidak bisa bergerak saya akan berhenti. Ya mungkin akan diteruskan ke anak-anak saya kalau memang mereka  berminat meneruskan dagangan saya," ungkapnya.

Mie ayam pak Sumarna lebih nikmat disantap dalam kondisi hangat, lebih tepat pada sore atau malam hari. Maklum masakan ini memang terlahir dari  Sukabumi yang berkarakteristik tropis basah dengan curah hujan yang dipengaruhi  angin muson dari daratan Australia dan Asia serta berada di kaki Gunung Gede dan Pangrango yang bersuhu sejuk. (budi susilo)

Sumber: Tribun Manado 4 April 2012 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes