KUPANG, PK--Tim kampanye tiga pasangan calon gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2008-2013, Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (Fren), Gaspar Parang Ehok- Julius Bobo (Gaul) dan IA Medah-Paulus Moa (Tulus) memberikan sikap yang berbeda terkait berubahnya data pemilih terdaftar (DPT). Tulus menyatakan menerima, sedangkan Fren dan Gaul akan meminta klarifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT.
Demikian pernyataan perwakilan ketiga paket ini saat dihubungi Pos Kupang, Minggu (25/5/2008). Wakil Ketua I Tim Pemenangan Paket Tulus, Gustaf Jacob mengatakan, paket Tulus menerima keputusan KPU NTT tentang perubahan DPT sebagaimana disampaikan saat rapat koordinasi dengan tim kampanye, Rabu (21/5/2008).
Menurutnya, sehari setelah rapat koordinasi ini, paket Tulus langsung membahasnya. "Kami sudah bahas sehari setelah rapat dengan KPU NTT tentang jadwal kampanye dan penyampaian tentang perubahan itu. Pada prinsipnya kami menerima keputusan KPU NTT tersebut dengan catatan ini sudah final dan benar," ujarnya. Agak berbeda dengan Tulus, paket Fren dan Gaul menyatakan belum mengambil keputusan secara tegas karena masih harus meminta penjelasan KPU NTT.
Sekretaris Tim Pemenangan Fren, Piet Djami Rebo, melalui ponselnya mengatakan, pihaknya masih mengkaji beberapa isu terkait perubahan DPT. "Kami masih akan menanyakan ke KPU NTT beberapa hal yang dalam pandangan kami belum jelas," katanya.
Penjelasan serupa juga disampaikan Ketua Koalisi Abdi Flobamora yang mengusung paket Gaul, John Dekresano. Menurut Dekresano, tim kampanye Gaul belum membahas persoalan ini secara mendalam. Tetapi kalau ditemukan ada hal- hal yang mencurigakan, pihaknya akan meminta klarifikasi dari KPU NTT dalam waktu dekat.
Anggota KPU NTT, Hans Louk, saat jumpa pers di Sekretariat KPU NTT, Sabtu (24/5/2008), menjelaskan, pengurangan data pemilih seperti di Kabupaten Flores Timur lebih dari 7 ribu orang karena kesalahan teknis pengentrian data. Ia mencontohkan, ada kasus pendobelan nama atau nomor urut mengalami lompatan.
Tentang daerah yang mengalami penambahan jumlah pemilih, Hans Louk mengatakan, terdapat kesalahan penghitungan total pemilih di tingkat PPS. Menurutnya hal ini bisa dimaklumi karena perhitungannya masih manual.
Ditanya tentang persiapan ketiga paket ini sehubungan dengan pembukaan kampanye hari ini, Senin (26/5/2008), baik Gustaf, Djami Rebo maupun Dekresano menyatakan siap. Mengenai kemungkinan tidak digelarnya paripurana DPRD NTT tentang pemaparan visi misi calon, ketiganya kembali memberikan penjelasan yang berbeda.
Menurut Dekresano, paripurna DPRD mendengarkan visi misi calon memang diatur oleh aturan. Namun kalau pada hari yang dijadwalkan belum bisa terlaksana, ia mengusulkan untuk menyerahkan secara tertulis. "Substansinya ialah Dewan mengetahui visi misi calon. Kalau satu dan lain alasan sehingga paripurna belum digelar, saya kira alternatif lainnya adalah menyerahkan secara tertulis," ujarnya.
Bagi Gustaf, rapat paripurna DPRD NTT sesuatu yang harus dibuat karena perintah aturan. Namun kalau DPRD NTT belum mempunyai agenda tentang hal ini, ia menyarankan agar pemaparan visi misi itu disesuaikan dengan waktu yang ditetapkan Dewan nanti.
Sementara Djami Rebo enggan mengomentari hal ini karena mengaku tidak ikut membahas persoalan ini. "Saya baru dari luar daerah sehingga ada hal-hal seperti itu yang saya tidak ikuti," jawabnya singkat. (dar)
Pos Kupang edisi Senin, 26 Mei 2008 halaman 1
Demikian pernyataan perwakilan ketiga paket ini saat dihubungi Pos Kupang, Minggu (25/5/2008). Wakil Ketua I Tim Pemenangan Paket Tulus, Gustaf Jacob mengatakan, paket Tulus menerima keputusan KPU NTT tentang perubahan DPT sebagaimana disampaikan saat rapat koordinasi dengan tim kampanye, Rabu (21/5/2008).
Menurutnya, sehari setelah rapat koordinasi ini, paket Tulus langsung membahasnya. "Kami sudah bahas sehari setelah rapat dengan KPU NTT tentang jadwal kampanye dan penyampaian tentang perubahan itu. Pada prinsipnya kami menerima keputusan KPU NTT tersebut dengan catatan ini sudah final dan benar," ujarnya. Agak berbeda dengan Tulus, paket Fren dan Gaul menyatakan belum mengambil keputusan secara tegas karena masih harus meminta penjelasan KPU NTT.
Sekretaris Tim Pemenangan Fren, Piet Djami Rebo, melalui ponselnya mengatakan, pihaknya masih mengkaji beberapa isu terkait perubahan DPT. "Kami masih akan menanyakan ke KPU NTT beberapa hal yang dalam pandangan kami belum jelas," katanya.
Penjelasan serupa juga disampaikan Ketua Koalisi Abdi Flobamora yang mengusung paket Gaul, John Dekresano. Menurut Dekresano, tim kampanye Gaul belum membahas persoalan ini secara mendalam. Tetapi kalau ditemukan ada hal- hal yang mencurigakan, pihaknya akan meminta klarifikasi dari KPU NTT dalam waktu dekat.
Anggota KPU NTT, Hans Louk, saat jumpa pers di Sekretariat KPU NTT, Sabtu (24/5/2008), menjelaskan, pengurangan data pemilih seperti di Kabupaten Flores Timur lebih dari 7 ribu orang karena kesalahan teknis pengentrian data. Ia mencontohkan, ada kasus pendobelan nama atau nomor urut mengalami lompatan.
Tentang daerah yang mengalami penambahan jumlah pemilih, Hans Louk mengatakan, terdapat kesalahan penghitungan total pemilih di tingkat PPS. Menurutnya hal ini bisa dimaklumi karena perhitungannya masih manual.
Ditanya tentang persiapan ketiga paket ini sehubungan dengan pembukaan kampanye hari ini, Senin (26/5/2008), baik Gustaf, Djami Rebo maupun Dekresano menyatakan siap. Mengenai kemungkinan tidak digelarnya paripurana DPRD NTT tentang pemaparan visi misi calon, ketiganya kembali memberikan penjelasan yang berbeda.
Menurut Dekresano, paripurna DPRD mendengarkan visi misi calon memang diatur oleh aturan. Namun kalau pada hari yang dijadwalkan belum bisa terlaksana, ia mengusulkan untuk menyerahkan secara tertulis. "Substansinya ialah Dewan mengetahui visi misi calon. Kalau satu dan lain alasan sehingga paripurna belum digelar, saya kira alternatif lainnya adalah menyerahkan secara tertulis," ujarnya.
Bagi Gustaf, rapat paripurna DPRD NTT sesuatu yang harus dibuat karena perintah aturan. Namun kalau DPRD NTT belum mempunyai agenda tentang hal ini, ia menyarankan agar pemaparan visi misi itu disesuaikan dengan waktu yang ditetapkan Dewan nanti.
Sementara Djami Rebo enggan mengomentari hal ini karena mengaku tidak ikut membahas persoalan ini. "Saya baru dari luar daerah sehingga ada hal-hal seperti itu yang saya tidak ikuti," jawabnya singkat. (dar)
Pos Kupang edisi Senin, 26 Mei 2008 halaman 1