Simulasi Pemilu, 16 Orang Eror

KUPANG, PK--Simulasi Pemilu Legislatif 2009 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT di Arena Promosi Kerajinan Fatululi, Kota Kupang, Rabu (4/3/2009), hanya 16 orang dari 100 pemilih yang eror, sedangkan 84 orang sukses mencontreng dengan sempurna untuk DPRRI dan DPRD Propinsi/Kota/Kabupaten. Sedangkan DPD hanya lima orang yang eror dari 100 orang pemilih. 

Juru Bicara KPU NTT, Drs. Djidon de Haan, yang ditemui di sela-sela simulasi itu, menjelaskan, sampel yang diambil sebanyak 100 orang, terdiri dari peserta bimbingan teknik (bimtek), perwakilan pemilih pemula dan wakil masyarakat pinggiran kota yang kurang cakap membaca dan menulis. 

Tujuannya, jelas Djidon, mengukur berapa durasi atau lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang pemilih untuk mengantisipasi jika Pemilu Legislatif tetap dilaksanakan pada 9 April 2009, yang bertepatan dengan hari Kamis Putih. Simulasi juga menguji kecakapan pemilih dalam menggunakan tanda contreng/centang. 

Hasilnya, demikian Djidon, durasi waktu pemungutan suara satu jam sepuluh menit untuk dua perwakilan dengan empat bilik suara. Setiap pemilih menggunakan waktu dua menit sampai enam menit. 

Djidon mengatakan, untuk penghitungan suara masing-masing lembaga perwakilan 30 menit, atau satu jam untuk dua lembaga perwakilan (DPR dan DPD). Ia menjelaskan, simulasi mencari tahu kecerdasan pemilih dalam memberikan suara sah secara sempurna, suara yang dianggap sah dan suara yang tidak sah. 

Menurutnya, perpu baru menyatakan penandaan lebih dari satu kali dianggap sah (bisa tandai lambang parpol dan nama caleg). Tanda lainnya, seperti titik dianggap tidak sah, tapi tanda coblos, centang/contreng tidak sempurna, tanda silang dan garis dianggap sah. 

Darius, pemilih dari pinggiran Kota Kupang yang ditemui saat simulasi mengatakan, ia sudah bisa mencontreng dengan baik. Hanya saja, banyak caleg dengan deretan panjang yang membutuhkan waktu untuk mencarinya. Tapi para caleg telah memberitahu tanda gambar dan nama serta nomor urut mereka sehingga mudah mencarinya. 

"Sebenarnya tidak terlalu sulit memilih. Hanya saja banyak caleg dengan surat suara yang cukup lebar sehingga kami kesulitan mencari caleg pilihan kami. Untuk saat caleg sosialisasi, mereka telah memberitahu lambang partai dan nomor urut mereka sehingga memudahkan kami memilihnya," kata warga Kolhua ini.

Dari Larantuka, Ibukota Kabupaten Flores Timur (Flotim) dilaporkan, Pemkab, DPRD, pimpinan umat beragama dan seluruh masyarakat Flotim berharap Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya pertimbangan lain dari yang telah diputuskan KPU, untuk menunda atau memajukan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Flotim dan NTT umumnya. 

Alasannya, pelaksanaan Pemilu 2009, bertepatan dengan hari Kamis Putih, dimana umat melakukan ritual keagamaan, yang menyedot perhatian umat Kristiani di Kabupaten Flotim, NTT bahkan Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Asisten I Sekab Flotim, dr. Valens Sili Tupen, MKM, yang dihubungi Pos Kupang di Larantuka, Rabu (4/3/2009) malam. Menurut dia, semua alasan rasional mengenai ritual keagamaan yang harus dilaksanakan umat beragama Katolik di Flotim khususnya dan NTT umumnya, sudah disampaikan secara transparan sampai pergi langsung ke pusat (Jakarta). 

"Kami minta agar pemungutan suara Pemilu Legislatif 2009 yang jatuh pada hari Kamis (9/4/2009), diundurkan beberapa hari sesudah perayaan paskah, atau dimajukan ke hari Rabu (8/4/2009). Tetapi KPU Pusat dan pemerintah pusat belum mau mengerti sampai saat ini. Kami berharap Presiden RI, SBY bisa memberi pertimbangan lain dari KPU Pusat untuk mengeluarkan keputusan menunda atau memajukan pelaksanaan pemungutan suara di Flotim dan NTT dengan alasan mengganggu pelaksanaan ritual keagamaan, khususnya agama Kristen," kata Valens.

Valens menjelaskan, upaya Pemkab Flotim dan para tokoh agama, seluruh masyarakat Flotim melalui wakilnya di DPRD Flotim, DPR RI dan DPD sudah maksimal meminta pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 di Flotim dan NTT umumnya dimajukan atau ditunda setelah paskah. Tetapi, belum dikabulkan. Kini, kata Valens, tinggal menunggu keputusan dari Presiden RI, SBY.

Valens menyatakan, Pemkab dan masyarakat Flotim pasrah saja kalau Pemilu Legislatif 2009, tetap dilaksanakan pada Kamis (9/4/2009). Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kata Valens, Pemkab Flotim bersama KPUD Flotim tetap mempersiapkan rakyat untuk menyambut pelaksanaan Pemilu 2009. Hasil pemilu nanti maksimal atau minimal, demikian Valens, masyarakat yang akan menentukan. (gem/art) 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes