SOE, PK -- Calon Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay mengingatkan masyarakat yang tinggal di Pulau Timor agar jangan menjadi penonton dalam Pilgub NTT. Sudah saatnya pribumi Timor (atoin meto) menduduki salah satu pucuk pimpinan di NTT.
"Banggalah saudara-saudara semua. Selama 50 tahun NTT belum pernah ada orang Timor yang jadi gubernur, wakil gubernur atau sekda. Dari tiga paket yang muncul dalam pertarungan Pilkada NTT 2008, hanya paket Fren saja yang mengusung orang Timor menjadi calon Wakil Gubernur NTT," kata Esthon Foenay ketika tampil berkampanye di Lapangan Puspenmas SoE, Rabu (28/5/2008).
Esthon yang saat naik ke panggung mengenakan baju adat Timor berulang kali mengatakan, sudah saatnya atoin meto menduduki salah satu jabatan pucuk pimpinan NTT. "Jangan sampai orang Timor menjadi penonton di daerah sendiri," katanya.
Esthon tampil di panggung kampanye di TTS tanpa Frans Lebu Raya. Esthon didampingi juru kampanye (Jurkam) Paket Fren, diantaranya, Drs. Pieter R Lobo, M.Si, Drs. Godlief Tobe dan Ny. Amelia Nomleni.
Esthon mengatakan, sebanyak 56 persen pemilih di NTT adalah atoin meto. Untuk itu, tidak ada kata lain dalam Pilgub NTT bagi masyarakat Timor selain mendukung atoin meto utuk memimpin NTT.
"Saat Frans Lebu Raya meminta saya untuk mendampinginya dalam pertarungan Pilkada sebagai calon wakil gubernur, saya optimis sudah saatnya salah satu putra Timor menjadi salah satu pucuk pimpinan NTT. Kalau tidak sekarang kapan lagi saudara-saudara," ujar Esthon disambut tepuk tangan pendukungnya Fren.
Rabu kemarin, Frans Lebu Raya berkampanye di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada dua tempat yaitu di Desa Mansena, Kecamatan Insana Barat dan di Kiupukan, Kecamatan Insana.
Kepada masyarakat TTU, Lebu Raya juga meminta mendukung atoin meto memimpin NTT.
"Pak Esthon merupakan orang Timor satu-satunya yang masuk dalam Pilkada. Pak Esthon juga orang TTU sehingga sangat pantas kalau masyarakat TTU memilih pasangan Fren untuk memimpin NTT lima tahun ke depan. Kemenangan di TTU harus kita awali dari Insana, wilayah paling Timur di TTU. Untuk itu saya mengajak semua warga TTU, petani, pedagang, nelayan, peternak, guru, keluarga polisi/TNI, olahragawan, tokoh masyarakat, tokoh adat, untuk jangan lupa tanggal 14 Juni 2008 nanti jatuhkan pilihan pada gambar paling kiri Nomor I tulisan Fren. Lihat muka saya baik-baik sehingga pada harinya nanti tidak salah tusuk," ujar Lebu Raya.
Dia mengatakan, Fren tidak menyampaikan program yang muluk-muluk. Program yang ditawarkan sesuai dengan realitas masyarakat. "Fren tidak sedang mengobral janji. Kalau ada yang datang bilang mau sekolah gratis, itu tidak akan mungkin. Saya sangat paham tentang bagaimana pengelolaan APBD. PAD NTT sangat terbatas dan kalau mau diarahkan hanya ke sekolah gratis, lalu bagaimana dengan program-program lainnya. Fren memberikan program yang riil," katanya.
Mengakhiri kampanyenya, Lebu Raya memohon maaf karena Fren tidak bisa menemui semua warga dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung. "Pesan saya, sebutkan selalu Fren, Nomor I pada setiap kesempatan, baik itu di sekolah, pasar, kendaraan, di tempat kedukaan, dan dimana saja. Dan pastikan bahwa Fren menjadi pemenang dalam Pilkada," ujarnya.
Suasana kampanye Lebu Raya terasa hidup karena dipandu master ceremony (MC) kondang yang adalah Putra Rote Ndao, Bastian Dethan. Bastian memberi guyonan segar dan joke-joke ringan sehingga pendukung dan simpatisan Fren tertawa terbahak-bahak. (aly/yon)
Pos Kupang edisi Kamis, 29 Juni 2008.
"Banggalah saudara-saudara semua. Selama 50 tahun NTT belum pernah ada orang Timor yang jadi gubernur, wakil gubernur atau sekda. Dari tiga paket yang muncul dalam pertarungan Pilkada NTT 2008, hanya paket Fren saja yang mengusung orang Timor menjadi calon Wakil Gubernur NTT," kata Esthon Foenay ketika tampil berkampanye di Lapangan Puspenmas SoE, Rabu (28/5/2008).
Esthon yang saat naik ke panggung mengenakan baju adat Timor berulang kali mengatakan, sudah saatnya atoin meto menduduki salah satu jabatan pucuk pimpinan NTT. "Jangan sampai orang Timor menjadi penonton di daerah sendiri," katanya.
Esthon tampil di panggung kampanye di TTS tanpa Frans Lebu Raya. Esthon didampingi juru kampanye (Jurkam) Paket Fren, diantaranya, Drs. Pieter R Lobo, M.Si, Drs. Godlief Tobe dan Ny. Amelia Nomleni.
Esthon mengatakan, sebanyak 56 persen pemilih di NTT adalah atoin meto. Untuk itu, tidak ada kata lain dalam Pilgub NTT bagi masyarakat Timor selain mendukung atoin meto utuk memimpin NTT.
"Saat Frans Lebu Raya meminta saya untuk mendampinginya dalam pertarungan Pilkada sebagai calon wakil gubernur, saya optimis sudah saatnya salah satu putra Timor menjadi salah satu pucuk pimpinan NTT. Kalau tidak sekarang kapan lagi saudara-saudara," ujar Esthon disambut tepuk tangan pendukungnya Fren.
Rabu kemarin, Frans Lebu Raya berkampanye di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada dua tempat yaitu di Desa Mansena, Kecamatan Insana Barat dan di Kiupukan, Kecamatan Insana.
Kepada masyarakat TTU, Lebu Raya juga meminta mendukung atoin meto memimpin NTT.
"Pak Esthon merupakan orang Timor satu-satunya yang masuk dalam Pilkada. Pak Esthon juga orang TTU sehingga sangat pantas kalau masyarakat TTU memilih pasangan Fren untuk memimpin NTT lima tahun ke depan. Kemenangan di TTU harus kita awali dari Insana, wilayah paling Timur di TTU. Untuk itu saya mengajak semua warga TTU, petani, pedagang, nelayan, peternak, guru, keluarga polisi/TNI, olahragawan, tokoh masyarakat, tokoh adat, untuk jangan lupa tanggal 14 Juni 2008 nanti jatuhkan pilihan pada gambar paling kiri Nomor I tulisan Fren. Lihat muka saya baik-baik sehingga pada harinya nanti tidak salah tusuk," ujar Lebu Raya.
Dia mengatakan, Fren tidak menyampaikan program yang muluk-muluk. Program yang ditawarkan sesuai dengan realitas masyarakat. "Fren tidak sedang mengobral janji. Kalau ada yang datang bilang mau sekolah gratis, itu tidak akan mungkin. Saya sangat paham tentang bagaimana pengelolaan APBD. PAD NTT sangat terbatas dan kalau mau diarahkan hanya ke sekolah gratis, lalu bagaimana dengan program-program lainnya. Fren memberikan program yang riil," katanya.
Mengakhiri kampanyenya, Lebu Raya memohon maaf karena Fren tidak bisa menemui semua warga dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung. "Pesan saya, sebutkan selalu Fren, Nomor I pada setiap kesempatan, baik itu di sekolah, pasar, kendaraan, di tempat kedukaan, dan dimana saja. Dan pastikan bahwa Fren menjadi pemenang dalam Pilkada," ujarnya.
Suasana kampanye Lebu Raya terasa hidup karena dipandu master ceremony (MC) kondang yang adalah Putra Rote Ndao, Bastian Dethan. Bastian memberi guyonan segar dan joke-joke ringan sehingga pendukung dan simpatisan Fren tertawa terbahak-bahak. (aly/yon)
Pos Kupang edisi Kamis, 29 Juni 2008.