Tulus Merasa Difitnah

LEWOLEBA, PK -- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013, Ibrahim Agustinus Medah dan Paulus Moa (Paket Tulus) merasa difitnah oleh lawan-lawan politiknya dengan menghembuskan isu- isu negatif.

"Mereka ketakutan dengan Paket Tulus, sebab itu dicari jalan menjatuhkan kami dengan fitnah. Oleh karena itu, jangan cari pemimpin yang merusak lawan dengan fitnah. Belum jadi pemimpin saja sudah memfintah, apalagi kalau sudah jadi, kerjanya hanya fitnah," tandas Medah di hadapan pendukung dan simpatisan Paket Tulus yang memadati kampanye Paket Tulus di lokasi eks Pasar Inpres Lewoleba, Selasa (27/5/2008).

Medah menyebutkan bahwa dirinya difitnah membangun komitmen dengan umat beragama tertentu. Dia juga mengaku telah difitnah dengan cara menyebarkan isu bahwa dirinya menyiapkan lahan untuk membangun 10.000 unit rumah untuk orang beragama tertentu.

"Itu semua fitnah. Isu-isu itu sengaja dilontarkan lawan politik untuk menjatuhkan dan menghambat popularitas dan nama baik Paket Tulus," tegasnya. Menurut Medah, isu-isu negatip itu dihembuskan oleh lawan politiknya yang takut kalau Paket Tulus menang dalam Pilgub.

Duet Tulus dan rombongannya tiba di Lewoleba pukul 13.00 Wita dengan speed boad dari Larantuka. Usai kampanye di Lewoleba, Tulus menggelar kampanye di Pulau Adonara, Selasa siang. Pagi ini, Medah-Moa tampil di Larantuka sebelum melanjutkan perjalanan ke Sikka.
Kampanye perdana di Lewoleba, kemarin, menampilkan juga fungsionaris Golkar, Drs. Andres Duli Manuk (Bupati Lembata) dan Drs. Herman Wutun, (jurkam pusat).

Tawarkan Tiga Program
Medah mengatakan, jika dia bersama Moa terpilih memimpin NTT, maka ada tiga program utama yang dikerjakan selama lima tahun kepemimpinan. Ketiga program itu adalah sektor pendidikan dengan menggratiskan pendidikan SD-SLTA, peningkatan kesehatan masyarakat dengan program kesehatan gratis dan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian masyarakat.

Medah juga menegaskan bahwa rencana pembentukan Propinsi Flores telah dibelokkan dan disesatkan dengan isu pengusiran orang Flores dari Kupang. Padahal gagasan memekarkan wilayah kabupaten dan propinsi merupakan apsirasi murni yang tumbuh dari rakyat yang menghendaki porsi pembangunan bisa lebih cepat dirasakan.

Paulus Moa menegaskan, aspirasi Flores menjadi propinsi telah tumbuh sejak tahun 1958 ketika Komisi Nasrun tiba di Ende. Namun aspirasi itu dicekal dan dikebiri sekelompok orang tertentu yang tidak menghendaki wilayah Flores bisa tumbuh lebih cepat.

"Kami akan realisasikan, kalau kami terpilih. Rakyat Pulau Flores dan Lembata sudah lama menghendaki propinsi sendiri. Supaya pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan bisa lebih cepat dinikmati," tandas Moa, mantan Bupati Sikka ini.

Jurkam Andreas Duli Manuk menegaskan, visi dan misi Paket Tulus sangat sederhana melalui program pendidikan dan kesehatan gratis, ekonomi kerakyatan terbukti mampu dilakukan ketika Medah menjabat Bupati Kupang dan Moa menjabat Bupati Sikka. Dasar pendidikan, pengalaman pemerintahan yang dibangun dari tingkat bawah, kompetensi dan komitmen keduanya sudah teruji.

Manuk mengaku heran, lawan politik memfitnah Paulus Moa dengan isu bahwa Moa tidak tamat APDN, meski mereka seangkatan di bangku kuliah hingga tamat. Manuk optimis Paket Tulus akan menang di Lembata karena Lembata punya pengalaman dan modal memenangkan paket Golkar pada Pilkada 2006.

Herman Wutun memuji program rasional dan strategis yang dirancang Medah-Moa. Peningkatan produktivitas ekonomi kerakyatan yang difokuskan pada sektor pertanian. Program ini sejalan dengan krisis pangan dan bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi masalah global saat ini. Pengalaman dan komitmen memajukan produktivitas pertanian, katanya, akan mampu menolong petani keluar dari masalah kemiskinnan dan pendapatan rendah. (ius)

Pos Kupang edisi Rabu, 28 Mei 2008 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes