DIA seorang guru jurnalistik yang brilian dan agung. Dia pemimpin yang mengenal dengan baik setiap anak buahnya. Begitulah seorang Valens Goa Doy di mata mereka yang pernah menjadi murid atau rekan kerjanya. Berikut kesan mereka tentang almarhum.
Agus Ismunarno (PU/Pemred Bangka Pos)
Bagi saya ia guru jurnalistik yang agung. Guru jurnalis kebangsaan yang mampu menciptakan aliran jurnalisme yang khas. Ia juga bapak yang baik, yang tahu kebutuhan anak, karyawannya. Ialah gembala yang baik di dunia jurnalis.
Alfred Lande (Redaktur Harian Surya, Surabaya)
SAYA sulit memberi komentar tentang sosok Om Valens. Terlalu banyak pesan dan kesan dari beliau yang amat berharga. Saya punya cita- cita untuk menulis buku tentang beliau. Salah satu pesan Om Valens yang belum saya lakukan adalah menulis laporan khusus soal Celah Timor di Harian Surya. Ini utang saya kepada beliau dan kepada warga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Febi Mahendra Putra (Wakil PU Tribun Batam)
Valdo memberi inspirasi mengenai jurnalisme terkini dan ke depan sehingga produk pers dapat ditangkap maknanya dengan mudah dan cepat. Selamat jalan Om Valdo.
Hans Ch Louk (Anggota KPUD NTT)
Kita kehilangan seorang guru jurnalistik terbaik. Saya bersyukur pernah bekerja dengan beliau ketika di Harian Surya dan Pos Kupang. Om Valens mendidik wartawan untuk total bekerja, ulet dan pantang menyerah. Dia seorang pemimpin yang bijaksana.
Paschalis Tho (Fotografer Pos Kupang)
Dia seorang yang murah hati. Suatu malam di tahun 1993, kami jalan- jalan dengan mobilnya di Kupang. Tidak jelas tujuanya, saya cuma diminta mengemudikan mobilnya hati-hati. Saat kembali ke kantor, ia menitipkan uang Rp 150.000,00 kepada saya. "Ostho uang ini bukan buat you. Kau serahkan untuk satpam dan sopir Pos Kupang". Saya sangat terkesan akan perhatiannya.
Hyeronimus Modo (Redaktur Pelaksana Pos Kupang)
Saya pernah mengikuti beliau ketika merintis koran Pos Maluku, Tifa Irian di Jayapura dan Suara Timor Timur tahun 1989-1993. Beliau seorang wartawan brilian. Pekerja ulet. Gagasan-gagasanya selalu baru. Om Valens sangat menghargai prestasi orang. Dia berani ambil dari kocek sendiri untuk memberi motivasi.
Benny Dasman (Redaktur Pelaksana Pos Kupang)
Om Valens gila kerja. Ketika bersama di Pos Kupang tahun 1992-1994, kami bisa rapat redaksi dan bisnis jam sepuluh malam bahkan jam 03.00 atau 04.00 dinihari. Beliau sangat marah terhadap wartawan yang kerjanya setengah hati. Kegilaannya dalam bekerja membuat Om Valens sering lupa menjaga kesehatannya.
Etty Turut (manajer PSDM Pos Kupang)
Om Valens adalah pemimpin yang mengenal setiap karyawan atau anak buahnya dengan baik. Bijaksana.
Yusran Pare (Pemred Metro Bandung)
Om Valens bukan sekadar kebanggaan orang Flores atau NTT. Dia wartawan besar negeri ini. Valens Doy adalah karunia bagi bangsa kita. Indonesia kehilangan seorang guru jurnalis yang luar biasa.
Paul Bola (wartawan-Kupang)
Om Valdo pemotivator ulung. Tak ada kata sulit, selalu ada solusi. Valdo ingatkan bahwa wartawan adalah manusia yang berkarya bagi peningkatan martabat manusia, bukan sekadar cari nafkah.
Yosni Herin (wartawan, Jakarta)
Pers nasional telah kehilangan seorang guru terbaik. Selamat jalan Om Valens Goa Doy, kami selalu kenang jasamu.
Viktus Murin (Redaktur Harian Proaksi-Jakarta)
Om Valens adalah motivator ulung, guru yang paripurna dan pemimpin yang ikhlas pada idealisme kehidupan.
Daniel B Ratu (wartawan Metro TV-Kupang)
Bagi kita wartawan muda, Om Valens memberikan motivasi terbaik. Bersama beliau kita selalu mendapat semangat baru. Kita kehilangan seorang guru jurnalistik.
Agus Ismunarno (PU/Pemred Bangka Pos)
Bagi saya ia guru jurnalistik yang agung. Guru jurnalis kebangsaan yang mampu menciptakan aliran jurnalisme yang khas. Ia juga bapak yang baik, yang tahu kebutuhan anak, karyawannya. Ialah gembala yang baik di dunia jurnalis.
Alfred Lande (Redaktur Harian Surya, Surabaya)
SAYA sulit memberi komentar tentang sosok Om Valens. Terlalu banyak pesan dan kesan dari beliau yang amat berharga. Saya punya cita- cita untuk menulis buku tentang beliau. Salah satu pesan Om Valens yang belum saya lakukan adalah menulis laporan khusus soal Celah Timor di Harian Surya. Ini utang saya kepada beliau dan kepada warga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Febi Mahendra Putra (Wakil PU Tribun Batam)
Valdo memberi inspirasi mengenai jurnalisme terkini dan ke depan sehingga produk pers dapat ditangkap maknanya dengan mudah dan cepat. Selamat jalan Om Valdo.
Hans Ch Louk (Anggota KPUD NTT)
Kita kehilangan seorang guru jurnalistik terbaik. Saya bersyukur pernah bekerja dengan beliau ketika di Harian Surya dan Pos Kupang. Om Valens mendidik wartawan untuk total bekerja, ulet dan pantang menyerah. Dia seorang pemimpin yang bijaksana.
Paschalis Tho (Fotografer Pos Kupang)
Dia seorang yang murah hati. Suatu malam di tahun 1993, kami jalan- jalan dengan mobilnya di Kupang. Tidak jelas tujuanya, saya cuma diminta mengemudikan mobilnya hati-hati. Saat kembali ke kantor, ia menitipkan uang Rp 150.000,00 kepada saya. "Ostho uang ini bukan buat you. Kau serahkan untuk satpam dan sopir Pos Kupang". Saya sangat terkesan akan perhatiannya.
Hyeronimus Modo (Redaktur Pelaksana Pos Kupang)
Saya pernah mengikuti beliau ketika merintis koran Pos Maluku, Tifa Irian di Jayapura dan Suara Timor Timur tahun 1989-1993. Beliau seorang wartawan brilian. Pekerja ulet. Gagasan-gagasanya selalu baru. Om Valens sangat menghargai prestasi orang. Dia berani ambil dari kocek sendiri untuk memberi motivasi.
Benny Dasman (Redaktur Pelaksana Pos Kupang)
Om Valens gila kerja. Ketika bersama di Pos Kupang tahun 1992-1994, kami bisa rapat redaksi dan bisnis jam sepuluh malam bahkan jam 03.00 atau 04.00 dinihari. Beliau sangat marah terhadap wartawan yang kerjanya setengah hati. Kegilaannya dalam bekerja membuat Om Valens sering lupa menjaga kesehatannya.
Etty Turut (manajer PSDM Pos Kupang)
Om Valens adalah pemimpin yang mengenal setiap karyawan atau anak buahnya dengan baik. Bijaksana.
Yusran Pare (Pemred Metro Bandung)
Om Valens bukan sekadar kebanggaan orang Flores atau NTT. Dia wartawan besar negeri ini. Valens Doy adalah karunia bagi bangsa kita. Indonesia kehilangan seorang guru jurnalis yang luar biasa.
Paul Bola (wartawan-Kupang)
Om Valdo pemotivator ulung. Tak ada kata sulit, selalu ada solusi. Valdo ingatkan bahwa wartawan adalah manusia yang berkarya bagi peningkatan martabat manusia, bukan sekadar cari nafkah.
Yosni Herin (wartawan, Jakarta)
Pers nasional telah kehilangan seorang guru terbaik. Selamat jalan Om Valens Goa Doy, kami selalu kenang jasamu.
Viktus Murin (Redaktur Harian Proaksi-Jakarta)
Om Valens adalah motivator ulung, guru yang paripurna dan pemimpin yang ikhlas pada idealisme kehidupan.
Daniel B Ratu (wartawan Metro TV-Kupang)
Bagi kita wartawan muda, Om Valens memberikan motivasi terbaik. Bersama beliau kita selalu mendapat semangat baru. Kita kehilangan seorang guru jurnalistik.