Mgr Hubert Leteng, Pr |
Kedatangan Mgr. Hubertus, dan para imam dari Ruteng ke kampung itu diterima dengan adat manuk kapu diperbatasan Kampung Taga dan Lao. Suka cita tampak di wajah kaum keluarga dan umat dengan jabatan tangan, peluk, dan cium. Tabuhan gong dan gendang oleh ibu-ibumenambah kemeriahan perayaan itu.
Mgr. Hubertus didampingi VikjenKeuskupan Ruteng,Rm. LaurensSopang, Pr, VikjenKeuskupanDenpasar, P. Yosef Wora, Pr, Pastor Paroki Golo Dukal, P.Yan Juang Somi, SVD, Provinsial SVD Ruteng,P.Servulus Isak,SVD,bersamapuluhan imam konselebran memimpin perayaan misa.
Mgr.Hubertus, mengakui bahwa dia mensyukurirahmat dan anugerah Allah yang diterimanya dalam 25 tahunimamatnya kepada orangkecil, kaum miskin dan tak berdaya.
Tuhan telah memberi cuma-cuma kepada anak petani kecildan penghasilan tidak jelas. Ayahnya tidakpunya kebun dan sawah yang luas untuk mencukupi kebutuhan hidupsehari-hari, sehingga dia menjadi petani penggarap yang berpindah darisatu daerah ke daerah lain.
"Orang tua saya jadi petani penggarap sawah di Nangalanang(Manggarai Timur) dandi Lembor(Manggarai Barat). Bapaksering keluar masuk kampung untukfoto-foto. Itu dilakukan untuk menambah penghasilan.Saya ikutbantu kerja dengan menjual kayu api, garam dan jagung di KotaRuteng,"kenang Mgr. Hubertus .
Menurut Mgr. Hubertus, Tuhansungguh menyatakan rahmatnya kepada orang orang kecil. Rahmat panggilansebagai apa saja diberikan secara cuma-cuma, bukan karena kepintaran, kehebatan atau kekayaan.
"Saya tidak pintar,juga tidak pandai. Di sekolah,ada yang jauh lebih pintar dari saya. Saya juga tidak pandaibicara. Karena itu,apa yang saya alami merupakan karunia Tuhan kepada sayasecara gratis. Tantangan bagi saya adalah apakah saya bisa memberikancuma-cuma kepada orang lain?"ujar anak sulung dari pasangan MartinusJelanda (Alm) dan Ibu Brigita Madut (Alm).
Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, mewakili umatKatolik di Manggarai Raya, mengatakan perayaan imamat 25 tahun merupakan momentum refleksi, melihat kembali apa saja yang terjadi dalam perjalanan 25 tahun imamat. Hal terpenting dari refleksi itu adalah mengenal diri sendiri yang sangat sulit ketimbang mengenal dan berbicara tentang orang lain.
"Ini momen penting menimba energi baru untuk ziarah perjalanan selanjutnya. Refleksi itu bukan saja untuk Mgr.Hubertus, tetapi bagi semua umat di ManggaraiRayauntuk terus memotivasi diri,keluarga, dan masyarakat,"ucap Chris dalam perayaan yang dihadiri Wabup Manggarai, Dr.Deno Kamelus, S.H, M.H, Ketua DPRd Manggarai, Yospeh Bom, ratusan umat dan undangan dari Malang, Denpasar, Jakarta dan Kupang. (eugenius moa)
Sumber: Pos Kupang