Norma Dimakamkan Pakai Baju Pengantin

ilustrasi
BOLMUT, TRIBUN -  Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang menelan korban jiwa terjadi di Jalan Trans Sulawesi, Selasa (19/6/2012) malam. Lima  orang yang masih berkerabat meninggal di tempat kejadian di Posiangga, Desa Pasir Putih, Kecamatan Sangtongbolang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Informasi yang dihimpun Tribun Manado menyebutkan, kecelakan terjadi sekitar pukul 21.30 Wita. Sebanyak 25 warga Desa Sang, Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bomong Utara (Bolmut) akan kembali ke desanya setelah mengikuti acara 40 hari meninggalnya kerabat mereka di Desa Pasir Putih.

Puluhan orang tersebut menggunakan satu kendaraan pick-up (bak terbuka) Isuzu Panther yang dikemudikan Christianus Makagiantang (35). Sebanyak 22 orang berjejal di bak terbuka yang berukuran sekitar 3x4 meter. Sisanya di depan bersama sopir. Mobil bernomor polisi DB 8215 AD ini diperkirakan melaju dengan cepat. Saat mencapai turunan Posiangga, ban kanan belakang mobil pecah. Sopir hilang kendali, mobil oleng dan sempat menyambar mobil Avanza yang berada di depan.
"Moncong kendaraan menyambar bagian kanan belakang. Sambaran tersebut tidak terlalu keras karena saya masih bisa menjaga kestabilan mobil," ujar Arifin Sanggilang (34), sopir Avanza yang disenggol Panther saat ditemui, Rabu (20/6/2012).

Arifin melihat kejadian yang mengenaskan. "Setelah keluar dari jalur jalan, Panther itu tak terkendali dan menabrak pohon mangga sampai kendaraan tersebut berbalik arah. Orang-orang di kendaraan seakan-akan tumpah ke jalan," ujar Arifin.

Warga Kuanga, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolmut ini melihat orang-orang jatuh bergelimpangan. Dia langsung menepikan kendaraannya.  "Beberapa di antaranya tampak coba berdiri, namun ada juga yang memang tampaknya meninggal di tempat," tambah Arifin.

Catatan kepolisian, lima orang meninggal dunia di tempat dan 17 orang mengalami luka-luka. Lima orang yang meninggal termasuk pasangan suami istri, Andreas Tawera (42) dan Nebrida Kangihide. Sementara yang lainya adalah Norma Sendi Nganeng (32), Menci Lahemba (30) dan Linda Marten (31). Kepala Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Bolmong AKP Muhammad Islam Amrullah mengatakan,  korban luka ringan dirawat di Puskemas Maelang. "Ada juga beberapa yang dirujuk ke rumah sakit yang ada di Manado," katanya.  Mobil Panther diamankan sebagai barang buktu, sementara sopirnya menjalani pemeriksaan. 

Pakai Baju Pengantin

Hanya dalam sekejap kakak-beradik Jufenly dan Budi Tawera, menjadi yatim piatu. Orangtua bocah berusia 10 dan 8 tahun ini, Andreas Tawera dan Menci Lahemba, meninggal dunia pada lakalantas di  Posiangga, Selasa (19/6) malam. Dua bocah ini pun harus menyaksikan bagaimana kedua orangtua dimakamkan di Desa Sang, Kecamatan Sangtongbolang, Kabupaten Bolmut, Rabu (20/6). "Mereka tak bicara sepatah kata pun. Mereka hanya menyaksikan pemakanan tersebut," ujar Andres, paman Andreas Tawera.

Andres mengatakan, keluarganya kebingungan mengurus kedua anak itu ke depan. Bukan karena tidak ada yang menanggung biaya atau kebutuhan lainya, tapi masalah kedekatan antara dengan orangtua mereka. "Keduanya tak mau dilepaskan dari ayah-ibunya. Ini yang kami pikirkan, bagaimana agar mereka bisa melepaskan dukanya," katanya.

Dia pun bercerita ketika sang keponakan solah memberikan isyarat sebelum kematiannya. "Satu hari sebelum sebelum melayat tersebut, Andreas sempat mengatakan akan pergi namun tak akan kembali," tambahnya.

Sementara itu, Norma Sendi Nganeng, korban meninggal lainnya, juga seolah memberikam isyarat sebelum kejadian tersebut. Norma yang meninggal sambil memeluk sang buah hati, Keitry,  mengatakan ingin memakai baju pengantin. "Perkataan tersebut ia sampaikan saat akan memberi pakaian pengantin," tambah Andres. Keinginan Norma pun akhirnya dipenuhi warga Desa Sang yang memakamkannya. Perempuan yang meninggal pada usia 32 tahun ini, dimakamkan dengan memakai baju pengantin lengkap. (suk)


Waspada di Trans Sulawesi


PARA pengendara disarankan lebih waspada bila melintas di Jalan Trans Sulawesi khususnya yang berada di wilayah Bolmong Raya. Pasalnya bukan sekali ini saja terjadi kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa manusia.

Sebagai jalur utama yang menghubungkan berbagai kota di Sulawesi jalur jalan tersebut sangat padat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kepadatan lalulintas bisa dilukiskan berlangsung nonstop selama 24 jam.

Menurut data Polres Bolmong, sejak tahun 2010 hingga bulan Juni 2012 tercatat
173 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah tersebut. Tahun 2010 terdapat 86  peristiwa  lakalantas dengan korban tewas  91 orang dan kerugian material senilai Rp 492 juta. Pada tahun 2011  terjadi 140 peristiwa lakalantas dengan korban meninggal 73 orang dan kerugian material sebesar Rp 659 juta.
Tahun ini tercatat sembilan korban meninggal dunia di wilayah Bolmong Raya.

Pada 7 Februari 2012, peristiwa nahas menimpa Kartini  Mokodomu, warga Kelurahan Mongondow, Kotamobagu. Tanggal 24 Mei 2012 kecelakaan lalin terjadi lagi di Kelurahan Mongondow, Kotamobagu yang merenggut nyawa    Sawal Modeong. Puncaknya terjadi bulan Juni ini. Tanggal 12 Juni kecelakaan lalulintas menewaskan  warga    Kelurahan Mongondow, Kotamobagu. Dan,  pada tanggal 19 Juni 2012 terjadi dua kecelakaan lalulintas di tempat berbeda dengan total korban enam orang. (suk)


173 Tewas Sejak 2010
2010:         91 Tewas,  108 Luka-Luka
2011:         73 Tewas,  201 Luka-Luka
2012:          9 Tewas (hingga 19 Juni)
Sumber: Polres Bolmong

Sumber: Tribun Manado 21 Juni 2012 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes