PERISTIWA politik yang langka terjadi Filipina, negeri dengan penduduk mayoritas beragama Katolik. Pastor Eddie Panlilio menang dalam pemilihan gubernur awal pekan ini. Panlilio tercatat sebagai pastor pertama di Filipina yang menjadi gubernur. Dia mengalahkan dua calon dari partai berkuasa, termasuk gubernur yang sedang memimpin.
Eddie Panlilio, yang sampai dua bulan lalu adalah pastor di Gereja St. Jakobus Rasul, mengatakan bahwa ia memutuskan ikut dalam pemilihan Gubernur Propinsi Pampanga guna memberikan pilihan alternatif kepada rakyat propinsi itu.
Propinsi Papanga, sekitar 60 km utara Manila, dikenal sebagai pusat kegiatan prostitusi dan judi ilegal di Filipina. Selama ini daerah itu dikuasi dua kelompok politik yang saling bertentangan. Propinsi itu merupakan daerah asal Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo.
"Di sini telah terjadi kerusakan moral yang luar biasa," kata Pastor Panlilio. Dikatakannya, problem utama propinsi itu adalah praktek korupsi yang sudah membudaya di tengah kehidupan masyarakat.
Kendati melawan ketentuan pimpinan Gereja Katolik serta melanggar konstitusi Gereja Katolik Roma yang tegas memisahkan antara peranan gereja dan negara -- dia meninggalkan tugasnya sebagai pastor dua bulan lalu demi mengikuti pemilihan gubernur, dan dia memenangkannya.
Panlilio unggul atas calon lainnya, Lilia Pineda, istri pemimpin mafia judi di Pampanga yang didukung Presiden Arroyo. Dia juga mengalahkan gubernur yang sedang berkuasa, Mark Lapid, seorang aktor dan anak senator terkemuka yang terindikasi terlibat dalam praktek korupsi di propinsi itu.
"Saya percaya pilihan saya masuk dunia politik lebih penting dari sekadar urusan gereja dan negara yang batasnya sangat tipis itu," katanya kepada reporter TV Al Jazeera setelah penyelenggara pemilu mengkonfirmasikan kemenangannya.
"Ini banyak berarti dalam pelayanan kepada masyarakat, saya percaya itu," katanya lagi.
Dibantu ribuan sukarelawan, pastor itu memenangkan pertarungan politik lewat kampanye yang tidak lazim. Dia tidak membutuhkan mesin politik partai serta dana yang memadai.
Uskup Agung Angel Lagdameo, Presiden Konferensi Uskup Filipina, mengucapkan selamat kepada Panlilio namun mengingatkan bahwa kasusnya itu merupakan sebuah pengecualian. Dia perlu menunggu keputusan lebih lanjut dari pimpinan Gereja Katolik sedunia.
Sebagai gubernur terpilih, Panlilio kini memiliki musuh. Beberapa di antara mereka bahkan sudah berusaha menghancurkan hidupnya. Dalam perannya yang baru sekarang, Panlilio harus menanggalkan kehidupan pastor dan kemana- mana selalu didampingi pengawal. (Sumber:al jazeera/osi). Pos Kupang, 26 Mei 2007, halaman 15